Liputan6.com, Baghdad - Pertempuran sengit yang terjadi antara pasukan pemerintah yang didukung kekuatan milisi Syiah melawan para militan ISIS di Tikrit pada 2015, membuat makam mantan pemimpin Irak Saddam Hussein nyaris rata dengan tanah.
Seperti dilansir BBC pada 16 Maret 2015, apa yang dulunya adalah mausoleum megah di Desa Al Awja kini hanya tersisa onggokan pilar penyangga atap.
Namun, tak ada jasad ditemukan di sana. Tahun 2014 lalu, kabarnya, warga Sunni setempat telah memindahkan jenazah Saddam Hussein ke lokasi yang dirahasiakan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Pendudukan makam terjadi saat pertempuran terkonsentrasi di utara dan Selatan Tikrit Minggu 15 Maret 2015, di mana pasukan Irak bersumpah akan menguasai pusat kota dalam waktu 48 jam.
Mausoleum yang tinggal reruntuhan berada di selatan kota. Potret Saddam Hussein seukuran poster yang sebelumnya ada di sana digantikan bendera milisi Syiah dan gambar sejumlah pimpinan mereka, termasuk Jenderal Iran Qassem Soleimani.
"Ini adalah area di mana militan ISIS berkumpul, karena makam Saddam ada di sini," kata Kapten Yasser Nu'ma, pimpinan para milisi. "Militan ISIS berusaha menjebak kami dengan cara memasang ranjau bom."
Agustus 2014 silam, ISIS mengatakan bahwa makam Saddam Hussein telah hancur. Namun, pejabat setempat membantah informasi tersebut. Mausoleum tersebut, kata dia, hanya dirampok dan hanya mengalami kerusakan kecil.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Jasad Dipindahkan?
Saddam Hussein yang berasal dari Tikrit ditangkap pasukan Amerika Serikat pada 2003. Ia divonis bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan, terkait pembantaian 148 warga Syiah di Dujail tahun 1982. Hukumannya mati.
Pada Sabtu 30 Desember 2006, Saddam Hussein dieksekusi gantung. Setahun kemudian, jasadnya disimpan di sebuah mausoleum.
Ada marmer berbentuk oktagon dengan taburan bunga segar, menutupi titik di mana jasad Saddam dikebumikan.
Tikrit diserbu oleh ISIS Juni 2014 lalu. Kota itu dikendalikan beberapa ratus milisi. Para pejabat Irak merebut kembali area itu sebagai batu loncatan untuk merebut kota-kota lain yang dikuasai ISIS, termasuk Mosul.
Sebelumnya, pemimpin lokal memerintahkan agar jenazahnya dipindahkan. Secara rahasia. "Kami memindahkan dia ke tempat yang jauh dari tangan musuh-musuhnya," kata seorang pemimpin suku dari mana Saddam berasal, Albu Nasir kepada Reuters. "Apa tidak cukup bagi mereka untuk membunuhnya sekali. Sekarang mereka takut pada jasadnya."
Advertisement