Liputan6.com, Ipoh - Tangan Yew Kar Yee gemetar ketakutan ketika melihat pria yang sangat ia cintai harus diborgol dan digiring ke kantor polisi di Ipoh, Malaysia. Kekasihnya itu dituduh membawa obat-obatan terlarang yang ditemukan di dalam tasnya.
Pria yang diketahui bernama Cheung Chan Choon tersebut ditangkap di bandara Sultan Azlan Shah, Malaysia ketika tengah menunggu jadwal penerbangan menuju Singapura bersama sang kekasih untuk merayakan hari Natal.
Namun, ketakutan wanita yang bekerja sebagai administrator tersebut berubah jadi momen yang menggemberikan dalam hidupnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman AsiaOne, Senin (25/12/2017), ternyata penangkapan pria tersebut adalah skenario belaka. Pria berusia 30 tahun itu telah menyusun rencana untuk melamar sang kekasih.
Sambil memegang seikat bunga dan cincin, pria itu tiba-tiba muncul mengenakan seragam pilot.
Kilatan cahaya kamera jadi saksi rasa haru dan bahagia Yee. Tak lama, Choon berlutut dan meminta agar Yee memegang tangannya.
"Kamu menemani saya selama ini. Pasang surut kehidupan sudah aku lalui sebagian dengan kamu. Bahkan ketika aku menghadapi masalah terberat, kamu selalu berada di sisiku," ujar Choon.
"Kamu adalah milikku, maukah kamu menikah dengaku?," tambahnya.
"Ya... aku bersedia," jawab Yee.
Jawaban dari wanita tersebut langsung disambut sorak sorai dan tepuk tangan orang yang melihat kejadian tersebut.
Kepada wartawan, Choon mengaku sudah merencanakan lamarannya sejak Juni 2017.
"Bagi saya, proses lamaran itu sekali dalam seumur hidup bagi bagi saya," ujar Choon.
Untuk membuat rencana melamar ini berhasil, pria tersebut juga mengaku telah mendapat bantuan dari banyak pihak termasuk otoritas bandara.
Pria Lamar Kekasih di Tengah Demo
Hal serupa juga pernah terjadi di Ukraina. Bedanya, pria itu melamar sang kekasih di tengah aksi demo.
Pria yang identitasnya dirahasiakan itu melamar wanita pujaannya di sebuah jalan yang berdekatan Independence Square. Lokasi di mana kerusuhan berdarah terjadi bulan Januari 2014.
Ia sengaja meminta wanita yang telah menjadi kekasihnya selama satu setengah tahun untuk ikut turun ke barikade yang didirikan kelompoknya pada Februari 2014.
"Pikiranku tenang, tapi hatiku berdebar," kata si pria.
Pria yang menggunakan seragam lengkap bak tentara itu mengungkapkan isi hatinya melalui pengeras suara saat pendemo lainnnya menyalakan suar. Berdekatan dengan barisan polisi anti huru-hara, si pria berlutut, lalu mengeluarkan sebuah kotak merah berisikan sebuah cincin. Tanpa ragu, pria tersebut kemudian meminta sang kekasih untuk menikahinya.
Kaget dan senang, si wanita pujaan langsung mengangguk, menerima lamaran sang kekasih. Dia tersenyum, lalu mencium pria yang kelak akan menjadi suaminya. Demonstran lain yang menyaksikan kejadian romantis itu bersorak. Mereka menyalakan kembang api dan alat pemicu suar merah. Ikut senang.
"Saya tak bisa berkata-kata. Saya sangat senang," ujar pria itu setelah akhirnya sang wanita idaman menerima lamarannya.
Setelahnya, si wanita mendapat seikat mawar merah dari seorang demonstran lain. Si pria kemudian bersorak meneriakkan "Kemenangan untuk Ukraina" dan dibalas oleh teriakan "Kemenangan untuk para pahlawan".
"Saya telah menunggu momen ini sejak lama, tetapi karena terjadi revolusi, maka saya memutuskan untuk melakukannya sekarang," beber si pria.
Advertisement