Patung Kepala Wanita Berusia 4.000 Tahun Ditemukan, Ratu Mesir?

Patung itu memiliki leher yang ramping dan ada pahatan berbentuk giwang di bagian daun telinga. Siapakah dia?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Okt 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 19:20 WIB
Patung kayu berbentuk kepala manusia ini diduga sebagai Ankhesenpepi II, sosok ratu pada masa dinasti VI Mesir (Facebook/Egypt's Ministry of Antiquities)
Patung kayu berbentuk kepala manusia ini diduga sebagai Ankhesenpepi II, sosok ratu pada masa dinasti VI Mesir (Facebook/Egypt's Ministry of Antiquities)

Liputan6.com, Kairo - Tim arkeolog di Mesir menemukan sebuah patung berbentuk kepala yang terbuat dari kayu. Penemuan ini dianggap sebagai peninggalan Dinasti VI Mesir Kuno.

Dikutip dari laman UPI, Kamis (19/10/2017), patung berbentuk kepala itu diduga telah berusia 4.000 tahun. Benda peninggalan sejarah tersebut ditemukan di Saqqara, sebuah pemakaman kuno yang berfungsi sebagai nekropolis di Memphis -- yang kala itu ibu kota dari Mesir Kuno.

Tim arkeolog percaya bahwa patung ini punya kaitan dengan tokoh Ankhesenpepi II -- sosok ratu pada masa dinasti VI Mesir. Dikatakan sebagai patung berbentuk kepala manusia, karena memiliki rupa yang realistis.

Patung itu memiliki leher yang ramping dan ada pahatan berbentuk giwang di bagian daun telinga.

Dari keterangan yang disampaikan oleh Kementerian Kepurbakalaan Mesir lewat akun Facebook resminya, patung berbentuk kepala berukuran 30 sentimeter itu ditemukan di sebelah timur piramida.

"Patung kayu berbentuk kepala itu ditemukan pada lapisan sebelah timur piramida sang ratu, tak jauh dari area piramida yang baru ditemukan awal pekan ini," tulis Kementerian Kepurbakalaan Mesir.

Ratu Ankhesenpepi II adalah istri dari Firaun Pepi I dan merupakan ibu kandung dari Firaun Pepi II.

Pasca-kematian sang suami, Ratu Ankhesenpepi II punya peranan yang amat penting. Pasalnya, ia menjadi ratu yang paling disegani pada Dinasti VI Mesir Kuno.

Saat ini, artefak terbesar yang pernah ditemukan dari peninggalan kerajaan Mesir Kuno adalah reruntuhan obelisk setinggi 2,4 meter.

Obelisk sendiri adalah sebuah monumen berukuran tinggi, berbentuk ramping yang mempunyai empat sisi menyerupai piramida.

Para peneliti percaya bahwa piramida kecil di puncak obelisk merupakan simbol penghormatan kepada sang Ratu Ankhesenpepi II.

"Ini adalah kawasan peninggal kuno yang begitu menjanjikan. Pasalnya, masih banyak rahasia yang belum terungkap," ujar Sekjen Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Mostafa Waziri.

Temuan 17 Mumi Utuh Gegerkan Mesir

Tak hanya penemuan artefak, mumi (mayat yang diawetkan) juga kerap ditemukan oleh arkeolog di Mesir. Beberapa waktu lalu, setidaknya 17 mumi utuh ditemukan di situs kuburan kuno yang terletak di Provinsi Minya, 250 km di selatan Kairo.

Selain mumi, ditemukan juga sarkofagus tanah liat, peti mati binatang, dan papirus.

Kuburan yang terletak delapan meter di bawah tanah itu pertama kali dideteksi oleh tim dari Universitas Kairo dengan menggunakan radar pada 2016.

Hingga saat ini belum diketahui usia mumi tersebut. Namun menurut Dekan Arkeologi Universitas Kairo, diyakini mumi itu berasal dari Periode Greco-Roman, kira-kira 600 tahun setelah penaklukan wilayah tersebut oleh Alexander the Great pada 332 SM.

"Penemuan ini masih permulaan," ujar Kementerian Barang Antik Mesir, Khaled el-Enany, seperti dikutip dari Al-Jazeera. Ia menambahkan, penemuan tersebut dapat membantu sektor pariwisata.

Mesir berharap penemuan baru-baru ini akan mencerahkan citranya di luar negeri dan menghidupkan kembali minat wisatawan yang dahulu memfavoritkan kuil dan piramida Firaun sebagai tujuan wisatanya. Namun, tempat tersebut saat ini mengalami penurunan sejak pemberontakan politik pada 2011.

"2017 telah menjadi tahun bersejarah bagi penemuan arkeologi, seolah-olah itu adalah pesan dari nenek moyang kita yang membantu kita untuk menarik wisatawan kembali," kata el-Enany.

Arkeolog di seluruh Mesir telah mengekskavasi sejumlah peninggalan dalam beberapa bulan terakhir. Pada 10 Mei lalu, Kementerian Barang Antik mengumumkan telah menemukan apa yang diyakini sebagai ruang pemakaman putri Firaun yang berusia 3.700 tahun.

Pada Maret 2017, Patung Firaun berusia 3.700 tahun ditemukan di terowongan berlumpur di pinggiran kota. Para arkeolog juga menemukan 12 pemakaman yang diyakini berusia 3.500 tahun.

Menteri Pariwisata Mesir, Yehia Rashed mengatakan pada bulan lalu, penemuan itu akan meningkatkan kunjungan hingga 10 juta pada tahun ini.

Sektor pariwisata yang menjadi sumber pemasukan penting Mesir, harus kembali berjuang di tengah meningkatnya serangan dalam beberapa tahun terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya