Demi Tiket Murah, Maskapai Ini Gelontorkan Ide Terbang Berdiri

Keinginan itu diungkapkan oleh VivaColombia setelah menambahkan 50 pesawat Airbus 320 baru ke armadanya. Berminat?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Jul 2017, 17:06 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2017, 17:06 WIB
Demi Tiket Murah, Maskapai Ini Gelontorkan Ide Terbang Berdiri
Demi Tiket Murah, Maskapai Ini Gelontorkan Ide Terbang Berdiri (Independent)

Liputan6.com, Bogota - Maskapai murahVivaColombia kini tengah mempertimbangkan untuk menghilangkan seluruh kursi di pesawat-pesawat mereka. Para penumpang akan berdiri menikmati perjalanan di udara.

Mereka berharap langkah ini akan menurunkan tarif dengan menambah jumlah penumpang bagi kelas pekerja Kolombia dan turis.

Dikutip dari The Independent pada Minggu (2/7/2017), keinginan ini diungkapkan oleh VivaColombia setelah menambahkan 50 pesawat Airbus 320 baru ke armadanya untuk memanfaatkan pasar turis yang berkembang di negara itu. Pesawat baru akan memiliki lebih banyak kursi dan biaya operasional yang lebih rendah. Rencananya, burung besi baru dengan lebih banyak kursi akan beroperasi pada awal 2018.

Pendiri dan CEO VivaColombia, William Shaw, mengatakan kepada Miami Herald bahwa maskapai penerbangan tersebut sedang mempertimbangkan pilihan perjalanan vertikal. Dia berkata, "Ada orang di luar sana sekarang yang meneliti apakah Anda bisa terbang sambi berdiri--kami sangat tertarik dengan apa pun yang membuat perjalanan lebih murah."

Dia menambahkan, "Siapa yang peduli jika Anda tidak memiliki sistem hiburan selama penerbangan satu jam? Siapa yang peduli bahwa tidak ada lantai marmer ... atau bahwa Anda tidak mendapatkan kacang gratis?"

Konsep terbang berdiri bukan terobosan baru dan banyak layanan maskapai telah mempertimbangkan hal itu selama bertahun-tahun. Pada 2003, Airbus mengemukakan gagasan untuk mengizinkan penumpang bersiap dengan "kursi" vertikal.

Ryanair juga mengusulkan area berdiri pada armadanya pada 2010. Pada saat itu, bos Michael O'Leary menggambarkan kursi berdiri sebagai "kursi bar dengan sabuk pengaman" dan menyatakan keraguan apakah sabuk pengaman bahkan diperlukan.

"Pesawat adalah hanya sebuah bus dengan sayap," kata O'Leary saat itu.

"Jika memang ada kecelakaan di pesawat terbang, sabuk pengaman tidak akan menyelamatkan Anda. Anda tidak perlu sabuk pengaman di London Underground. Anda tidak membutuhkan sabuk pengaman di kereta yang melaju dengan kecepatan 120 mil per jam."

Namun, Otoritas Penerbangan Sipil tidak setuju, dan kursi vertikal belum disetujui oleh regulator di negara manapun sejauh ini.

Ketidaksetujuan itu mungkin akan dialami Kolombia. Direktur Penerbangan Sipil Alfredo Bocanegra mengatakan kepada radio RCN bahwa dia tidak menyetujuinya. "Orang harus bepergian seperti manusia," katanya. "Siapa pun yang mengendarai kendaraan umum tahu bahwa berdiri adalah hal yang tak menyenangkan."

 

Saksikan video salah satu korban kecelakaan pesawat jatuh di Kolombia:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya