Gempa Langka 5,8 SR Mengguncang Korea Utara

Gempa berkekuatan 5,8 SR di Korut merupakan peristiwa yang sangat jarang terjadi. Ada apa?

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 13 Jul 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2017, 09:00 WIB
20151111-Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Seoul - Sebuah gempa langka mengguncang Korea Utara pada Kamis dini hari 13 Juli 2017. Lindu tersebut, menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR).

Sebelum akhirnya direvisi, gempa tersebut pada awalnya dilaporkan berkekuatan 6 SR.

Pusat gempa berada di lepas pantai Korea Utara, tepatnya di Laut Jepang atau 180 kilometer tenggara Kota Chongjin, Korut. 

Lindu yang terjadi sangat dalam, yakni sekitar 538 kilometer di bawah dasar laut, dan diperkirakan tak memicu kerusakan apa pun. 

"Gempa dengan kekuatan tersebut sangat tidak biasa, tapi bukan pertama kali terjadi," ucap peneliti USGS, Julie Dutton, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Kamis (13/7/2017).

Dia menjelaskan, gempa di laut dengan kekuatan relatif besar seperti itu pernah terjadi pada 1994.

Gempa dalam beberapa bulan belakangan ini kerap terjadi di Korut. Namun, asal-usulnya tak wajar. Guncangan tak terjadi secara alami, melainkan dipicu oleh uji coba nuklir yang dilakukan rezim yang dipimpin Kim Jong-un.

Namun, untuk gempa Kamis ini, ahli USGS Julie Dutton memastikan itu sama sekali bukan ulah manusia.

Pernyataan Dutton diperkuat keterangan Pentagon. Departemen Pertahanan AS memastikan, beberapa hari belakangan Korut tidak melakukan uji coba senjata baru.

Sebelumnya, pada Jumat, 9 September 2016 , gempa dengan kekuatan 5,3 SR terjadi di Korut.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap melaporkan getaran itu merupakan gempa buatan. Sementara, US Geological Survey (USGS) mengatakan getaran terdeteksi di timur laut Korea Utara, dekat dengan lokasi uji coba nuklir.

'Gempa' 5,3 Skala Ritcher Terjadi di Korut, Tes Nuklir? (CNN)

USGS mengatakan aktivitas seismik terjadi 18 kilometer dari Kota Sungjibeam, Korut, dengan kedalaman 0 kilometer.

Efek getaran kala itu juga terdeteksi oleh sejumlah lembaga pemantau gempa bumi dunia, seperti Amerika Serikat (USGS), Jerman (GFZ), Jepang (JMA), dan Eropa (EMSC).

Lembaga pemantau gempa bumi Indonesia (BMKG) juga mendeteksi gempa akibat uji nuklir itu.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa ledakan terjadi pukul 07.30.03 WIB dengan kekuatan 5,3 SR.

Pusat ledakan terletak pada koordinat 41,20 LU dan 129.07 BT, tepatnya di darat pada jarak 19 km arah timur Kota Sungjibaegam, Korut dengan kedalaman hiposenter 1 kilometer.

Analisis lebih lanjut terhadap data seismik tersebut menunjukkan bahwa sumber ledakan berasal dari sebuah uji coba ledakan nuklir.

Simak video berikut ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya