Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kerap menjadi sorotan media AS dan dunia selama beberapa waktu terakhir akibat berbagai isu miring yang kerap menerpa orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.
Dari berbagai isu miring yang menerpa, salah satu yang saat ini cukup marak menjadi buah bibir adalah; banyaknya pejabat, penasihat, dan atau staf kepresidenan di Gedung Putih yang meninggalkan Donald Trump selama 15 bulan masa kepresidenannya.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, orang-orang yang meninggalkan Trump pun dikabarkan sempat mengalami selisih pendapat atau ikut terseret dalam pusaran dugaan skandal yang menyelubungi sang presiden -- misalnya, terkait dugan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 atau dugaan kedekatan hubungan antara Moskow dengan Trump.
Media ternama Amerika Serikat Business Insider mencatat, hingga 6 Maret 2018, ada 16 figur -- dari tingkat senior hingga madya -- yang meninggalkan Donald Trump.
Mereka tidak termasuk tiga orang yang dipecat oleh Donald Trump, seperti, James Comey (Direktur Biro Investigasi Federal atau FBI), Sally Yates (Jaksa Agung), dan Preet Bhahara (Jaksa Wilayah Distrik Selatan New York).
Berikut ke-16 figur yang meninggalkan Donald Trump, seperti Liputan6.com rangkum dari Business Insider dan berbagai sumber (7/3/2018).
1. Gary Cohn
Gary Cohn, penasihat top ekonomi, meninggalkan posnya. Demikian pengumuman Gedung Putih.
Cohn, yang sempat digadang-gadang akan menjadi kepala staf, meninggalkan Gedung Putih usai kemarahaannya atas ketidaksetujuan dengan keputusan Trump untuk memberlakukan tarif baja dan alumunium. Ia akan meninggalkan jabatannya dalam beberapa minggu ke depan.
"Gary Cohn telah menjadi penasihat ekonomi utama saya dan melakukan pekerjaan yang hebat dalam agenda kami, membantu memberikan potongan pajak dan reformasi yang bersejarah dan menyelamatkan ekonomi Amerika sekali lagi. Dia adalah bakat yang langka, dan saya berterima kasih atas pelayanan berdedikasinya kepada warga Amerika," kata Trump dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN pada Rabu (7/3/2018).
Donald Trump menyampaikan kabar tersebut di Twitter Selasa 6 Maret malam, dan mengatakan sebuah keputusan akan segera datang.
Pengunduran diri Cohn membuat orang-orang di lingkaran Washington dan Wall Street, kaget. Banyak yang memandang Cohn, sebagai mantan eksekutif Goldman Sachs, memiliki pengaruh yang mantap terhadap kebijakan ekonomi Trump.
Kepergian Cohn menimbulkan pertanyaan tentang arah pemerintahan Trump dan membuat index Dow Jones terjerumus 300 poin. "Wall Street tidak akan senang," kata seorang anggota senior Partai Republik yang pernah bekerja di Gedung Putih dan di bidang keuangan.
Guncangan terbaru juga memperkuat kekacauan yang telah dihadapi Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir, dengan Cohn menjadi yang terbaru dari serangkaian pengunduran diri para petinggi. Sejauh ini belum jelas siapa yang akan menggantikannya sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.
Advertisement
2. Michael Flynn
Penasihat Keamanan Nasional Pemerintahan Donald Trump, Michael Flynn resmi mengundurkan diri. Ia meletakan jabatan karena dituding melakukan komunikasi dengan Rusia.
Kepastian tersebut disampaikan oleh pernyataan resmi dari Gedung Putih.
Flynn menjadi sorotan tajam beberapa pekan ini. Ia dituding menjalin kontak dengan Dubes Rusia untuk membahas soal sanksi sebelum Donald Trump dilantik jadi presiden.
Dalam keterangannya Flynn mengatakan, perbicangannya tersebut telah banyak disalahartikan.
"Saya telah sengaja dijerumuskan dalam informasi tidak tepat dan lengkap yang telah disampaikan kepada Wakil Presiden terpilih dan terkait komunikasinya dengan Dubes Rusia," sebut Flynn seperti dikutip dari BBC, Selasa 14 Februari 2017.
Terkait kasus Flynn Departemen Kehakiman pun telah menyampaikan kekhawatirannya terkait pertemuan pria tersebut dengan Dubes Rusia untuk Amerika Serikat.
Flynn dituduh bersalah karena saat tidak menjabat apa-apa di pemerintahan, ia malah menjalin komunikasi dengan Rusia. Undang-undang Amerika Serikat melarang warga yang tak masuk dalam pemerintahan untuk menjalin kontak diplomatik dengan negara mana pun.
3. Sean Spicer
Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya. Keputusan tersebut diambil karena ketidaksetujuannya terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dikutip dari laman BBC, Sabtu 22 Juni 2017, Presiden Trump memutuskan untuk memilih Anthony Scramucci sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih. Secara lantang, Spicer mengutarakan ketidaksetujuannya dengan pengangkatan Sarantocci yang ia anggap sebagai kesalahan besar.
Pencarian dan penetapan Direktur Komunikasi Gedung Putih itu dimulai setelah Mike Dubke mengundurkan diri dari jabatannya. Dubke mengundurkan diri pada Mei 2017.
Mundurnya Spicer dari jabatan sekretaris pers gedung putih yang otomatis pula menjadikannya Juru Bicara Donald Trump juga disampaikannya dalam cuitan di akun Twitter.
"Merupakan sebuah kehormatan dan keistimewaan bagi saya bisa melayani @POTUS @realDonaldTrump dan negeri yang hebat ini. Saya akan tetap bekerja hingga Agustus," tulis Spicer lewat akun Twitter-nya.
Selama ini, Spicer telah melakukan tugasnya dengan baik sebagai sekretaris pers maupun direktur komunikasi, pasca-mundurnya Dubke dari kursi jabatan. Hanya saja, Spicer kerap mengutarakan pernyataan kontroversial sehingga membuat citra Trump menjadi buruk.
Advertisement
4. Hope Hicks
Direktur Komunikasi Gedung Putih, Hope Hicks, mengundurkan diri. Perempuan berusia 29 tahun yang juga merupakan mantan model dan staf Trump Organization itu dikenal sudah lama menjadi orang terdekat Donald Trump.
Menurut sejumlah laporan, Hicks pernah berkata kepada rekannya bahwa ia telah menyelesaikan semua hal yang ia bisa lakukan di Gedung Putih.
Hicks, adalah orang keempat yang menjabat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih.
Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan bahwa belum jelas mengapa Hicks mengundurkan diri. Namun, ia mengatakan bahwa pengunduran diri Hicks tidak terkait dengan keterangan yang ia berikan kepada Komite Intelijen AS pada Selasa, 27 Februari 2018.
Dikutip dari BBC, Kamis 1 Maret 2018, Hicks dilaporkan telah mengaku kepada panel bahwa dirinya beberapa kali mengutarakan 'white lies' atau 'kebohongan demi kebaikan' bagi Donald Trump.
Namun, ia membantah telah berbohong tentang sesuatu yang berkaitan dengan penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 agar Trump dapat melenggang ke Gedung Putih.
5. Andrew McCabe
Deputi Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) Andrew McCabe telah mengajukan pengunduran diri pada Senin, 29 Januari 2018 waktu setempat.
Pengunduran diri Andrew McCabe terjadi di tengah tensi tinggi seputar dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan Donald Trump sebagai presiden -- yang populer disebut dengan nama "Russian Meddling".
Seperti dikutip dari The New York Times (30/1/2018), dua sumber anonim yang dekat dengan McCabe menyatakan, pengunduran diri itu dilakukan karena McCabe sering ditekan oleh Presiden Trump yang merasa terganggu dengan sepak terjang sang deputi direktur saat ikut menyelidiki dugaan Russian Meddling dan peretasan surat elektronik pribadi Hillary Clinton pada periode Pilpres AS 2016 lalu.
Pengunduran McCabe juga terjadi menjelang dirilisnya laporan tahunan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Kehakiman Amerika Serikat, Michael E Horowitz terhadap kinerja FBI. Laporan itu juga berisi tinjauan terhadap penyelidikan FBI terhadap dugaan skandal "Russian Meddling" dan "Peretasan Surel" Hillary dua tahun silam.
Sejumlah kutipan dari Laporan Horowitz berisi kritik terhadap McCabe yang dianggap tidak "netral" dan terpengaruh secara politik dalam menyelidiki dugaan skandal Russian Meddling dan Peretasan Surel Hillary.
Advertisement
6. Steve Bannon
Kepala Strategi Donald Trump, Steve Bannon hengkang dari Gedung Putih, Jumat 18 Agustus 2017.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut, namun tak dijelaskan apakah Bannon mengundurkan diri atau dipecat.
"Kepala Staf Gedung Putih John Kelly dan Steve Bannon telah menyepakati bahwa ini adalah hari terakhir bagi Steve. Kami sangat berterima kasih atas pengabdiannya dan mendoakan yang terbaik," kata Sanders, seperti dikutip dari CNN, Sabtu 19 Agustus 2017.
Dua sumber Gedung Putih mengatakan kepada CNN, Bannon awalnya diberi opsi untuk mundur. Namun belakangan ia dipaksa keluar alias dipecat.
Donald Trump dikabarkan beberapa kali menjadikan Bannon sasaran kemarahannya. Pada Kamis dua hari sebelumnya, sang miliarder nyentrik marah besar pada penasihat seniornya itu.
Pasalnya, dalam wawancara dengan American Prospect, Bannon mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan apa yang diucapkan atasannya itu soal isu Korea Utara. Misalnya, ia menyebut bahwa opsi serangan militer ke Korut tak mungkin dilakukan.
Bannon juga mengatakan, ia bisa mengocok ulang personel di Departemen Luar Negeri.
Steve Bannon kehilangan jabatannya yang bergengsinya hanya tujuh bulan setelah Donald Trump resmi diangkat jadi Presiden Amerika Serikat -- juga tiga pekan setelah Jenderal Purnawirawan John Kelly mengambil alih jabatan Kepala Staf Kabinet.
10 Lainnya...
7. Katie Walsh, Deputi Kepala Staf Gedung Putih
8. Walter Shaub, Direktur Office of Government Ethics
9. Michael Dubke, Direktur Komunikasi Gedung Putih
10. Reince Priebus, Kepala Staf Gedung Putih
11. Anthony Scaramucci, Direktur Komunikasi Gedung Putih
12. Sebastian Gorka, Deputi Asisten Kepresidenan
13. Tom Price, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Manusia
14. Omarosa Manigault, Direktur Komunikasi Gedung Putih
15. Brenda Fitzgerald, Direktur Badan Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC)
16. Rob Porter, Staf Sekretariat Gedung Putih
Advertisement