Nahas, Pria Filipina Tewas Diserang Buaya Saat Badai Tembin

Abdulsalam Binang Amerhasan tewas diserang buaya saat hendak mengikat perahu miliknya kala badai Tembin menerpa kawasan Filipina selatan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Des 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 24 Des 2017, 18:36 WIB
Binatang Buas Buaya
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Liputan6.com, Manila - Seorang pria asal Filipina ditemukan tewas akibat diserang buaya, saat hendak menyelamatkan diri dari terpaan badai Tembin.

Badai tropis yang melanda Filipina bagian selatan itu terjadi pada Sabtu, 23 Desember 2017 dan menyebabkan ratusan nyawa melayang.

Dikutip dari laman AsiaOne, Minggu (24/12/2017), pria yang diketahui bernama Abdulsalam Binang Amerhasan tersebut tewas diserang buaya saat hendak mengikat perahu miliknya saat badai menerpa kawasan tersebut.

Namun nahas, pria berusia 53 tahun itu malah diserang oleh seekor buaya.

Pihak keluarga pun heran Amerhasan yang izin keluar rumah untuk mengikat perahu malah tak kembali. Kepanikan mulai terasa saat badai menerjang dan meluluhlantakkan kawasan Filipina selatan.

Untuk itu, istri dari Amerhasan meminta bantuan kepada para tetangga mencari suaminya.

Menurut kepolisian Palawan bagian barat, Filipina saat menerima laporan para tetangga langsung menggelar pencarian.

“Tak lama setelah pencarian dimulai, warga Palawan menemukan tubuh Amerhasan tergeletak di pinggir sungai,” ujar polisi.

“Saat diperiksa, korban sudah tak bernyawa. Terdapat bekas luka gigitan yang diduga kuat akibat serangan seekor buaya,” tambahnya.

Hingga saat ini, Badai Tembin dilaporkan masih menerjang dan telah mengakibatkan ratusan korban tewas di Filipina.

 

Badai Tembin Menerjang Filipina

Desa Lenyap... Korban Tewas Badai Tembin Filipina Capai 180 Orang
Desa Lenyap... Korban Tewas Badai Tembin Filipina Capai 180 Orang (JOSEP DEVEZA / AFP)

Sedikitnya, 180 orang dilaporkan tewas akibat badai tropis Tembin yang menerjang Filipina bagian selatan.

Badai Tembin memicu banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Mindanao. Dua kota yang paling terkena dampak paling parah adalah Tubod dan Piagapo, di mana beberapa rumah tertimbun batuan besar.

Warga Filipina kerap dilanda badai tropis mematikan, meski Mindanao tak sering diterjang.

Badai Tembin atau yang lebih dikenal dengan Vinta mulai tiba di Mindanao pada Jumat, 22 Desember 2017.

Saat itu pemerintah telah mengeluarkan peringatan darurat di beberapa bagian, termasuk wilayah Lanao del Norte dan Lanao del Sur.

Seperti dimuat Phipippine Daily Inquirer, Pejabat Manajemen Bencana mengatakan, setidaknya terdapat 62 korban tewas di Lanao del Norte, 46 lainnya di Zambongana del Norte, dan setidaknya 18 di Lanao del Sur.

Sementara itu, petugas kepolisian Tubod, Gerry Parami, mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya ada 19 korban tewas di Tubod, kota di Lanao del Sur.

“Air sungai meluap dan sebagian besar rumah hanyut. Desa itu sekarang sudah tiada" ujar Parami seperti dikutip dari BBC.

Ia mengatakan, sukarelawan menggali lumpur untuk mengeluarkan jasad di Desa Dalama.

Sementara itu pejabat lain mengatakan kepada AFP, sedikitnya 10 orang tewas di Piagapo, yang terletak 10 km di timur kota Tubod.

"Kami telah mengirim tim penyelamat, tapi sayangnya mereka hanya membuat sedikit kemajuan pencarian karena terhalang bebatuan," ujar Saripada Pacasum.

Putusnya arus listrik dan komunikasi telah menghambat upaya penyelamatan tersebut. Badai Tembin yang menerjang dengan kecepatan 80 km/jam, saat ini telah melewati Mindanao dan sedang menuju Palawan bagian selatan sebelum mengarah ke barat, mencapai Vietnam selatan dalam waktu sekitar tiga hari.

Sepekan yang lalu, Badai Tropis Kai-Tak melanda Filipina tengah dan menewaskan puluhan orang.

Wilayah tersebut masih dalam upaya pemulihan Topan Haiyan yang menerjang pada 2013. Kala itu lebih dari 5.000 orang tewas dan menyebabkan jutaan lainnya terdampak.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya