Rusia Akan Larang Tentaranya Unggah Selfie dan Konten ke Medsos

Kementerian Pertahanan Rusia telah merancang undang-undang yang melarang tentara profesional dan personel militer mem-posting di medsos.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Okt 2017, 16:03 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 16:03 WIB
Ilustrasi militer Rusia selfie
Ilustrasi militer Rusia (AFP)

Liputan6.com, Moskow - Kementerian Pertahanan Rusia telah merancang sebuah undang-undang yang melarang tentara profesional dan personil militer mem-posting di media sosial dengan alasan keamanan.

RUU itu mengatakan, foto, video, dan hal lain yang diunggah di internet dapat mengungkap detail militer yang bisa berguna bagi lawan. Geolokasi otomatis juga dapat menunjukkan di mana unit-unit militer dikerahkan.

Pada kasus sebelumnya, pasukan tentara Rusia telah mengungkap pengerahan pasukan yang dikirim ke Ukraina dan Suriah dari posting-an media sosial.

Sebagai contoh, pada Juli 2014 wartawan BBC Myroslava Petsan men-tweet sebuah unggahan seorang tentara Rusia yang dengan bangga melaporkan pengiriman roket Grad ke pemberontak pro-Rusia ke Ukraina.

Dikutip dari BBC, Jumat (6/10/2017), hal tersebut terjadi beberapa bulan setelah Rusia menganeksasi Krimea pada Maret 2014.

Ukraina dan pemerintah negara-negara Barat menuduh Rusia memasok senjata berat dan pasukan ke pemberontak Ukraina. Rusia pun mengaku bahwa beberapa 'sukarelawan' Rusia membantu pemberontak, tapi menolak menyebut bahwa pihaknya telah mengirim pasukan reguler.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa dua badan keamanan negaranya, yakni FSB dan FSO, telah melarang stafnya untuk mem-posting konten tentang diri mereka tahu pekerjaannya ke media sosial.

Menurut laporan media pemerintah Rusia, TASS, RUU tersebut diperkirakan akan mulai berlaku pada Januari 2018.

Selain pihak Rusia, militer Ukraina juga menaruh perhatian besar atas kebiasaan tentaranya mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya ke media sosial.

Kyiv Post melaporkan kekhawatiran tersebut pada 2015, ketika pertempuran militernya dengan para pemberontak pro-Rusia terjadi lebih intens.

"Ada kasus di mana posisi kita terungkap, yang menyebabkan terjadi penembakan secara aktif," kata Dmytri Pocorchansky dari Resimen Dnipro-1 Ukraina.

 

Informasi Terlacak Melalui Media Sosial

Seluruh jejaring media sosial membuat lokasi dapat terlacak melalui posting-an dan pesan online. Hal tersebut membantu orang-orang untuk menemukan tempat kita berada.

Lokasi tersebut biasanya sangat akurat. Bahkan beberapa media sosial menyediakan lokasi yang sangat spesifik.

Meski fitur lokasi tersebut bisa dinon-aktifkan, tapi banyak pengguna yang tak menyadari bahwa fitur tersebut masih aktif. Bagi tentara, hal tersebut dapat mengungkap keberadaan mereka.

Banyak orang pun tak menyadari bahwa foto yang diambil melalui kamera ponsel membawa informasi mengenai lokasi.

Meski sudah dinon-aktifkan, swafoto dengan latar belakang spesifik juga bisa menjadi petunjuk keberadaan kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya