TKW Asal Filipina Dipaksa Minum Cairan Pemutih Pakaian di Arab Saudi

Bekerja hampir dua tahun di Arab Saudi, seorang TKW asal Filipina kerap mendapat penyiksaan dari majikannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Apr 2018, 12:02 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 12:02 WIB
Ilustrasi pemutih pakaian (belaching) - AP
Ilustrasi pemutih pakaian (belaching) - AP

Liputan6.com, Riyadh - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Filipina dilarikan ke sebuah rumah sakit di Kota Jizan, Arab Saudi, setelah dipaksa majikannya untuk meminum cairan pemutih pakaian.

Akibat insiden yang terjadi pada awal April tersebut, TKW yang diketahui bernama Agnes Mancilla itu mengeluarkan busa dari mulutnya, serta tetesan darah yang cukup deras dari hidungnya.

Dikutip dari South China Morning Post pada Selasa (17/4/2018), Agnes pun terpaksa menjalani operasi usus untuk menghentikan penyebaran racun kimia dari cairan pemutih.

"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang di Jizan untuk memastikan bahwa keadilan akan diberikan kepada Agnes Mancilla," ujar salah seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Filipina pada Senin, 16 April 2018.  

Dijelaskan pula bahwa kondisi Mancilla kini sudah membaik, dan majikan yang melakukan pemaksaan kepadanya telah ditangkap oleh Kepolisian Arab Saudi.

Mancilla diketahui telah bekerja di Arab Saudi sejak 2016, tapi berulang kali ia mendapat siksaan secara fisik oleh majikan wanitanya.

Juru bicara Konsulat Filipina di Jeddah, Edgar Badajos, mengatakan bahwa majikannya tersebut juga diketahui telat membayar gaji Mancilla hingga tiga bulan.

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

Penyiksaan TKW Asal Filipina Sering Terjadi di Timur Tengah

Perempuan Arab
Ilustrasi (AFP)

Kasus kekeraan yang menimpa Mancilla merupakan laporan terbaru tentang penganiayaan TKW asal Filipina di Timur Tengah.

Pada Februari lalu, kasus penganiyaan terhadap seorang TKW hingga tewas menyebabkan hubungan diplomatik antara Filipina dan Kuwait menegang.

Presiden Rodrigo Duterte mengecam pemerintah Kuwait, karena lalai terhadap kasus pembunuhan seorang pekerja wanita asal Filipina, yang jasadnya ditemukan tersimpan di lemari pendingin.

Akibat kasus tersebut, Presiden Duterte melarang warga negara Filipina untuk bekerja di negara-negara Teluk.

Padahal, Timur Tengah merupakan "rumah" bagi lebih dari dua juta pekerja migran Filipina saat ini.

Bahkan, Presiden Duterte sempat menuding bahwa banyak majikan di negara-negara Arab kerap memerkosa TKW asal Filipina, memaksa bekerja hingga 21 jam setiap harinya, dan tidak memberi makan yang layak.

Sementara itu, pada pekan lalu, Kuwait menyetujui desakan pemerintah Filipina untuk memperbaiki kondisi kerja para buruh migrannya.

Salah satu tuntutan utama tersebut adalah mengizinkan pekerja migran asal Filipina untuk menyimpan ponsel dan paspor mereka sendiri.

Presiden Duterte mengatakan akan segera pergi ke Kuwait untuk menandatangani perjanjian tersebut, meski tanggal pastinya belum ditentukan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya