Lembaga Amal yang Didirikan Bunda Theresa Dituduh Terlibat Jual Beli Bayi di India

Lembaga amal yang didirikan Bunda Teresa di India dituduh terlibat praktik jual beli bayi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jul 2018, 09:36 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 09:36 WIB
20160904-Penobatan Bunda Teresa Sebagai Orang Suci-Vatikan
Biarawati dari Ordo Misionaris Cinta Kasih, yang oleh didirikan Bunda Teresa, tiba di alun-alun St. Peter, Vatikan, Minggu (4/9). Bunda Teresa dari Kolkata, India, dinobatkan sebagai orang suci atau santa oleh Paus Fransiskus. (Vincenzo Pinto/AFP)

Liputan6.com, New Delhi - Seorang wanita yang bekerja di lembaga pemeliharaan anak telantar di negara bagian Jharkhand, di timur India, telah ditangkap karena diduga menjual bayi berusia 14 hari.

Dua karyawan wanita lainnya juga dikabarkan telah ditahan dan sedang ditanyai tentang kemungkinan kasus jual beli bayi.

Dikutip dari BBC pada Jumat (6/7/2018), penangkapan tersebut dilakukan setelah polisi India menerima laporan dari Komite Kesejahteraan Anak (CWC), tentang dugaan praktik jual beli anak di lembaga yang didirikan oleh Bunda Teresa.

"Kami telah menemukan bahwa beberapa bayi lain juga telah dijual secara ilegal dari lembaga tersebut," kata seorang pejabat polisi kepada BBC Hindi.

"Kami telah mendapatkan nama-nama ibu dari para bayi malang ini, dan kini sedang menyelidikinya lebih lanjut," lanjutnya menjelaskan.

Pihak kepolisian India juga menemukan uang tunai senilai 140.000 rupee (setara Rp 29,2 juta) dari kantor pusat lembaga terkait, yang terletak di ibu kota negara bagian Jharkhand, Ranchi.

Kantor pusat lembaga bernama resmi Missionaries of Charity itu dibangun oleh mendiang Bunda Teresa pada 1950, dan menjadi landasan peraih Nobel Perdamaian tersebut dalam melakukan aksi sosial perlindungan anak di selatan India.

Lembaga yang berasaskan pada ajaran Gereja Katolik Roma ini berkembang menjadi beberapa cabang di seluruh dunia, dan kini memiliki lebih dari 3.000 biarawati.

Bunda Teresa mendirikan lembaga ini dengan tujuan awal untuk menghadirkan rumah perawatan, dapur umum, dan sekolah bagi penderita kusta. Selanjutnya, ia pun meluaskan kegiatan amalnya dengan mendirikan pusat perlindungan anak-anak telantar.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Kebijakan Baru Adopsi di India

Festival Hindu Holi
Anak-anak India bermain dengan kelopak bunga di sebuah acara untuk merayakan festival Hindu Holi untuk anak-anak cerebral palsy yang diselenggarakan oleh Yayasan Trishla di Allahabad (25/2). (AFP Photo/Sanjay Kanojia)

Sementara itu, secara hukum, mengadopsi bayi di India dapat berlangsung dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Setiap tahunnya, hanya beberapa ribu adopsi yang tercatat secara resmi, di mana menurut beberapa pihak, lebih besar pada fakta sebenarnya.

Perkiraan tidak resmi tentang jumlah anak yang ditinggalkan atau tidak diinginkan mencapai puluhan ribu di seluruh India.

Pada Oktober 2015, pemerintah India mengubah aturan terkait isu adopsi. Dibutuhkan sistem online, dengan basis pusat data anak bersifat nasional.

Pendukung kebijakan ini mengatakan bahwa proses adopsi menjadi lebih cepat dan lebih transparan, serta memungkinkan calon orangtua untuk menemukan anak-anak di mana saja di India.

Tetapi beberapa agen adopsi menentang perubahan, yang mengurangi keterlibatan mereka dalam proses mencocokkan pasangan dan anak-anak.

Ada stigma lama terkait adopsi di India. Di masa lalu, banyak yang diatur secara informal dalam keluarga besar.

Namun, kekhawatiran tetap ada bahwa pasangan yang ingin mengadopsi mungkin merasa lebih mudah untuk beralih ke pasar gelap, dan mengadopsi langsung dari rumah sakit atau panti asuhan yang bukan bagian dari sistem hukum.

Ini juga dapat mendorong perdagangan perdagangan anak, yang masih menjadi perhatian utama di India.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya