Liputan6.com, Abu Dhabi - Abu Dhabi membuka Museum Louvre versi lain pada Sabtu 11 November waktu setempat. Melalui pembukaan museum ini, Abu Dhabi menjadi kota pariwisata budaya dengan menampilkan ratusan karya seni yang diharapkan akan menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Dikelilingi oleh air dari tiga sisi, museum tersebut menjadi rumah bagi 600 karya seni yang dibeli sendiri dan 300 karya seni yang dipinjam dari 13 institusi Prancis. Karya-karya seni itu dipamerkan di 23 galeri permanen dan merupakan karya dari berbagai artis mulai dari Paul Gauguin dan Vincent Van Gogh, hingga Pablo Picasso dan Cy Twombly.
Baca Juga
Presiden Perancis Emmanuel Macron akan menjadi tamu kehormatan pada acara pembukaan bersama dengan sejumlah kepala negara lainnya.
Advertisement
"Museum ini lebih dari sekadar sebuah museum. Museum ini adalah pusat perdamaian, penerimaan, toleransi dan pendidikan," kata Mohamed al-Mubarak, Kepala Departemen Budaya dan Pariwisata di Abu Dhabi kepada Reuters seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (9/11/2017).
Instalasi-instalasi permanen yang dipamerkan termasuk patung karya Auguste Rodin, pohon perunggu besar dengan batang-batang yang terbuat dari cermin yang diberi nama "leaves of light" karya seniman Italia, Giuseppe Penone, dan tiga ukiran pada dinding-dinding batu yang bertuliskan teks-teks bersejarah dari kawasan tersebut karya seniman Amerika, Jenny Holzer.
Barang-barang berharga lainnya juga dipamerkan, antara lain patung Sphinx dari Abad ke-6 sebelum Masehi, 13 potongan-potongan dekorasi yang memperlihatkan Surat al Hashr dari Alquran dan patung marmer Alexander Agung seukuran dada.
Di antara koleksi lukisan, terdapat satu lukisan karya Leonardo Da Vinci yang dikerjakan antara 1495 dan diberi nama La Belle Ferronniere atau Potret Perempuan Tak Dikenal. Lukisan ini baru saja di restorasi dan dipinjamkan dari Museum Louvre yang asli di Perancis.
Museum Abu Dhadi didirikan berdasarkan perjanjian antar pemerintah Paris dan Abu Dhabi pada 2017. Awalnya museum ini direncanakan akan dibuka pada 2012, namun tertunda karena krisis keuangan global dan harga minyak yang rendah saat itu memaksa Uni Emirat Arab untuk mengurangi pengeluaran.
Louvre Abu Dhabi telah bermitra dengan berbagai museum dan lembaga budaya di Arab yang akan meminjamkan 28 karya penting. Beberapa karya tersebut antara lain patung Ain Ghazal berbentuk dua kepala yang berusia 8.000 tahun dari Yordania, 400 koin dirham perak dari Oman dan alat-alat batu jaman prasejarah dari Arab Saudi.
Dengan menanamkan investasi lebih dari 1 miliar dolar untuk museum itu, Abu Dhabi berharap budaya bisa menarik wisatawan. Dua museum lainnya, yakni museum Guggenheim Abu Dhabi dan Zayed National Musium, direncanakan akan dibuat di sekitar Louvre Abu Dhabi di distrik Budaya Saadiyat. Distrik Budaya Saadiyat sudah sering menyelenggarakan beberapa pameran seni, eksibisi dan pertunjukan-pertunjukkan.
"Kebudayaan adalah elemen yang akan membedakan kami dari yang lain," kata Saif Saeed Ghobash, Direktur Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. "Kami akan menarik para pelancong yang berbeda."
Harga tiket masuk ke museum itu 60 dirham atau kurang lebih setara dengan Rp 220 ribu. Sebanyak 5.000 tiket masuk untuk hari pembukaan sudah terjual habis.