Pangeran Saudi: Israel Memiliki Hak atas Tanahnya, tapi...

Secara mengejutkan, Putra Mahkota Arab Saudi menyebut Israel berhak memiliki 'hak' atas tanah leluhurnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Apr 2018, 17:32 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 17:32 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Temui PM Inggris Theresa May
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengunjungi Perdana Menteri Inggris Theresa May di 10 Downing Street, London, Rabu (7/3). Kunjungan ini dirancang untuk meningkatkan hubungan keamanan dan perdagangan kedua negara. (AP/Alastair Grant)

Liputan6.com, RIyadh - Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa Israel memiliki "hak" atas tanah airnya.

Pernyataan mengejutkan tersebut dilontarkan oleh Pangeran MBS --sapaan akrabnya-- pada Senin, 2 April 2018.

Dikutip dari Asia One pada Selasa (3/4/2018), Arab Saudi dan Israel masih belum memiliki hubungan diplomatik formal. Tetapi di belakang layar, hubungan mereka telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Kedua negara memliki beberapa persamaan dalam isu-isu terkini, seperti menganggap Iran sebagai ancaman terbesar, Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu kunci di Timur Tengah, dan kewaspadaan terhadap ancaman kelompok ekstremis.

Salah satu hal yang menghalangi komunikasi diplomatik keduanya adalah konflik antara Israel dan Palestina.

Namun, belakangan muncul tanda bahwa Riyadh sepertinya mendukung klaim atas kedaulatan wilayah Israel. Hal itu terekam jelas dalam hasil wawancara Jeffrey Goldberg, pimpinan redaksi majalah berita The Atlantic, dengan Pangeran MBS, yang menempatkan klaim wilayah Israel sebagai pijakan umum sebuah negara.

Ketika ditanya apakah orang Yahudi memiliki hak mendirikan negara di tanah leluhur mereka, Pangeran MBS menjawab secara diplomatis bahwa hal tersebut mungkin terjadi.

"Saya percaya bahwa setiap orang, di mana saja, memiliki hak untuk hidup di negara mereka yang damai," kata sang pangeran.

"Saya percaya Palestina dan Israel punya hak untuk memiliki tanah mereka sendiri," ucapnya.

Namun, Putra Mahkota Arab Saudi itu mengimbau tentang pentingnya perjanjian damai guna menjamin stabilitas bagi semua orang.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Pertama Kali dalam Sejarah Hubungan Arab Saudi dan Israel

Masjid Al-Aqsa
Seorang pria Palestina berjalan melewati Dome of Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa sebelum sholat Jumat di Kota Tua Yerusalem pada tanggal 13 Januari 2017. (AFP/Ahmad Gharabli)

Sejak 2002, Arab Saudi telah menjadi aktor utama dalam upaya Inisiatif Perdamaian Arab, yang berusaha merumuskan solusi penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Belum pernah ada sebelumnya, pihak Kerajaan Arab Saudi yang menerima anggapan bahwa Israel punya 'hak' atas tanah leluhurnya, yang juga ditempati oleh masyarakat Palestina.

Jika prediksi publik terbukti benar, Pangeran MBS akan menggantikan posisi ayahnya sebagai Raja Arab Saudi, dan memiliki peran sebagai penanggung jawab keamanan kota-kota suci umat Islam, termasuk situs Masjid Aqsa di Yerusalem.

Namun, Pangeran MBS mengatakan kepada Goldberg bahwa ia tidak memiliki 'keberatan tentang agama' terhadap orang Isreal, selama situs suci muslim utama dilindungi dengan baik.

"Kami memiliki keprihatinan agama tentang nasib masjid suci di Yerusalem, dan juga hak-hak rakyat Palestina," jelas Pangeran MBS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya