Â
Â
Liputan6.com, Jakarta - Tanah dan terowongan digali, lautan dalam diselami, hutan belantara disibak, danau pun dikuras--sejumlah pemburu harta karun rela melakukan apa pun demi mendapatkan pundi-pundi kekayaan yang tersembunyi.Â
Advertisement
Namun, keberuntungan ada di pihak sejumlah orang. Tak perlu susah-susah mencari, mereka justru menemukan harta karun di tempat tak terduga: di halaman belakang rumah mereka.Â
Misalnya, pada 2016, Luke dan Alice Irwin memutuskan mengubah sebuah lumbung tua menjadi ruang main tenis meja bagi keluarga.
Seorang tukang listrik yang dipekerjakan kala itu melubangi lapisan lantai setebal 46 cm, dan mengenai sebuah benda keras.Â
Ternyata di sana ada lantai mosaik Romawi Kuno yang dibangun antara tahun 175 dan 220.
Baca Juga
Selain keluarga Irwin, ada sejumlah temuan benda berharga lain di halaman-halaman belakang atau kebun milik keluarga-keluarga yang tempat tinggalnya pernah menjadi latar sejarah.
Seperti diringkas dari Listverse.com pada Senin (17/7/2017), berikut adalah sejumlah kisah temuan harta karun di pekarangan rumah:
1. Perhiasan Berusia 650 Tahun
Andreas K sedang menggali di halaman belakang rumah lalu menemukan beberapa perhiasan dan benda-benda berharga lain berusia beberapa abad.
Benda-benda itu berlumuran lumpur sehingga Andreas sempat tidak menyangka nilainya sungguh luar biasa.
Ia menyimpan benda-benda itu dalam sebuah kotak, lalu disimpan di ruang bawah tanah selama dua tahun hingga ditemukannya kembali pada 2011 ketika sedang membersihkan ruang itu. Lumpurnya telah mengering dan sebagian telah rontok sehingga menampakkan logam mulia dan perhiasan di dalamnya.
Andreas mengunggah foto-foto ke dunia maya. Seorang penggemar amatir arkeologi menganjurkannya melapor kepada Austrian Federal Monument Agency.
Seorang karyawan lembaga itu dengan gembira menyatakan bahwa seperangkat perhiasan yang ditemukan adalah temuan paling berharga harta karun Abad Pertengahan di Austria.
Secara keseluruhan, Andreas menemukan lebih dari 200 cincin, bros, dan benda berhias lainnya. Kebanyakan dihiasi dengan mutiara ataupun karang fosil. Andreas memutuskan untuk memiliki artefak itu walaupun berencana meminjamkannya kepada salah satu museum di Austria.
Advertisement
2. Fosil Langka Paus
Pada 1978, Gary Johnson menemukan fosil paus di halaman belakang rumah keluarganya. Ia menghubungi museum setempat, tapi pihak museum tidak tahu caranya memindahkan fosil berukuran besar sehingga temuan itu tergeletak dan terlupakan hingga 2014.
Setelah fosil paus lain ditemukan di dekatnya dan kemudian dilakukan ekskavasi oleh National History Museum, Johnson menghubungi pihak museum yang kemudian menjadi tertarik dan menggelar rencana penggalian fosilnya.
Pihak museum bekerja sama dengan sukarelawan SAR dari Los Angeles County Sheriff's Department yang memanfaatkan ekskavasi itu sebagai latihan.
Mereka mengangkat fosil yang masih menempel pada batu cadas dari halaman belakang dengan menggunakan kerek dan troli baja. Berat benda itu lebih dari 450 kilogram.
Mereka mengirimkan tulang itu ke museum agar disimpan dalam koleksi penelitian. Fosil yang amat langka itu berusia 16 atau 17 juta tahun. Di seluruh dunia hanya ada sekitar 20 fosil paus.
3. Terowongan Piramida Khufu
Pada 2014, seorang pria bernama Nagy di Mesir menggali halaman belakang rumahnya tanpa izin. Ia kemudian menemukan blok-blok batu besar, juga lorong sepanjang 10 meter di dalam tanah.
Pihak Kementerian Kepurbakalaan Mesir mendengar tentang temuan Nagy dan mengirim sejumlah ahli arkeologi ke rumahnya.
Para ahli arkeologi itu kemudian sadar telah menemukan jalan masuk menuju Piramida Khufu yang legendaris. Padahal, mereka telah mencari-cari lorong itu selama 30 tahun lamanya.
Lorong itu tersebut dalam kitab Sejarah oleh Herodotus yang mengaku pernah mengunjunginya pada Abad ke-5 Masehi.
Herodotus menuliskan bahwa lorong itu tertutup dan tersamar oleh ukiran-ukiran. Sebelum temuan Nagy, hanya secuil peninggalan lorong itu yang berhasil ditemukan.
Kompleks piramida Khufu dikenal memiliki kaitan dengan kuil yang hilang dekat Sungai Nil. Temuan lorong menyebabkan para ahli arkeologi menduga-duga bawah kuil itu mungkin berada di bawah Desa Nalet el-Samman.
Advertisement
4. Harta Karun Viking
Pada 2007, setelah hujan deras, Tage Pettersson menemukan dua keping koin purba di halaman rumahnya. Ia menghubungi ahli arkeologi setempat yang kemudian menemukan 67 koin lagi.
Dua di antaranya amat langka. Kebanyakan koin adalah mata uang Jerman, Inggris, dan Arab dari akhir tahun 900-an Masehi dan awal 1000-an. Uang tersebut mengungkapkan bagaimana bangsa Viking berdagang dan menjarah di Eropa dan sejumlah tempat lainnya.
Koin-koin Arab adalah hasil perdagangan meluas yang dilakukan bangsa Viking.
Bangsa Norwegia Kuno itu berlayar ke selatan melalui sungai-sungai Rusia hingga akhirnya mencapai Timur Tengah. Sementara itu, koin-koin Inggris kemungkinan besar merupakan uang upeti yang dibayarkan agar bangsa Viking tidak menyerang.
Koin-koin itu dikubur kira-kira 400 meter dari permukiman kuno bangsa Viking. Para peneliti menduga bahwa tabungan itu berfungsi sebagai kotak simpanan yang aman. Uangnya disembunyikan dalam tanah.
5. Pesawat Tempur Perang Dunia II
Pada 2017, seorang remaja berusia 14 tahun bernama Daniel Rom Kristiansen memerlukan bahan yang bagus untuk laporan tugas terkait Perang Dunia II. Ayahnya, Klaus, secara bercanda menyuruhnya mencari pesawat terbang yang pernah disebut-sebut jatuh di halaman belakang rumah mereka.
Kakek Klaus pernah bercerita tentang sebuah pesawat terbang yang jatuh di sana pada November 1944, tapi pihak keluarga tidak benar-benar percaya cerita itu. Walaupun begitu, Daniel memutuskan untuk memeriksanya.
Ia dan ayahnya membawa alat deteksi logam. Mereka kaget ketika alat itu mulai berbunyi. Mereka mulai menggali, lalu menyadari bahwa penggalian harus lebih dalam lagi sehingga meminjam mesin keruk dari seorang tetangga.
Kemudian ditemukanlah bangkai pesawat terbang pada kedalaman antara 4 hingga 6 meter. Secara keseluruhan, mereka menemukan ribuan keping pesawat terbang itu, termasuk tulang belulang dan barang pribadi milik pilot.
Keluarga Kristiansen kemudian memutuskan untuk menghubungi ahli sejarah Perang Dunia II dan pihak berwenang Denmark. Polisi Denmark membawa tulang belulang untuk keperluan investigasi.
Para pakar forensik berusaha mempelajari identitas pilot. Jika berhasil, pilot itu akan diberikan pemakaman militer di Jerman.
Advertisement
6. Tas Penuh Uang
Pada 2011, Wayne Sabaj sedang berkebun di Chicago dan menemukan sebuah tas penuh uang tunai.
Ia membawa tas itu kepada ayahnya, tapi mereka berdua tidak berbahagia dengan temuan itu karena menduga uang itu hasil perampokan. Mereka tidak ingin dipersalahkan.
Mereka menghubungi polisi dan menyerahkan tas itu beserta dengan satu tas lainnya yang juga ditemukan di kebun. Petugas menghitung jumlahnya, yaitu sekitar US$ 150 ribu. Polisi kemudian melacak uang itu hingga ke mantan tetangga Sabaj, yaitu Delores Johnson.
Ternyata wanita itu membuang uang karena merasa uang itu terkutuk. Johnson meninggal dunia setelah mengubur uang itu. Namun, kemudian putri Johnson yang bernama Diane Howe melakukan klaim atas uang tersebut.
Sabaj dan Howe kemudian membawa kasus itu ke pengadilan pada 2013 terkait cara pembagian uang. Namun, sebelum keputusan diberikan, Sabaj meninggal karena komplikasi berkaitan dengan diabetes dan si anak terkena serangan jantung ketika mengetahui ayahnya meninggal dunia.
Hakim kemudian memutuskan membagi dua uang itu untuk dua keluarga. Setengah diberikan kepada anak lelaki Sabaj, sedangkan setengah lagi diberikan kepada Howe.
7. Simpanan di Ackworth
Pada 2012, Owen Johnson sedang memeriksa lubang yang digali di kebunnya oleh para pekerja bangunan. Kemudian terlihat olehnya suatu pot keramik terkubur dalam tanah. Ia mencoba menggali pot itu, tapi kemudian retak dan merekah.
Kemudian kepingan-kepingan koin emas dan perak berhamburan "seperti mesin slot". Johnson menemukan hampir 600 koin dari Abad ke-17, termasuk sebuah cincin berukir kaliman, "Ketika melihat ini, ingatlah akan daku."
Jarahan itu diduga dikubur pada masa Perang Sipil Inggris. Rumah Johnson terletak di Pontefract, suatu tempat yang dulunya daerah pendukung Raja pada tahun 1600-an.
Ada suatu pos militer dekat situ dan jarahan itu diduga disembunyikan oleh seorang pendukung Raja yang khawatir dijarah.
Koin-koin itu memiliki nilai nominal 85 pound sterling dan 12 shilling, cukup untuk membayar gaji seorang tentara Perang Sipil selama lima tahun. Namun demikian, nilainya pada 2013 adalah 54.492 pound sterling.
Pihak Dewan Kota Wakefield membeli koleksi harta karun itu. Koleksi itu sekarang terpajang di Pontefract Museum.
Advertisement