Liputan6.com, Alaska - Sebuah gunung berapi Alaska yang telah erupsi beberapa kali sejak 2016, kembali memuntahkan abu vulkanik setinggi 30.000 kaki. Akibatnya, peringatan penerbangan pun dikeluarkan.
Menurut Alaska Volcano Observatory (AVO), gunung berapi yang bernama Bogoslof itu mengalami erupsi pada 8 Juli 2017 dan membuat Kepulauan Aleutians berselimut abu.
Baca Juga
"(Gunung Bogoslof) tetap dalam level tinggi dan dalam kondisi yang tidak dapat diprediksi, dan ledakan tambahan yang menghasilkan awan vulkanik berketinggian tinggi dapat terjadi kapan saja," kata observatorium tersebut seperti dikutip dari CNN, Senin (10/7/2017).
Advertisement
Gunung berapi itu berada di bawah jalur penerbangan Asia ke Amerika Utara, sehingga awan vulkanik itu dapat mempengaruhi pesawat terbang.
"Abu dan pesawat terbang tidak (boleh) bercampur, karena abu vulkanik bersifat abrasif, meleleh pada suhu mesin jet, dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin," kata United States Geological Survey (USGS).
Hingga saat ini kode peringatan penerbangan masih dalam level merah.
Menurut AVO, rangkaian erupsi Bogoslof dimulai sejak Desember lalu. Peristiwa erupsi yang terjadi sebelumnya, dapat berlangsung hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Pada Mei 2017, sebuah erupsi memicu dikeluarkannya peringatan penerbangan sementara serupa. Namun, kode peringatannya diturunkan menjadi oranye.
Dalam kondisi seperti itu, pesawat sering diinstruksikan untuk terbang di sekitar atau di atas awan vulkanik. Namun dalam keadaan tertentu, pesawat tidak diizinkan terbang karena bahaya abu vulkanik.
Pada 2010, erupsi gunung berapi Eyjafjallajokull di Islandia menyebabkan pembatalan penerbangan di seluruh Eropa selama enam hari.