Ironis, 50 Ton Kayu Dibakar dalam Ritual Pemurnian Udara dari Polusi

Dianggap dapat memerangi polusi udara, sebanyak 50 ton kayu dibakar selama sembilan hari oleh pendeta Hindu di India.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 19 Mar 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 18:40 WIB
Melihat Parayaan Chienbaese di Swiss
Sejumlah perserta membawa bundelan kayu pinus yang terbakar saat mengikuti Chienbaese di Liestal, Swiss (5/3). Acara ini diikuti oleh ratusan orang yang membawa kayu terbakar dan digelar pada Minggu malam setelah Rabu Abu. (AFP/Michael Buholzer)

Liputan6.com, Meerut, India - Sebanyak hampir 350 pendeta Hindu turut berpartisipasi dalam sebuah ritual keagamaan bertajuk mahayagya, yang bertujuan untuk memerangi polusi.

Penyelenggaran ritual tersebut dilakukan oleh  sebuah kelompok budaya bernama Shri Ayutchandi Mahayagya Samiti berkumpul di kota Uttar Pradesh selama penyelenggaraan yang memakan waktu sembilan hari.

Dilansir dari Times of India pada Senin (19/3/2018), agenda ritual 'pemberantasan' polusi ini mengambil tempat pelaksanaan di Meerut di utara India.

Dimulai pada hari Minggu, 18 Maret 2018, sebanyak 108 lubang api suci telah dibangun di area seluas lebih dari 15.000 kaki persegi di tanah suci Bhainsali.

Ritual unik tersebut, konon, akan diikuti oleh sekitar 10 juta orang, dan menghabiskan kayu dari berbagai jenis pohon hingga 50 ton banyaknya.

Namun, menurut petugas regional Badan Pengendalian Pencemaran Udara (UPPCB), R.K. Tiyagi, ritual tersebut sejatinya membahayakan lingkungan. 

"Sayangnya, tidak ada kebijakan dari pemerintah untuk mengatur hal ini, jadi kami tidak bisa berbuat banyak," ujar Tiyagi, seraya menambahkan bahwa hal itu justru berisiko memperparah polusi udara di wilayah terkait. 

Asap ritual 'pengorbanan; ini kemungkinan justru memunculkan kombinasi gas dan partikel berbahaya -- beberapa di antaranya justru bersifat polutan -- seperti: benzene, formaldehida, dan lain sebagainya.

 

 Simak video yang menunjukkan New Delhi sebagai kota paling tercemar di dunia berikut: 

Jadi Tradisi Sebagian Masyarakat Hindu India

Bendera India
Bendera India (iStock)

Dalam ritual terkait, deretan kayu mangga akan dibakar menggunakan ghee, mentega murni dari susu sapi, serta beberapa bahan campuran lain, seperti biji wijen, beras, dan barley.

Kepulan asap dari kombinasi unik layaknya bumbu itu, oleh presiden kelompok penyelenggara terkait, Gyanendra Agarwal, disebut mampu memurnikan polusi di udara.

Disebutkan pula, acara tersebut terlaksana berkat dukungan donasi 10 ton biji wijen hitam, enam ton beras, tiga ton barley, dan 150 kotak ghee.

Penyelenggaraan 'ritual pengorbanan' terkait merupakan sesuatu yang lumrah di kalangan masyarakat Hindu di India, khususnya mereka yang tinggal di kawasan utara. Tidak hanya dilakukan secara komunal, prosesi ini juga terkadang dilakukan oleh individu.

Pada 2016, seorang anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata, Virendra Singh, sempat menggerakan massa untuk melakukan ritual serupa, dengan tujuan meminta peningkatan curah hujan di bagian timur laut India.

Beberapa minggul lalu, sebuah kelompok di kota Hyderabad, menggelar ritual pembakaran kayu suci sebagai doa agar Chandrasekhar Rao, seorang politisi setempat, menjadi perdana menteri India berikutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya