Kisah Dokter Berusia 105 Tahun Bernyali Menghardik Saddam Hussein

Bill Frankland pernah diminta untuk mengobati Saddam Hussein, bekerja dengan Alexander Fleming, dan menjadi tahanan perang.

oleh Citra Dewi diperbarui 01 Apr 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2017, 06:48 WIB
Dr Bill Frankland
Dr Bill Frankland (Wikipedia/Walker2721)

Liputan6.com, London - Hampir sepanjang usianya yang 105 tahun, Bill Frankland menjalani kehidupan yang luar biasa. Pria yang berprofesi sebagai dokter itu pernah diminta untuk mengobati Saddam Hussein, bekerja dengan Alexander Fleming, dan menjadi tahanan perang.

Pria yang lahir di Sussex pada 19 Maret 1912 itu, dikenal sebagai "Kakek Alergi". Ia telah membantu ribuan orang setiap tahunnya dengan meyakinkan media untuk menunjukkan jumlah serbuk sari --salah satu penyebab alergi-- dalam tayangan ramalan cuaca.

Di usianya yang senja, hingga kini Frankland masih berkontribusi untuk sejumlah jurnal dan membuka konsultasi terkait alergi. Ia bahkan harus mempekerjakan sekretaris untuk menyusun jadwalnya yang padat.

Frankland merupakan ahli imunologi awal yang berpandangan bahwa alergi disebabkan karena tak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.

Ia dan sejumlah rekannya membuka kemungkinan pengobatan radikal baru untuk penerita alergi seumur hidup dengan menggunakan dosis kecil alergen yang pada dasarnya melatih sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, beberapa puluh tahun lalu Frankland pernah diminta untuk mengobat Saddam Hussein.

"Saya pernah menerima panggilan (pada 1979) untuk memeriksa presiden baru Irak, Saddam Hussein. Mereka mengatakan kepada saya bahwa ia memiliki alergi dan telah diobati dengan sejumlah suntikan desensitize (pengurang rasa sensitif," ujar Frankland seperti dikutip dari The Telegraph, Jumat (31/3/2017).

"Namun sebenarnya ia tak menderita alergi; masalahnya adalah ia merokok 40 batang sehari."

"Saya memintanya untuk berhenti dan jika ia menolak, maka saya tak akan menemuinya lagi. Saya rasa sebelumnya tak ada orang yang berkata seperti itu kepadanya," imbuh Frankland.

Pada saat Perang Dunia II, Frankland bergabung dengan Royal Amy Medical Corps dan dikirim ke Singapura. Dua bulan kemudian, 15 Februari 1942, Jepang menyerbu Negeri Singa.

Rekan-rekannya yang bekerja di Alexandra Hospital tewas di tangan tentara bersenjata Jepang. Frankland berhasil selamat dari serangan tersebut, namun harus bertahan di "neraka" kamp Blakang Mati Island (saat ini Sentosa Island) selama tiga setengah tahun.

Frankland terus menemui pasiennya dalam konsultasi privat hingga berusia 90 tahun. Saat ini ia bertugas sebagai konsultan di Guy's Hospital yang meneliti tentang alergi kacang.

Atas semua kerja kerasnya, pada tahun 2015 di usinya yang ke 103, ia menerima Member of the Order of the British Empire (MBE).

MBE merupakan penghargaan yang diberikan oleh Kerajaan Inggris kepada mereka yang memberikan pelayanan atau prestasi luar biasa kepada masyarakat dengan dampak signifikan dan berjangka panjang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya