Liputan6.com, Las Vegas - Misteri pelaku penembakan massal Las Vegas satu-persatu mulai terkuak. Ia adalah Stephen Paddock, pria berusia 64 tahun asal Nevada. Ia lahir pada 4 September 1953.
Dari lantai 32 di Hotel Mandalay Bay Resort and Casino, Paddock menghujani peluru ke kerumunan penonton konser musik Route 91. Tak pelak, 20.000 orang yang larut dalam alunan musik country pun kocar-kacir.
Setidaknya 59 orang tewas dan lebih dari 500 terluka. Ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah modern Amerika Serikat.
Advertisement
Ketika polisi sampai di kamar hotel yang disewa Paddock dari tanggal 29 September 2017 lalu, mereka menemukan pria itu telah tewas bunuh diri.
Mengutip ABCNews pada Selasa (3/10/2017), polisi menemukan 20 senjata -- termasuk laras panjang dan pistol beserta amunisi -- di kamar hotel itu.
Meski sosok pelaku telah terkuak, namun motif Paddock masih menjadi tanda tanya besar.
Polisi mengatakan Paddock tak memiliki catatan kriminal secuil pun di masa lalu. Bahkan ditilang pun tak pernah.
"Kami telah mengecek data federal, lokal dan negara bagian," kata Sheriff Joseph Lombardo, komandan Las Vegas Metropolitan Police Department. "Kami tak mengenal siapa dia."
Saudara laki-laki Paddock, Eric Paddock mengaku keluarga mereka sangat kaget dengan kabar ini.
"Seperti dihantam asteroid! Kami tak tahu bagaimana atau mengapa ini bisa terjadi," kata Eric Paddock.
"Sejauh yang kami ketahui, Steve baik-baik saja." Erick menambahkan bahwa saudaranya itu tak memiliki pandangan politik apa pun.
"Steve tak memiliki hubungan dengan organisasi politik, agama, bukan golongan supermasi kulit putih, bukan," kata Eric.
Sementara ISIS mengklaim bahwa Paddock adalah militannya, FBI tak mendapatkan adanya hubungan pria gaek itu dengan kelompok teroris mana pun.
"FBI tak menemukan hubungan Stephen Paddock dengan teroris internasional," kata pejabat senior FBI kepada ABCNews. "Mungkin, ISIS cuma ingin terkenal saja."
Misi Pembunuhan Terencana?
Entah untuk alasan apa, Stephen Paddock check-in di hotel itu pada Kamis lalu dengan misi pembunuhan yang terencana. Ia membawa puluhan senjata dan amunisi. Merakit persenjataan sendiri.
Otiritas percaya Paddock membawa senjata-senjata itu sendirian. Dan ia menggunakan alat serupa palu besar untuk menghancurkan kaca jendela hotel agar ia bisa leluasa menembaki orang-orang di bawahnya.
Meski begitu, Paddock memiliki izin resmi kepemilikan senjata. Dua toko senjata di Nevada mengonfirmasi bahwa mereka menjual senjata api ke Stephen Paddock pada tahun lalu.
David Familglietti dari toko senjata New Frontier mengatakan, Paddock membeli sebuah senapan dan shotgun pada musim semi 2016.
"Senapan itu tidak sepenuhnya otomatis dan tak mampu melakukan tembakan dari tempat ia berada," ujar Famiglietti saat ditanya apakah mungkin senapan itu digunakan dalam penembakan massal Las Vegas.
"Ia hanya berbelanja sekali di sana, jadi ia bukan orang yang kami kenal secara personal," imbuh dia.
Familglietti mengatakan, Paddock diizinkan membeli senjata karena ia telah mengikuti undang-undang negara bagian, tak memiliki catatan mencurigakan sebelumnya.
Polisi yang sempat menduga ia dibantu perempuan bernama Marilou Danley meralat pernyatannya. Perempuan 62 tahun yang diduga memegang paspor Australia dan masih ada keuturunan Indonesia sempat diburu. Namun, ia berada di luar negeri dan diharapkan kembali ke AS untuk diinvestigasi lebih lanjut.
Menurut sejumlah sumber, dalam beberapa bulan terakhir, Paddock mengirim ribuan dolar As ke Filipina.
Akuntan Kaya Raya, Pilot dan Miliki Izin Berburu
Sejarah masa lalu Paddock hanya menyisakan sedikit petunjuk kekerasan di masa depannya. Dia pernah menjadi seorang akuntan atau auditor di perusahaan yang kelak menjadi Lockheed Martin. Salah satu kontraktor pertahanan terbesar di dunia.
"Stephen Paddock diakui pernah bekerja di perusahaan cikal bakal Lockheed Martin dari 1985 hingga 1988," kata pernyataan perusahaan itu kepada ABCNews.
"Kami telah bekerja sama dengan otoritas untuk menjawab semua pernyataan tentang Paddock ketika masih bekerja dengan perusahaan," lanjutnya.
Paddock juga pernah memiliki izin terbang sebagai pilot. Ia sempat memiliki pesawat yang ia simpan di Mesquite Metro Airport, Texas dari tahun 2007 hingga 2009.
"Saya tak pernah ingat apakah Paddock pernah membuat masalah dengan kami. Sejauh saya tidak pernah. Ia rutin memperbarui izin dan kami tak punya masalah dengannya," kata direktur bandara itu.
Sejumlah doumen juga menyebut bahwa Paddock pernah menikah dengan wanita bernama Peggy. Namun, pasangan itu pisah untuk alasan 'hubungan yang tak bisa diperbaiki lagi'. Tak ada catatan keduanya memiliki anak.
Di rumahnya di kawasan Mesquite, Nevada, polisi menemukan dua kendaraan yang terdaftar di Texas dan California, tempat tinggal terdahulu Paddock. Juga izin berburu dan memancing ikan di Alaska tahun 2010.
Satu-satunya passion yang paling menonjol adalah Paddock suka judi. Sejumlah pelayan bar di Mesquite mengingat dia sebagai pelanggan tetap yang kerap menghabiskan sore hari bermain poker dan minum tequila.
Eric Paddock mengatakan bahwa pelaku, Stephen Paddock adalah multi jutawan dan pernah menang judi US$ 40 ribu.
"Dia adalah orang yang cukup berada yang hobi bermain judi," ujar Eric.
Pernah Nuntut Kasino di Las Vegas dan... Kalah
Enam tahun lalu, Stephen Paddock pernah menuntut sebuah kasino, Cosmopolitan Las Vegas. Ia menuduh -- ketika jadi tamu pada 2011-- terpeleset akibat cairan tak jelas di lantai kasino.
Terpelesetnya Paddock membuat ia terluka. Otot pahanya robek, pergelangan tangan dan lengannya terkilir.
CCTV yang diperoleh ABCNews menunjukkan Paddock jatuh di lantai, kemudian dikawal ke lorong belakang kasino tempat ia terlihat menggosok kakinya dan tertatih-tatih di depan paramedis sebelum diletakkan di brankar.
Kala itu, Paddock mengatakan dia telah mengeluarkan lebih dari US$ 32 ribu tagihan medis, namun seorang arbitrator mendapati hotel tersebut tidak bertanggung jawab dan kasus tersebut diberhentikan pada tahun 2014.
Dalam laporannya, arbitrator mengatakan bukti menunjukkan Paddock telah "jatuh saat dalam perjalanan ke area perjudian."
Masa lalu lainnya terkait Stephen Paddock juga mulai terungkap.
Eric Paddock mengatakan kepada ABC Tampa, Florida, bahwa ayah mereka yang terasing, Benjamin Hoskins Paddock, adalah perampok bank terkenal yang menghabiskan beberapa tahun di daftar FBI's Ten Most Wanted Fugitives.
Sebuah poster berupa foto sang ayah yang mereka tidak kenal dekat beredar pada tahun 1969. Pamflet itu dirilis setelah Benjamin melarikan diri dari fasilitas penjara federal di Texas menggambarkan Paddock tua sebagai penjahat "sangat berbahaya".
"Didiagnosis sebagai psikopat," seperti dalam poster itu sebutkan.
"Ia telah membawa senjata api dalam kasus perampokan bank. Dia dilaporkan memiliki kecenderungan bunuh diri dan harus dianggap bersenjata dan sangat berbahaya."
Saksikan video rentetan peluru penembakan massal Las Vegas:
Advertisement