Liputan6.com, Washington, DC - Hari ini, 53 tahun lalu, gempa dengan kekuatan super besar mengguncang Amerika Serikat, tepatnya di Alaska. Tak lama, tsunami menyapu kawasan pesisir. Akibatnya sekitar 131 orang tewas.
Gempa terjadi di kawasan Prince Willian Sound dan sekitarnya pada Jumat sore sekitar pukul 17.36 waktu setempat. Peristiwa ini dinamakan Tragedi Good Friday, karena bertepatan dengan liburan umat kristiani di Amerika Serikat.
Baca Juga
Ketika itu, sebagian besar warga tengah berada di rumah. Sontak mereka kabur berlarian ke luar untuk menyelamatkan diri. Puluhan rumah dan bangunan hancur. Sebagian lainnya rusak.
Advertisement
Gelombang tsunami tertinggi terjadi di kawasan Shoup Bay dan Valdez Inlet dengan ketinggian sekitar 219 kaki atau 67 meter, yang menghanyutkan bangunan di kawasan tersebut. Di Chenega, 25 orang dikabarkan terbawa gelombang tsunami.
Korban jiwa terbanyak berasal dari Kawasan Prince Willian Sound, setelah terjadi tanah longsor akibat guncangan gempa dan digulung tsunami. Air limpahan dari lokasi ini juga menyerang daerah tetangga, Port Lades.
Seperti dimuat Live Science, menurut laporan Badan Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa terjadi dalam beberapa menit. Awalnya gempa berkekuatan 8,5 skala Richter (SR). Kemudian naik menjadi 9,2 SR yang memicu tsunami.
Pusat gempa terletak di titik 25 kilometer di bawah daratan, tepatnya 10 kilometer sebelah timur daerah College Fiord, 120 kilometer sebelah timur Anchorage, dan 90 kilometer sebelah barat Valdes.
Gempa Alaska ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat. Dan gempa ini juga menjadi kedua yang paling dahsyat sepanjang sejarah dunia, setelah gempa di Chile berkekuatan 9,5 SR pada 1960 silam.
Lebih lanjut, Menurut majalah LIFE, kekuatan gempa Alaska ini sama dengan 400 kali total energi dari bom nuklir yang pernah diledakkan di era modern. Kerugian dari kerusakan akibat gempa ini mencapai US$ 2,3 miliar.
Sejarah lain mencatat pada 27 Maret 1977, Pesawat Boeing 747 Pan American Airways dan KLM bertabrakan di landasan Bandara de Tenerife Santa Cruz, Kepulauan Canary. Ini menjadi kecelakaan pesawat terbang terbesar sepanjang masa yang menelan korban sebanyak 583 orang.