Liputan6.com, Washington, DC - Forbes, majalah bisnis Amerika Serikat yang terkenal akan daftar orang terkaya di dunia, menghapus nama-nama miliarder Arab Saudi dari katalog edisi 2018.
Mereka yang dihapus adalah figur yang terseret dalam kasus pemberantasan korupsi -- yang digagas oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman akhir tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Pemberantasan rasuah yang dilakukan oleh Otoritas Anti-Korupsi Saudi itu menyeret sekitar 50 miliarder dan anggota kerajaan yang menggeluti berbagai bidang usaha.
Salah satunya adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, penanam modal di Apple dan Twitter.
Otoritas juga menyita seluruh aset mereka yang mencapai total US$ 100 miliar.
Beberapa di antara mereka yang ditahan telah bebas bersyarat -- dengan membayar uang denda yang nominalnya dikabarkan cukup besar.
Alwaleed dikabarkan membayar denda pembebasan bersyarat mencapai Rp 81 triliun.
Berlandaskan pada kondisi itu, maka Forbes memutuskan untuk menghapus nama para miliarder Arab Saudi dari "daftar orang terkaya dunia".
"Penyitaan aset dan denda yang harus dibayar membuat kami sulit untuk mengetahui 'aliran dana' orang-orang tersebut," tulis Forbes baru-baru ini, seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (9/3/2018).
"Jika nanti telah ada kejelasan informasi terkait kekayaan mereka, beberapa di antaranya mungkin bisa kembali masuk dalam daftar," lanjut Forbes menjelaskan tentang penghapusan nama-nama pebisnis Arab Saudi tersebut.
10 Nama Dihapus
Tahun lalu, Forbes memajang 10 nama miliarder Arab Saudi dalam daftar mereka. Tahun 2018 ini, tak satu pun nama mereka terpampang dalam daftar tersebut.
Melansir Newsweek, Forbes menghapus nama Pangeran Alwaleed bin Talal (total kekayaan US$ 18,7 miliar) dari daftar orang terkaya di dunia mereka.
Alwaleed merupakan bos King Holding Company. Menggunakan bendera perusahaan itu, ia berinvestasi di sejumlah perusahaan ternama, seperti Twitter, Apple, News Corporation, Citigroup, jaringan hotel Four Seasons, dan perusahaan layanan berbagi transportasi asal Amerika Serikat, Lyft.
Alwaleed adalah cucu dari pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz al-Saud, dan keponakan raja yang menjabat saat ini, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang blak-blakan, telah lama memosisikan diri sebagai pembela hak-hak perempuan di Arab Saudi. Alwaleed juga pemilik mayoritas Rotana Group.
Selain Alwaleed, Forbes juga menghapus Mohammed Al Amoudi dari daftar yang sama. Pada tahun 2017, Forbes melaporkan bahwa Amoudi memiliki total kekayaan senilai US$ 8,1 miliar.
Pria keturunan Ethiopia-Saudi itu memiliki dan mengelola langsung dua perusahaan induk konglomerasi; Corral Petroleum Holdings dan MIDROC (Mohammed International Development Research and Organization Companies).
Amoudi memiliki kilang minyak di Maroko dan Swedia (Svenska Petroleum Exploration AB). Ia turut terlibat dalam eksplorasi energi migas, tambang, dan bidang komoditas lainnya di Afrika Barat serta beberapa lokasi lain.
Siapa 8 sisanya?
Advertisement
8 Sisanya...
- Pangeran Sultan bin Mohammed bin Saud Al Kabeer (US$ 3,8 miliar), memiliki saham di Almarai dairy company -- salah satu yang terbesar di Timur Tengah
- Mohammed Al Issa (US$ 2,6 miliar), pemilik Assila Investments dan memiliki saham di berbagai bank, perusahaan pemrosesan makanan, dan perhotelan
- Saleh Kamel (US$ 2,3 miliar), pendiri konglomerasi Dallah Albaraka yang bergerak di bisnis perumahan, makanan, dan kesehatan
- Abdullah Al Rajhi (US$ 1,9 miliar), pendiri Al Rajhi Bank -- salah satu bank Islam terbesar di dunia
- Abdul Majeed Alhokair (US$ 1,2 miliar)
- Salman Alhokair (US$ 1,2 miliar)
- Fawaz Alhokair (US$ 1,2 miliar), ia dan kedua saudaranya -- dua daftar di atas -- bergerak di bisnis real estate dan 19 pusat perbelanjaan
- Mohammed Serafi (US$ 1,1 miliar), investor real estate