Naik Sepeda Ontel hingga Jalan Kaki, Ini 3 Kisah Nekat demi Ibadah ke Tanah Suci

Lazimnya, kebanyakan orang akan menggunakan moda transportasi pesawat dan mobil untuk naik haji dari negara masing-masing.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Jun 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2018, 21:00 WIB
Kakbah. (Wikimedia)
Kakbah. (Wikimedia)

Liputan6.com, Mekah - Bagi umat muslim di seluruh dunia, Tanah Suci di Mekah dan Madinah merupakan tempat terindah dan menjadi destinasi impian. Setiap tahunnya, jemaah berdatangan ke sana, untuk menunaikan ibadah haji atau naik haji maupun umrah.

Lazimnya, kebanyakan orang akan menggunakan moda transportasi pesawat dan mobil untuk naik haji dari negara masing-masing.

Namun, ada pula sejumlah orang yang nekat melakukannya dengan cara tak biasa. Mulai dari berjalan kaki hingga naik sepeda ontel.

Alasan mereka melakukan hal tersebut berbeda-beda. Salah satunya karena biaya perjalanan yang cukup mahal.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut 3 kisah tak biasa demi naik haji ke Tanah Suci:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Berjalan dari Bosnia ke Mekah

Kakbah
Kakbah, Mekah, Arab Saudi (Liputan6.com/ Taufiqurrohman)

Senad Hadzic memulai perjalanan panjangnya sejak tahun 2011 demi sampai di tempat yang ia dambakan yaitu Tanah Suci Mekah.

Hadzic berangkat dari kampung halamannya, Desa Banovici di utara Bosnia Desember 2011 lalu. Ia menempuh perjalanan 5.900 kilometer menuju Mekah, 12 hingga 20 mil mampu ia tempuh setiap hari.

Sambil menenteng ransel besar seberat 20 kilo -- salah satunya berisi Al-Quran -- Hadzic dengan sungguh-sungguh ingin tiba di lokasi tersebut.

"Saya ingin sekali berhaji, tapi tak punya uang," kata pria itu seperti dimuat situs Onislam.net.

"Saya lalu memutuskan untuk berjalan kaki ke Arab Saudi, dengan bekal 200 euro," tambahnya.

Ia juga membawa peta, dan bendera enam negara lain yang ia lalui, sembari merasakan suhu yang teramat dingin, minus 35 derajat Celsius di Bulgaria, hingga superpanas 44 Celsius di Yordania.

Perjuangan berat Hadzic akhirnya terbayar. Ia tiba di Tahan Suci Sabtu 20 Oktober 2012. "Aku tak merasa lelah, hari itu adalah yang terbaik dalam hidupku."

Perjuangan fisik Hadzic memang telah berlalu, sementara perjalanan spiritualnya baru saja dimulai. Dan, setelah mengumumkan kedatangannya di Mekah melalui akun Facebook, muslim yang taat itu langsung mengayunkan langkahnya menuju Masjidil Haram.

2. Dua Pria Kebumen ke Mekah Naik Ontel

Keluarga dan tetangga melepas keberangkatan dua pria Kebumen yang naik haji bersepeda ontel. (Foto: Liputan6.com/Facebook/Muhamad Ridlo)
Keluarga dan tetangga melepas keberangkatan dua pria Kebumen yang naik haji bersepeda ontel. (Foto: Liputan6.com/Facebook/Muhamad Ridlo)

Pada awal Mei 2018 lalu, ada dua orang warga Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia yang bikin heboh. Sebab, dua pria ini nekat berangkat naik haji bersepeda ontel. Mereka bakal menempuh perjalanan ribuan kilometer ke Tanah Suci, Mekah dan Madinah.

Mereka dilepas oleh keluarga, segenap sanak famili, dan tetangganya dengan doa-doa. Kenekatan dua pria yang berniat haji bersepeda ontel ini menginspirasi banyak orang.

Dua pria ini diketahui bernama Kiai Khudori dan Nurudin. Meski terdengar cukup berbahaya, banyak netizen yang menghantarkan doa agar apa yang direncakan dua pria ini dapat terwujud.

 

3. Jalan Kaki dari Paris ke Mekah

Cara Perbaiki Arah Kiblat Saat Matahari Tepat di Atas Kakbah
Sore ini matahari tepat berada di atas Kakbah, arah kiblat harus diperbaiki.

Seorang pria asal Spanyol telah bersumpah untuk berjalan kaki dari Paris, Prancis menuju Mekah demi menunaikan ibadah umrah-nya. Namun, hal yang tak biasa adalah proses menuju lokasi tersebut.

Dikutip dari laman Gulfnews.com, pria dengan nama Ishaq ini memilih untuk berjalan kaki sejauh 9.000 kilometer meninggalkan kota Paris melintasi sejumlah negara seperti Kuwait.

Durasi perjalananya pun terbilang lama. Ia menghabiskan waktu hingga lima bulan. Menurut Ishaq tantangan terbesar yang ia hadapi adalah ketika harus menyeberangi pegunungan nan tinggi.

Tak hanya itu, Ishaq juga harus merasakan dinginna salju dan cuaca ekstrem lainnya. Dengan bermodalkan 5.000 euro (10 euro per hari), Ishaq mampu bertahan meski kondisi sulit.

Bahkan ia tak mau menerima bantuan dari orang yang hendak memberinya uang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya