Liputan6.com, Hubei - Seorang mahasiswi asal China ditangkap dan didenda oleh kepolisian setempat setelah kedapatan melakukan pelanggaran di Bandara Internasional Wuhan Tianhe, Provinsi Hubei.
Wanita yang tak disebutkan namanya itu diberhentikan oleh petugas keamanan bandara saat membawa benda mencurigakan pada bagian perutnya.
Dikutip dari laman South China Morning Post, Senin (15/1/2018), ternyata isi benjolan pada perut si pelaku bukan janin, melainkan benda lain.
Advertisement
Baca Juga
Kecurigaan polisi semakin kuat setelah melihat prilaku aneh wanita tersebut. Ia begitu gugup dan panik saat ditanya oleh otoritas bandara.
Benar saja, saat petugas mencoba memegang perutnya itu bukan benjolan bayi sungguhan. Ada perut palsu yang dibuat dari bahan plastik silikon yang di dalamnya terdapat anak anjing berwarna putih dan berusia sekitar satu bulan.
Saat ditanya, pelaku mengaku bahwa ia hendak pulang ke kampung halaman yang terletak di Gansu, China.
Ia sengaja membeli perut palsu lewat situs jual beli online agar anjing peliharaannya bisa ikut ke kampung halaman.
Atas semua perbuatannya, wanita tersebut akan dikenakan sanksi denda -- meski tak dijelaskan berapa besar denda tersebut.
Seketika kasus penyeludupan anjing oleh seorang wanita di bandara tersebar hingga dunia maya. Mereka menyayangkan sikap petugas yang mengenakan sanksi kepada mahasiswi tersebut.
"Anak anjing itu begitu beruntungkarena memiliki majikan yang baik. Saya rasa tindakannya jauh lebih terpuji, dibanding seseorang yang suka meninggalkan anjing di bandara," tulis seorang netizen.
Â
Lindungi Anjing Peliharaan, Pria Australia Tewas Digigit Ular
Apabila seorang mahasiswi asal China menunjukkan kecintaannya terhadap seekor anjing dengan cara menyembunyikan hewan itu di dalam perut, maka beda halnya dengan pria yang satu ini.
Seorang pria berusia 24 tahun asal Australia dilaporkan meninggal hanya dalam waktu satu jam setelah digigit oleh seekor ular coklat. Ia kehilangan nyawa saat berupaya melindungi anjing peliharannya.
Pria itu mengalami gigitan di belakang rumahnya yang terletak di Tamworth (sekitar 400 km dari Sydney) di New South Wales pada Rabu, 10 Januari 2018.
"Dia keluar untuk menyelidiki ketika anjingnya yang kecil menyalak. Korban menemukan anjing itu sedang menggigit ular coklat tersebut." kata Sergeant Josh McKenzie dari Kepolisian Tamworth. Demikian dikutip dari Australian Plus Indonesia.
"Dia kemudian berusaha melepaskan ular tersebut namun mendapat gigitan di jari," tambhanya.
Anggota keluarga pria tersebut membawanya ke rumah sakit di Tamworth namun, korban meninggal satu jam kemudian.
"Obat anti bisa dan usaha untuk memberikan bantuan pernapasan dilakukan namun dia meninggal di rumah sakit," kata Sersan McKenzie.
Â
Advertisement
Kematian Akibat Gigitan Ular Coklat Sebenarnya Jarang
Ular coklat merupakan salah satu ular yang paling mematikan karena gigitannya di dunia, namun di Australia, korban tewas karena gigitan ular sebenarnya tidaklah banyak.
Antara tahun 2000 sampai 2016, 35 orang tewas karena gigitan ular di Australia.
Sersan McKenzie mengatakan ular adalah 'binatang yang dilindungi' dan karenanya tidak bisa dibunuh begitu saja, kecuali bila ada manusia yang sedang dalam bahaya karena serangan ular tersebut.
Yo Matthews salah seorang penangkap ular dari Snake Catchers Sydney mengatakan ular sebenarnya jarang menyerang manusia.
Ular coklat banyak berkeliaran di bagian timur garis pantai Australia." katanya.
Dia mengatakan bahwa bila kita berdiri dalam jarak lima meter dari ular coklat itu maka kita akan aman karena ular hanya bisa menyerang sesuai dengan panjang tubuhnya.