Menteri Luar Negeri Turki dan Amerika Serikat akan Bertemu di Washington

Perundingan antara kedua Menlu itu diadakan ketika sektor industri Turki, seperti industri baja sedang terpukul oleh tarif impor tinggi yang dikenakan AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2018, 13:05 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2018, 13:05 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (AP Photo/Jacquelyn Martin, File)

Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan bertemu dengan Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo di Washington pada Senin, 4 Juni mendatang, di tengah memburuknya hubungan antara negara sekutu NATO dan mitra dagang itu, khususnya dalam bidang ekonomi.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (2/6/2018), perundingan antara kedua Menlu itu diadakan ketika sektor industri Turki, seperti industri baja sedang terpukul oleh tarif impor tinggi yang dikenakan AS.

"Dampaknya sangat besar. Produsen baja sedang kebingungan," kata Tayfun Senturk, pedagang baja internasional di Turki.

"Selama tiga bulan terakhir, tidak ada pesanan baja sama sekali dari Amerika Serikat dan AS adalah pasar besar bagi produsen baja Turki, khususnya yang menghasilkan pipa-pipa baja," tambahnya.

Pada Maret lalu, Presiden Amerika Serikat mengumumkan pengenaan tarif impor baja sebesar 25 persen dari negara-negara penghasil baja. Turki tidak mendapat pengecualian seperti yang diberikan kepada Uni Eropa, Kanada dan Meksiko.

"Ini sebetulnya adalah sengketa AS dengan China dan Uni Eropa. Mengapa Turki menjadi sasaran? Saya tidak mengerti," kata Senturk.

Turki adalah produsen baja terbesar di dunia dan di Eropa berada pada urutan kedua setelah Jerman. Tahun lalu, Turki adalah pengekspor baja terbesar ke Amerika.

Selain tekanan pada industri manufaktur Turki, sektor keuangan Turki mungkin akan merasakan dampak hubungan yang kurang baik dengan Amerika.

Otoritas keuangan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan denda besar atas bank milik pemerintah Turki, Halkbank, setelah salah seorang pejabatnya dinyatakan bersalah di pengadilan New York bulan Januari lalu karena melanggar sanksi Amerika atas Iran.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lawatan Eks Menlu AS ke Turki

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, saat berbicara dalam Atlantic Council-Korea Foundation Forum (12/12) (AP Photo/Susan Walsh)

Sebelumnya, mantan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada Jumat, 16 Februari, telah menyelesaikan lawatannya selama enam hari ke Timur Tengah, termasuk ke Turki -- di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah itu terkait pertempuran di Suriah utara.

Di Turki, Rex Tillerson bertemu dengan mitranya Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.

Usai pertemuan itu, Tillerson berkata, "Kami tidak akan bertindak sendiri-sendiri lagi, AS melakukan satu hal dan Turki melakukan yang lainnya. Mulai sekarang dan seterusnya, kami akan bertindak bersama, bersatu, bekerja sama untuk mengatasi isu-isu yang menyulitkan kami," demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, "Kami punya opsi memperbaiki hal ini dan melanjutkan hubungan kami, atau kami bisa masuk ke dalam posisi yang jauh lebih buruk. Tetapi setelah yang kami umumkan kemarin, kami telah mengambil langkah penting dalam rangka menormalisasi hubungan kami. Kami mencapai sebuah kesepakatan dan pemahaman."

Kedua menlu mengatakan kelompok-kelompok kerja akan dibentuk untuk menyelesaikan rinciannya, termasuk di mana pasukan akan ditempatkan untuk menghindari konfrontasi di Suriah.

Serangan militer Turki terhadap daerah kantong Afrin yang dikuasai Kurdi, serta keterlibatan AS membantu milisi YPG Kurdi di wilayah tersebut telah memicu krisis yang membahayakan hubungan Washington - Ankara.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya