Liputan6.com, Beirut - Pihak berwenang Lebanon mengatakan, mereka telah menahan seorang remaja warga Australia yang dicurigai akan pergi ke Suriah demi bergabung dengan ISIS.
Pasukan Keamanan Internal Lebanon (ISF) menyatakan, seorang warga Australia keturunan Lebanon yang berinisial AM, ditahan dua hari sebelum kepergiannya ke Suriah.
Baca Juga
ISF mengungkapkan, remaja kelahiran 1999 itu ditahan setelah sebelumnya diselidiki lebih lanjut. AM telah diawasi sejak kedatangannya pada 20 Agustus 2017. Demikian, seperti dikutip dari The Guardian pada Senin (6/11/2017)
Advertisement
Setelah pemuda tersebut tiba di Lebanon, ia dituduh menghubungi anggota ISIS di Suriah dan "koordinator" ISIS di negeri tetangga, untuk mendiskusikan rencana bergabung dengan organisasi terorisme tersebut.
Disebutkan juga, ia telah memberikan informasi terkait militan Australia yang bergabung dengan ISIS, serta pendukung dan penyandang dananya di Australia.
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) memberikan konfirmasi, "Kami telah memberikan bantuan, sesuai dengan Piagam Layanan Konsuler, kepada warga Australia yang ditahan di Lebanon".
Pihak DFAT menolak untuk berkomentar lebih lanjut dengan alasan privasi.
Sejauh ini, Polisi Federal Australia telah dimintai komentar, tapi belum memberikan tanggapan.
Suriah Merebut Benteng Terakhir ISIS
Media pemerintah Suriah, Sabtu (4/11/2017), mengklaim, angkatan bersenjata negaranya telah berhasil merebut Kota Deir ez-Zor, benteng terakhir ISIS di kawasan mereka.
"Kota itu telah dibebaskan secara penuh dari terorisme," kata laporan televisi pemerintah Suriah, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (4/11/2017).
Laporan lain menyebut, tentara Suriah dan sekutunya telah berhasil memberangus basis pertahanan terakhir ISIS di Deir ez-Zor.
Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya, kelompok aktivisme untuk Suriah asal Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, telah menguasai kota tersebut usai pertempuran yang berlangsung selama sepekan terakhir.
Firma itu juga mengatakan, akibat pertempuran itu, sekitar 350 ribu warga sipil telah pergi dari kota tersebut dengan meninggalkan rumah mereka.
Advertisement