Kerusuhan Mewarnai Pemilu Lokal di India, 12 Orang Tewas

Kerusuhan pada pemilu panchayat juga turut disertai oleh beberapa kali ledakan bom.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Mei 2018, 14:04 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 14:04 WIB
Ratusan Warga India Unjuk Rasa Tuntut Negara Bagian Berpisah
Pengunjuk rasa dari Front Rakyat Pribumi Tripura (IPFT) mengibarkan bendera India saat menggelar demo di Khamtingbari di dekat perbatasan Agartala, India, Senin (10/7). Mereka menuntut negara bagian Tripura terpisah. (AFP Photo/ Arindam Dey)

Liputan6.com, New Delhi - Setidaknya 12 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam sebuah bentrokan sengit antarkelompok pendukung kandidat pemilu panchayat (dewan daerah) di negara bagian Bengal Barat, India.

Kisruh yang terjadi pada Senin, 14 Mei 2018, melibatkan beberapa serangan brutal, intimidasi terhadap para pemilih, dan perusakan bilik-bilik suara yang terjadi di beberapa lokasi.

Dikutip dari BBC pada Selasa (15/5/2018), partai yang berkuasa di India, Partai Bharatiya Janata (BJP), menuduh Partai Kongres Trinamool (TMC) yang memiliki pengaruh besar di Bengal Barat, telah menghasut kekerasan untuk mengganggu pemungutan suara.

TMC membantah tuduhan itu dan mengatakan laporan tersebut terlalu dibesar-besarkan, sehingga memicu salah persepsi di tengah masyarakat India.

Menurut Parth Chatterjee dari Kongres Trinamool, di luar kisruh yang terjadi di beberapa lokasi, pemilu panchayat telah berlangsung dengan lancar.

Namun, beberapa analis menyebut bahwa pemilu panchayat kali ini dinilai sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir di negara bagian Bengal Barat.

"Kami telah beberapa kali menerima informasi korban tewas akibat kekerasan pada pemilu panchayat, yang terjadi di sebagian besar wilayah negara bagian," kata Surajit Kar Purakayasth, kepala polisi Bengal Barat.

"Kami sedang menyelidiki lebih lanjut apa penyebab, dan seberapa besar dampak kerugiannya," lanjut Surajit.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah India telah memerintahkan polisi dan militer di negara bagian Bengal Barat untuk tetap siaga mengawal seluruh proses pemilu panchayat.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

71.500 Pasukan Bersenjata Dikerahkan

Bendera India
Bendera India (iStock)

Sementara itu, muncul pemberitaan di berbagai media lokal India, yang menyebut bahwa kisruh di Bengal Barat dipicu oleh penculikan salah satu kandidat pemilu panchayat bernama Sariful Mullick.

Setelah hilang tanpa kabar selama lebih dari 24 jam, Mullick muncul dengan klaim bahwa dirinya telah diculik oleh sekelompok orang tidak dikenal, yang ia curigai sebagai suruhan lawan politiknya.

Karena kisruh tersebut, hasil pemilu panchayat hanya bisa direkapitulasi tidak lebih dari 73 persen, dan kemudian ditangguhkan hingga Kamis, 17 Mei 2018, ketika suasana diprediksi kembali kondusif.

Otoritas keamanan mengatakan bahwa terjadi tiga ledakan bom di wilayah utara Kota Dinaipur, di mana dua di antaranya ditemukan terpasang di rel kereta.

Sekitar 71.500 pasukan bersenjata telah dikerahkan untuk bersiaga di beberapa negara bagian yang melangsungkan pemilu panchayat, yakni di Assam, Odisha, Sikkim, dan Andhra Pradesh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya