Polisi Tangkap 1 Pria Terduga Penabrak Tentara Paris

Pria diduga tersangka penabrak tentara Prancis ditembak dengan lima peluru saat mencoba menghindari polisi di jalan raya A16.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2017, 10:26 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 10:26 WIB
Tentara Prancis bersiaga setelah insiden BMW menabrak sekelompok rekannya. (AP)
Tentara Prancis bersiaga setelah insiden BMW menabrak sekelompok rekannya. (AP)

Liputan6.com, Paris - Sekelompok tentara di Prancis ditabrak oleh mobil misterius di luar barak di Place de Verdun, Levallois-Perret, Paris pada Rabu 9 Agustus 2017 sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat. Polisi kemudian memburu sopirnya.

Tak lama kemudian mereka menangkap seorang pria terduga pelaku insiden tersebut, di sebuah jalan raya di utara kota tersebut. Ia ditembak dengan lima peluru saat mencoba menghindari polisi di jalan raya A16.

"Seorang polisi  terluka oleh tembakan nyasar dalam upaya penangkapan tersebut," kata seorang juru bicara jaksa Paris kepada CNN yang dikutip Kamis (10/9/2017).

Menurut CNRT yang berafiliasi dengan BFMTV, pria mencurigakan itu berada dalam kondisi yang serius, setelah diamankan oleh pihak berwenang. Menurut penyiar, dia ditangkap antara Boulogne-sur-Mer dan Calais.

BFMTV menjelaskan, terduga pelaku yang diidentifikasi lahir pada 1980 itu dilaporkan mengemudikan kendaraannya ke sebuah mobil polisi sebelum ditangkap.

Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut.

Unit kontra-terorisme Prancis kini tengah dalam penyelidikan lebih lanjut terkait serangan di pinggiran barat laut Paris, yang menyebabkan enam tentara terluka. Menurut polisi Paris, tiga di antaranya dalam kondisi serius meski lukanya tak mengancam jiwa.

Menteri Dalam Negeri Paris, Gerard Collomb mengatakan serangan itu adalah "tindakan yang disengaja."

"Mobil melaju ke arah tentara sejauh lima meter untuk menabrak sekelompok tentara," kata Collomb. "Kami tidak yakin insiden itu merupakan kecelakaan."

Wali kota Levallois-Perret, Patrick Balkany, mengatakan kepada BFMTV bahwa mobil tersebut sudah mengambil ancang-ancang di sebuah gang kecil, menunggu pasukan dari Resimen Infanteri ke-35 keluar dari gedung tersebut.

Kelompok tentara tersebut merupakan bagian dari Operasi Sentinel Prancis, yang dibentuk setelah serangan teror Charlie Hebdo pada Januari 2015. Sementara lokasi serangan di Levallois-Perret -- lingkungan yang tenang dan makmur -- adalah rumah bagi markas besar DCRI, badan intelijen Prancis.

Seorang saksi mata yang diidentifikasi sebagai Zakia mengatakan kepada BFMTV bahwa dia terbangun oleh suara seperti ledakan, lalu berlari ke balkon untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya melihat seorang tentara tergeletak di tanah... lalu petugas pemadam kebakaran dan paramedis tiba," katanya. "Saya melihat keseluruhan pemandangan, dan saya sangat terkejut."

Wanita lain yang tidak disebutkan namanya menuturkan kepada BFMTV bahwa dia mendengar suara ledakan besar dari sesuatu seperti sebuah kecelakaan mobil."

"Kami mendengar saat ambulans tiba ... Kami melihat semua kendaraan darurat: petugas pemadam kebakaran, polisi, paramedis. Kami melihat dua orang di tanah, dirawat oleh petugas pemadam kebakaran dan dokter."

Prancis Siaga

Sejauh ini insiden penyerangan terhadap pasukan keamanan Prancis tercatat yang keenam kalinya pada 2017.

Insiden sebelumnya terjadi di tempat-tempat wisata terkenal Paris seperti Louvre, Champs-Elysees, Katedral Notre Dame, dan bandara Orly.

Prancis dalam keadaan darurat setelah serentetan serangan teror dan tentara berpatroli rutin di sekitar Paris. Pemerintahnya menetapkan negara itu berada berada dalam siaga tinggi setelah serangkaian serangan teror yang diklaim oleh ISIS.

Saksikan video berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya