Lempar Tisu ke Korban Badai Maria, Donald Trump Dikecam

Presiden AS Donald Trump akhirnya mengunjungi Puerto Rico yang porak-poranda akibat Badai Maria, pada Selasa 3 Oktober 2017 waktu setempat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Okt 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 08:42 WIB
Donald Trump melempar sejumlah bantuan ke warga Puerto Rico yang wilayahnya porak-poranda akibat terjangan Badai Maria. (AP)
Donald Trump melempar sejumlah bantuan ke warga Puerto Rico yang wilayahnya porak-poranda akibat terjangan Badai Maria. (AP)

Liputan6.com, Puerto Rico - Badai Maria telah berlalu, meninggalkan jejak kehancuran di wilayah kepulauan Karibia yang dilintasinya. Salah satunya Puerto Rico.

Presiden AS, Donald Trump yang sebelumnya sudah mengirimkan bantuan federal akhirnya mengunjungi lokasi wilayah AS di kepulauan Karibia pada Selasa 3 Oktober 2017 waktu setempat.

Pada kesempatan tersebut, seperti dikutip dari IB Times, Rabu (4/10/2017), Trump terekam kamera tengah memberikan bantuan kepada para korban Badai Maria di Puerto Rico dengan cara yang dianggap kurang layak.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat suami Melania Trump itu melemparkan tisu ke kerumunan di sebuah gereja di Puerto Rico. Aksi itu dilakukannya tak lama setelah mengatakan kepada kerumunan orang tersebut "have a good time". 

Selain melemparkan beberapa persediaan bantuan ke warga korban Badai Maria, Trump juga melakukan pemeriksaan makanan kalengan.

"Ada banyak cinta di ruangan ini," kata Trump.

Tindakan presiden Donald Trump melempar bantuan ke warga selama kunjungannya ke pulau itu, lantas menuai kecaman dari orang-orang yang melihatnya.

Analis politik CNN, Chris Cillizza, aksi Trump melempar tisu dinilai "kegagalan komunikasi politik yang jauh lebih parah dari pada pernyataannya di Twitter."

Berikut ini rekamannya:

Dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat, Trump mengatakan bahwa jumlah korban meninggal akibat badai kali ini jauh lebih rendah dari Badai Katrina.

"Setiap kematian adalah horor. Namun, jika Anda melihat kerusakan sesungguhnya seperti Katrina, ada puluhan ribu orang meninggal. Namun, di sini? Dengan badai yang begitu besar dan kerusakan yang juga parah... berapa yang tewas? 17? atau 16? Ini sedikit dibanding ratusan atau bahkan ribuan hingga puluhan ribu. Anda seharusnya bangga..."

Pernyataannya itu dianggap menyakitkan bagi sebagian warga Puerto Rico yang kehilangan keluarga. New York Times menyebut, "pernyataan Trump mengandung banyak pertanyaan dan masalah."

Gagasan Trump yang mengatakan Badai Maria bukanlah 'malapetaka nyata' seperti menentang semua bukti. Angka korban juga dianggap terlalu dini. Memang, jumlah korban tewas secara resmi adalah 16 orang. Namun, hal itu diumumkan tanpa pembaharuan karena akses sulit ditempuh. 

The Center for Investigative Journalism melaporkan pada Senin lalu, puluhan orang ditemukan meninggal,  di mana jenazah mereka menumpuk di kamar mayat di rumah-rumah sakit. 

Pun, keputusan Trump menggunakan Badai Katrina sebagai tolak ukur juga dinilai tak masuk akal dan meremehkan penderitaan rakyat Puerto Rico. 

Katrina memang badai paling mematikan dalam sejarah AS sejak tahun 1928 dan juga merupakan contoh salah bagaimana pemerintah menangani mitigasi dan pasca-bencana itu. Selain itu, Trump juga membesar-besarkan jumlah korban Katrina. Bukan puluhan ribu, melainkan kurang dari 2.000 orang.

Pernyataan Trump yang juga dinilai menyakitkan hati rakyat Puerto Rico adalah ketika dia bilang negara bagian AS itu memakan anggaran pemerintah pusat.

"Saya benci memberitahu Anda, Puerto Rico, bahwa Anda telah 'memakan' anggaran kami lebih dari budget. Karena kami menghabiskan banyak untuk Puerto Rico," kata Trump.

Asyik Main Golf

Sebelumnya, saat makanan dan air bersih serta obat-obatan juga mulai berkurang dan menjadi sebuah ancaman mematikan bagi para korban bencana Badai Maria, Presiden AS Donald Trump justru kedapatan tengah bermain golf -- bukannya mengunjungi dan memberikan bantuan.

Meski berjanji akan mengunjungi Puerto Rico, Donald Trump tidak terlihat menunjukkan antusiasme atau setidaknya keprihatinan atas sejumlah bencana yang menimpa Amerika Serikat. Ia justru asyik dengan kebiasaannya yang ia sukai dari masa lalunya itu.

Presiden AS itu memulai harinya di Trump National Golf Club, di Bedminster, New Jersey. Dilansir dari The Independent pada 2 Oktober 2017. Itu adalah hari ke-67 sang miliarder di bermain golf dan hari ke-87 Trump berada di properti itu semenjak ia jadi presiden.

Padahal, jauh sebelum Trump jadi Orang Nomor Satu di AS, ia kerap mencela Presiden Barack Obama yang hobi main golf. Namun, setelah Trump di Gedung Putih, ia telah "mengalahkan" Obama secara radikal dalam hal jumlah berapa kali ia bermain golf.

Selain bermain golf, ketidakpedulian Trump terhadap Puerto Rico tecermin dalam Twitter-nya yang mencela Wali Kota San Juan, Yulin Cruz.

Suami dari Melania itu menuding Partai Demokrat meminta wali kota itu untuk berlaku buruk kepadanya. Namun, sebelumnya, Trump mengejek Cruz memiliki kemampuan buruk dalam memimpin.

Ejekan Trump itu ia tulis dalam Twitter berseri dari kelab lapangan golfnya tersebut.

"Wali Kota San Juan, yang beberapa hari menerima pujian, ternyata telah disuruh Partai Demokrat untuk menjelek-jelekkan Trump," tulis Trump di awal kicauannya.

"Karena buruknya pemimpin Wali Kota San Juan, dan lainnya di Puerto Rico, membuat mereka tak bisa meminta para pekerja untuk menolong," ucap Trump.

"Mereka itu maunya semua orang bantu mereka, padahal harusnya komunitas bisa saling menolong. Sudah ada 10 ribu pekerja Federal yang telah bekerja keras di pulau itu," ujar Trump.

Trump berusaha untuk mempertahankan buruknya respons pejabat pemerintahnya terhadap badai baru-baru ini di Puerto Rico. Ayah dari Barron itu menjelaskan sulitnya bantuan karena bahwa pulau itu "dikelilingi oleh air."

Dia menambahkan, pemerintah daerah "tidak berusaha keras dan tidak dapat menangani krisis dahsyat ini sendirian."

Wali Kota Cruz yang sempat enggan berbicara kepada media akhirnya mengatakan krisis kemanusiaan telah terjadi di pulau, dan "Orang-orang mulai mati".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya