Israel Pernah Sewa Resor di Sudan Demi Selamatkan Ribuan Yahudi Ethiopia?

Dengan menyamar, Dinas Intelijen Israel (Mossad), menyewa sebuah resor di Sudan. Mereka melakukannya demi menyelamatkan ribuan Yahudi Ethiopia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Apr 2018, 15:36 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 15:36 WIB
Ilustrasi Israel
Ilustrasi Israel (AP Photo/Tom Pringle)

Liputan6.com, Khartoum - Dinas Intelijen Israel (Mossad) mengelola sebuah resor mewah di Sudan sebagai fron operasinya pada 1980-an. Laporan tersebut merupakan hasil penyelidikan BBC.

Sekelompok agen Mossad ditugaskan untuk menyelundupkan ribuan pengungsi Yahudi Ethiopia, yang dikenal sebagai Beta Israel, ke Israel pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.

Ribuan orang Yahudi Ethiopia tersebut terdampar di Sudan, sebuah negara mayoritas muslim yang bermusuhan dengan Israel. Dan para agen Mossad ditugaskan untuk menyelundupkan mereka dengan menyeberangkan melalui Laut Merah atau menerbangkan ke Israel.

Permusuhan Israel dan Sudan membuat identitas Yahudi Ethiopia tersebut harus disembunyikan.

"Beberapa agen Mossad pergi ke Sudan untuk mencari lokasi pendaratan pantai. Secara tidak terduga mereka menemukan desa pantai terpencil, di antah berantah. Bagi kami itu adalah berkah. Jika kami mendapatkan tempat ini, kami bisa mengelola sebuah destinasi menyelam, yang akan memberi kami alasan untuk berada di Sudan dan lebih jauh lagi, kami bisa berkeliaran di dekat pantai," ungkap salah seorang agen Mossad senior yang terlibat dalam operasi itu kepada BBC, seperti dikutip dari Independent, Senin (23/4/2018).

Desa wisata Arous, terletak di pantai timur Sudan, terdiri dari 15 bungalo, dapur, dan sebuah ruang makan terbuka yang menghadap ke sebuah pantai dan Laut Merah.

The Sudanese International Tourist Corporation membangun resor tersebut pada 1972. Namun mereka tidak pernah membukanya karena tidak ada listrik, pasokan air, atau jalan di dekatnya.

Menyamar sebagai karyawan sebuah perusahaan Swiss, agen Mossad menyewa tempat itu seharga US$ 320.000 pada akhir 1970-an. Mereka membuka akses terhadap air dan bahan bakar, dan menyelundupkan beberapa unit AC, serta perlengkapan olahraga air untuk "membangun" resor penyelaman.

"Bungalo ber-AC, lengkap dengan peralatan mandi, makanan enak, dan berbagai perlengkapan olahraga air tersedia untuk disewakan," demikian bunyi brosur resor tersebut.

Hasil penyelidikan BBC menyebutkan bahwa agen Mossad bertindak sebagai manajer resor, sementara sejumlah agen perempuan ditugaskan untuk operasional sehari-hari agar tidak mencurigakan.

Untuk lebih meyakinkan, mereka mempekerjakan 15 staf lokal -- tidak seorang pun dari mereka tahu identitas asli dari manajer dan rekan-rekan mereka lainnya.

Para tamu resor tersebut, termasuk di antaranya tentara Mesir, pasukan SAS Inggris, sejumlah diplomat asing, dan pejabat pemerintahan Sudan dilaporkan juga sama sekali tidak tahu identitas asli para pengelola resor.

Gad Shimron, salah satu agen Mossad yang bekerja di resor itu mengatakan pada BBC, "Kami yang memperkenalkan selancar angin ke Sudan. Saya tahu caranya, jadi saya mengajarkan para tamu. Agen Mossad lainnya berperan sebagai instruktur selam profesional".

Ia menambahkan, "Kami menawarkan standar seperti Hilton, tempat itu sangat indah..."

Sementara, gudang penyimpanan perlengkapan selam, yang jauh dari jangkauan, berisikan radio-radio tersembunyi yang digunakan para agen untuk berkomunikasi dengan markas mereka di Tel Aviv.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Operasi Penyelamatan di Malam Hari

Umat Yahudi Peringati Eksodus Bangsa Israel dari Mesir
Ribuan umat Yahudi menggelar doa di Tembok Barat Kota Tua Yerusalem, Senin (2/4). Mereka memperingati eksodus besar-besaran bangsa Israel dari perbudakan di Mesir sekitar 3.500 tahun lalu. (MENAHEM KAHANA/AFP)

Pada malam hari, para agen Mossad akan pergi melakukan operasi penyelamatan. Kepada staf lokal mereka mengatakan akan keluar kota selama beberapa hari.

Yang terjadi sebenarnya, para agen Mossad mendatangi sebuah kamp pengungsi yang berjarak ratusan mil jauhnya di mana Beta Israel sedang menunggu. Mereka dibawa ke sebuah pantai di dekat Arous. Lalu para pengungsi Yahudi tersebut diserahkan ke tim SEAL Israel, yang akan membawa mereka ke kapal angkatan laut yang telah menanti, sebelum akhirnya berlayar menuju Israel.

Setelah sebuah operasi nyaris terbongkar, Israel memutuskan untuk mengirimkan jet yang secara terselubung akan mengangkut para Yahudi Ethiopia ke Israel.

Para agen meninggalkan resor tersebut pada 1985, setelah bertahun-tahun mengelolanya. Junta militer yang berkuasa di Sudan dilaporkan mulai memburu mata-mata Israel, karenanya kepala Mossad memerintahkan para agen untuk mundur.

Seorang agen menceritakan pada BBC, bahwa para agen Mossad melakukan evakuasi kilat ketika sejumlah tamu masih menginap di resor tersebut.

"Mereka terbangun dan menemukan mereka sendiri di gurun. Para staf lokal ada di sana, tapi yang lainnya seperti instruktur selam, manajer, dan sebagainya -- seluruh orang Kaukasia -- telah menghilang," ungkap agen Mossad tersebut.

Mossad berhasil memindahkan setidaknya 7.000 Yahudi Ethiopia ke Israel selama beroperasi di Arous.

"Arous Resort ditutup ketika saya berkunjung... Meskipun cat yang berwarna-warni dan segar memberikan tampilan yang ceria, seluruh tempat itu berantakan: Atap-atap bungalo runtuh dan jet ski ditinggalkan begitu saja, semua menunjukkan tempat itu ditinggalkan terburu-buru," demikian keterangan Paul Clammer, seorang penulis artikel travel pada tahun 2005.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya