Liputan6.com, Canberra - Teroris ISIS asal Australia, Neil Prakash memohon ampun agar bisa dipulangkan ke negaranya. Permintaan itu dilakukan setelah Prakash ditahan dan dipenjarakan oleh otoritas Turki.
Selain memohon ampun, Prakash juga meminta bantuan kepada pemerintahnya. Permohonan itu disambut baik oleh Australia. Menurut Departemen Luar Negeri Australia, Prakash mendapat bantuan standar dari kantor konsulat di Turki.
Dikutip dari News.com.au pada Minggu (13/8/2017), bantuan itu termasuk membantu Prakash untuk mengontak keluarga, meminta pemerintah Turki untuk memberikan perawatan yang baik bagi pemuda 26 tahun selama di penjara dan mencarikan pengacara untuknya.
Advertisement
Baca Juga
Pihak Australia sejauh ini telah mengunjungi Prakash dua kali di penjara.
Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan alasan untuk memberi bantuan kepada Prakash adalah mengumpulkan informasi tentang ISIS.
Juru bicara di kantor kejaksaan Australia mengatakan, Australia telah meminta ekstradisi resmi, namun proses hukum di Turki "harus dihormati hingga selesai."
Pada bulan Mei, Perdana Menteri Malcolm Turnbull berjanji untuk memenjarakan teroris ISIS seumur hidup dan mengatakan Prakash kemungkinan akan diekstradisi dari Turki dalam beberapa bulan.
Perekrut ISIS kelahiran Melbourne ini juga dilaporkan memberi tahu pihak berwenang Turki bahwa dia menikahi seorang pengantin jihad Belanda saat berperang di Suriah dan pasangan tersebut memiliki dua anak, yang memenuhi syarat untuk kewarganegaraan Australia.
Prakash ditangkap karena berusaha menyeberangi perbatasan dari Suriah ke Turki dengan menggunakan dokumen palsu pada tanggal 24 Oktober 2014.
Dia telah menghabiskan 10 bulan terakhir dalam tahanan terkait tuduhan teror.
Dikenal sebagai Abu Khaled al-Cambodi, Prakash meninggalkan Australia untuk Suriah melalui Malaysia pada tahun 2013. Dia telah tampil dalam sejumlah video propaganda ISIS dimana dia menyerukan serangan ke Australia dan Amerika Serikat.
Paspor Australia-nya dibatalkan pada bulan Oktober 2014 dan polisi federal mengeluarkan surat perintah penangkapannya melalui Interpol pada bulan Agustus 2015.
Prakash telah digambarkan oleh pemerintah sebagai operator Australia yang paling senior di ISIS.
Dia juga telah dikaitkan dengan rencana serangan Melbourne yang gagal untuk memenggal seorang petugas polisi pada Hari Anzac pada tahun 2015 dan Numan Haider, seorang anak berusia 18 tahun terbunuh setelah menikam dua petugas kepolisian pada tahun 2014.
Saksikan video menarik berikut ini: