Eks Bos CIA Mike Pompeo Sah Jadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat

Awalnya, pengangkatan Mike Pompeo sebagai Menlu AS mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat atas dasar sejumlah alasan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Apr 2018, 14:31 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 14:31 WIB
Mike Pompeo, Direktur CIA pada era Presiden Donald Trump
Mike Pompeo, Direktur CIA pada era Presiden Donald Trump (Associated Press)

Liputan6.com, Washington D.C - Mantan Direktur CIA Mike Pompeo resmi dilantik sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada Kamis, 26 April 2018, waktu setempat.

Pelantikan Pompeo terjadi atas permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump -- meski mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat di senat.

Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (27/4/2018), awalnya pengangkatan Pompeo sebagai Menlu AS mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat atas dasar sejumlah alasan.

Partai Demokrat khawatir dengan diangkatnya Pompeo sebagai Menlu AS akan menambah agresif kebijakan luar negeri Presiden Trump.

Meski mendapat pertentangan, akhirnya mantan pemimpin CIA itu berhasil mengalahkan para pengkritiknya. Mike Pompeo berhasil menduduki jabatan tersebut dengan perolehan dukungan 57 suara lawan 42 suara.Mike Pompeo dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh Hakim Mahkamah Agung, Samuel Alito di Gedunung Putih.

Atas pengangkatannya itu, Departemen Luar Negeri AS langsung mengumumnkan bahwa Pompeo akan menjadi pimpinan delegasi Amerika Serikat di pertemuan para Menlu NATO keesokan harinya di Brussels, Belgia.

Setelah pertemuan di Brussels, Pompeo dijadwalkan akan bertolak ke Israel, Yordania, Arab Saudi. Kunjungan tersebut ditegaskan oleh Juru Bicara Deplu AS, Heather Nauert sebagai peran AS dalam menjaga hubungan dengan sekutu kunci dan mitra-mitra di wilayah.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Trump pernah memuju sosok Mike Pompeo.

"Ia adalah sosok yang berjiwa patriot, berbakat, penuh semangat dan punya kecerdasan untuk memimpin Departemen Luar Negeri. Ia adalah aset luar biasa bagi negara kita," ujar Trump dalam sebuah pernyataan.

"Ia akan selalu mengutamakan kepentingan negara. Ia memegang kepercayaan saya. Oleh sebabnya saya mendukungnya," tambah Trump.

Pasca-pelantikan, Mike Pompeo mengatakan bahwa dirinya benar-benar akan melaksanakan tanggung jawab yang diberikan.

"Saya akan melayani rakyat Amerika Serikat dan mulai pekerjaan dengan segera," ujar Mike Pompeo.

Mike Pompeo menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Rex Tillerson -- yang dipecat oleh Trump pada Maret lalu setelah setahun terakhir terlibat dalam ketegangan di Gedung Putih.

Ketegangan terjadi atas berbagai faktor, seperti masalah kebijakan dan kekacauan yang terjadi di Departemen Luar Negeri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Temui Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

Kepala CIA Mike Pompeo
Kepala CIA Mike Pompeo (Foto Dokumentasi Kongres AS)

Belum lama ini, saat masih menjabat sebagai Direktur CIA, Mike Pompeo, dilaporkan telah bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Pertemuan keduanya dikabarkan terjadi setelah libur perayaan Paskah lalu. Menurut beberapa pengamat, itu merupakan sinyal kuat bahwa Washington dan Pyongyang tengah menyiapkan 'panggung' bagi rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.

Dikutip dari Vox.com, laporan tersebut pertama kali dimuat oleh The Washington Post pada Selasa, 17 April 2018.

Sebelumnya, kunjungan Pompeo ke Korea Utara telah diisyaratkan oleh Presiden Donald Trump ketika menerima Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, di vila pribadinya di Mar-a-Lago, awal pekan ini.

"AS dan Korea Utara sedang melakukan pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi," ujar Trump di hadapan media.

"Saya benar-benar percaya bahwa ada banyak hal baik sedang terjadi saat ini," lanjutnya.

Pernyataan Trump tersebut dianggap sebagai berita besar, meski masih cukup sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirujuk olehnya.

Menurut analis politik dari Vox, Alex Ward, kalimat 'pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi' tidak biasa diucapkan oleh Presiden Donald Trump.

Hal itu, menurutnya, bisa diartikan menjadi dua hal, yakni apakah pembicaraan kedua negara akan dilakukan melalui jalan lain, atau mengikuti tahapan-tahapan yang telah dibangun.

Meski begitu, kunjungan Pomeo tersebut dianggap sebagai tanda bahwa ada kemajuan yang berarti, dalam rencana pertemuan bersejarah antara kedua negara.

Pompeo merupakan pejabat tinggi AS pertama yang bertemu dengan pemimpin Korea Utara, sejak Madeline Albright melakukan pertemuan dengan mendiang Kim Jong-il pada 2000 silam.

Sebagai salah satu penasihat kepercayaan Donald Trump, Pompeo telah ditunjuk langsung oleh Presiden ke-45 Amerika Serikat itu untuk mengisi posisi Menteri Luar Negeri, menggantikan Rex Tillerson.

Donald Trump dan Kim Jong-un diperkirakan akan duduk bersama pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya