Liputan6.com, Manchester - Pihak berwenang Inggris membenarkan dugaan keterlibatan seorang pria dalam serangan bom di konser Ariana Grande di Manchester Arena.
Ia diduga mengenakan perangkat peledak 'yang dipercanggih' untuk melakukan serangan bunuh diri.
Sementara itu, seorang pria berusia 23 tahun telah ditangkap terkait dengan ledakan Manchester yang menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, dan mencederai 59 orang lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari News.com.au padaSelasa (23/5/2017), penangkapan itu diumumkan sesaat setelah Perdana Menteri Theresa May mencela "serangan pengecut menjijikkan" oleh pelaku tunggal bom bunuh diri ketika ribuan penonton muda sedang meninggalkan konser Ariana Grande.
ISIS dilaporkan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Perdana Menteri May menyatakan bahwa polisi dan pihak keamanan akan diberikan semua sumber daya yang diperlukan. "Para teroris itu tidak akan pernah menang dan nilai-nilai kita, negara kita, dan cara hidup kita akan tetap berlanjut."
Kepolisian Manchester Raya telah menerbitkan pernyataan yang membenarkan penangkapan tersebut.
Dikutip dari Fox News, kelompok ISIS mengatakan bahwa salah satu anggotanya menanam bom di tengah kerumunan di Manchester, Inggris.
Kelompok teror itu mengatakan bahwa, "30 orang telah terbunuh dan 70 lainnya cedera". Angka itu lebih besar daripada yang dibenarkan oleh pihak berwenang di Manchester.
Pernyataan ISIS tidak menyebutkan apakah aksi keji itu sebenarnya merupakan serangan bunuh diri.