Liputan6.com, Jakarta - Salah satu hal tersulit tentang dunia ini adalah bahwa kita, sebagai manusia, harus sanggup bersama dan saling mengerti padahal tidak pernah tahu seluruhnya apa yang ada dalam benak orang lain.
Kita tidak bisa menebak-nebak sehingga harus mengandalkan empati sambil berharap agar pengertian kita tentang manusia dan dunia sekeliling kita cukup membawa kita menjalani hidup sehari-hari.
Lebih sulit lagi jika semua itu diterapkan pada hubungan romantis, karena emosi yang terlibat dalam situasinya.
Advertisement
Baca Juga
Itulah sebabnya banyak orang merasa bisa menggunakan rahasia dan perilaku manipulatif untuk menyiasati orang sekitarnya dalam urusan percintaan dan seks.
Walaupun begitu, sebenarnya cukup lazim bagi pasangan untuk memiliki sejumlah rahasia yang saling dijaga rapat-rapat.
Disarikan dari therichest.com pada Rabu (16/8/2017), berikut ini adalah sejumlah hal yang disembunyikan suami dari istri:
1. Merasa Tidak Aman dan Tingkat Ketergantungan
Secara umum kita digiring agar percaya bahwa kaum wanita merasa tidak aman (insecure) dengan dirinya sendiri dan kaum pria lebih baik dalam urusan ini.
Sejak kecil, kaum pria juga diajarkan untuk menekan emosi mereka dan jangan memikirkannya. Kaum pria juga diajarkan untuk tidak terlalu ambil pusing tentang penampilan atau perasaan mereka.
Padahal ada kemungkinan besar kaum pria pun merasa tidak aman, hanya saja kita hidup dalam periode yang tidak memungkinkan mereka menyatakan diri sepenuhnya.
Sebaliknya, suami pun tidak sedemikian tergantung kepada istrinya seperti diduga selama ini. Misalnya, jika istri sedang di luar rumah selama seminggu maka suami tidak serta merta kebingungan harus melakukan apa.
Tentu saja tidak semuanya demikian. Lain ceritanya dengan kaum pria yang berasal dari latar belakang yang berlimpah hak-hak istimewa (privilege) sehingga tidak pernah harus melakukan segala sesuatunya sendiri.
Advertisement
2. Wanita-Wanita Lain di Sekitarnya
Tidak ada suami yang sempurna. Mungkin saja si suami belum melangkah jauh hingga berkhianat atau selingkuh, tapi istri sebaiknya menerima kenyataan bahwa dalam angan-angan seksual suami, ia bukanlah satu-satunya.
Tapi ada perbedaan antara memikirkan sesuatu dan melakukannya. Jika kita marah kepada orang lain karena memikirkan sesuatu, maka kecurigaan itu malah bisa merusak hubungan karena kita sesungguhnya tidak bisa mengatur apa yang dipikirkan seseorang.
Istri juga tidak bisa mengetahui seberapa sering suami melakukan bertindak genit (flirting) dengan wanita lain. Masalahnya, bagi beberapa orang, flirting hanyalah sebagai bagian cair dalam pembentukan ikatan sosial tanpa perlu koneksi pribadi.
Secara pribadi, kita tidak menganggap flirting kecil sebagai masalah, asal hal itu dilakukan tanpa kelewatan. Dengan cinta dan kepercayaan, istri tidak usah cemas dengan flirting kecil oleh suami.
Masih soal teman-teman wanita, kemungkinan besar suami tidak menceritakan seluruhnya tentang mereka. Masalahnya bukan karena ia ingin menyembunyikan seseorang, tapi karena ia tidak merasa penting untuk menyebutkan semuanya.
Bukan hanya kenalan-kenalan wanita, tapi seumur hidupnya si istri pun mungkin tidak akan mengetahui semua pria yang dikenal suami.
Tergantung pada pekerjaan dan luasnya pergaulan suami, mungkin istri perlu waktu seumur hidupnya untuk mengetahui jumlah wanita yang secara reguler ditemui suaminya. Tapi bukan berarti istri tidak boleh penasaran.
3. Rahasia di Tangan Suami
Beberapa hubungan dibangun di atas landasan kepercayaan dan kejujuran mutlak termasuk ketika dua pihak membicarakan semua hal tentang masa lalu secara nyaman.
Namun begitu, beberapa suami tidak merasa harus menceritakan semuanya tentang masa lalu mereka atau memang tidak mau.
Tidak ada yang salah dengan hal itu, tapi diterima saja dengan legawa demi hubungan yang langgeng dan bernas walaupun mungkin awalnya memang dapat membuat frustrasi.
Sebaliknya, kemungkinan besar suami-suami tidak memperbincangkan kekurangan istrinya dengan suami-suami lain walaupun tentu saja selalu ada perkecualian.
Tapi, suami seringkali penasaran terhadap istrinya walaupun selama ini kita menyangka istri yang lebih penasaran terhadap suaminya.
Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, sehingga semakin sulit rasanya bagi pasangan untuk tidak mencoba mengintip ke dalam ruang privasi istri.
Seorang suami mungkin bermasalah di masa lalu sehingga ia tidak bisa percaya sepenuhnya kepada istri. Tentu saja hal itu tidak baik dan harus dibicarakan bersama.
Satu hal lagi yang harus diwaspadai istri adalah teman-teman suaminya. Jika teman-temannya memandang kaum wanita sebagai monster, maka suami pun akan berpandangan demikian.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement
4. Urusan Penghasilan Keluarga
Demi maskulinitas, suami terkadang lebih suka jika istrinya meraih penghasilan yang lebih rendah daripada dirinya.
Dalam pandangan lama, nilai diri seorang pria dikaitkan dengan konsep pencari nafkah utama atau pembuktian dirinya sebagai "pria" hanya karena gender sejak lahir. Padahal tidak ada yang salah kalau istri meraih penghasilan lebih tinggi daripada suaminya.
Jika suami tidak mampu memandang lebih daripada sekadar perbedaan gender (pria dan wanita), maka ketidakmampuan itu lebih tentang keadaan dirinya yang merasa tidak aman.
Di sisi lain, istri mungkin tidak akan pernah mengetahui jumlah sebenarnya penghasilan suami. Padahal, istri mungkin merasa dialah yang mengatur keuangan rumah tangga.
Tingginya angka perpecahan pernikahan dan hubungan karena urusan uang membuat kita sedih. Kita membiarkan urusan uang mengatur dan merusak kehidupan kita hanya karena diajarkan bahwa itulah satu-satunya aspek terpenting dalam hidup.
5. Suami Merasa Lebih Cerdas
Cara pandang ini juga merupakan peninggalan dari masa ketika kaum pria dipandang lebih baik daripada kaum wanita. Suami seperti ini seharusnya dihindari jauh-jauh sebelum dinikahi.
Bukan hanya sebagai pandangan yang subyektif, hal itu juga pandangan merendahkan yang dilakukan oleh orang yang seharusnya mencintai istrinya.
Jangan pernah berada di sekitar orang yang merasa lebih cerdas dari kita, entah itu suami, keluarga, atau teman-teman. Ada beberapa orang yang memang tidak puas kalau belum menjatuhkan kita hingga terkapar.
Kemungkinan besar mereka merasa memiliki rasa tidak aman (insecure) tentang diri sendiri dan tentang sumbangsih mereka kepada dunia.
Banyak suami yang tidak menyukai orangtua istrinya. Hal ini bisa bermasalah bagi banyak kaum wanita, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan.
Jika suami tidak suka kepada mertuanya, hal itu seringkali hanya bisa diterima istrinya selama suami bersikap santun dan tidak menjebak si istri di tengah-tengah.
Tapi, keadaan seperti ini bisa beracun. Misalnya ketika suami tega memeras dan merekayasa secara emosional pasangannya hanya karena mertuanya menjadi penghalang. Keadaannya menyulitkan, tapi perlahan-lahan akan menjadi lebih baik.
Advertisement