PBB: Ribuan Pengungsi Suriah Mulai Pulang Ke Kampung Halaman

Sebagian dari ratusan ribu pengungsi Suriah dilaporkan mulai kembali pulang ke kampung halaman, yang kini telah dikendalikan oleh pasukan pemerintah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Jul 2018, 16:32 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 16:32 WIB
Pengungsi Suriah
Seorang anak pengungsi berlari berangkat ke sekolah di sebuah kamp di Ain Issa, Suriah (22/8). Meski belajar di dalam tenda pengungsian, anak-anak tetap antusias mengikuti hari pertama tahun ajaran baru sekolah. (AFP Photo/Delil souleiman)

Liputan6.com, Damaskus - Sebagian besar dari ratusan ribu warga Suriah yang mengungsi ke perbatasan Yordania di selatan, dilaporkan telah berbondong-bondong kembali ke rumah mereka pada Minggu, 8 Juli 2018.

Kembalinya para pengungsi ke wilayah yang kini dikuasai pemerintah itu, terjadi dua hari setelah pasukan Suriah kembali mendapat kendali atas perbatasan Naseeb dengan Yordania.

Pada Sabtu, 7 Juli 2018, pasukan Suriah mengangkat bendera nasional di titik persimpangan perbatasan, tiga tahun setelah kalah dari pemberontak.

Dikutip dari ABC News pada Senin (9/7/2018), serangan pemerintah Suriah untuk merebut kembali Provinsi Daraa dari gerilyawan, yang dimulai pada 19 Juni, membuat 330.000 orang kehilangan rumah. Pertempuran di daerah perbatasan berhenti pada Jumat, 6 Juli 2018, di bawah kesepakatan damai yang dimediasi oleh Rusia.

Anders Pedersen, koordinator utama isu kemanusiaan pada PBB di Yordania, mengatakan kepada wartawan bahwa hanya 150 hingga 200 warga Suriah yang tetap berada di dekat titik penyeberangan penting ke Yordania.

Pedersen menambahkan bahwa "sejauh yang kami tahu mereka secara umum adalah laki-laki."

"Namun situasi tetap sangat sulit, dan ini menjadi perhatian besar bagi kami," kata Pedersen kepada wartawan, mengulangi seruan untuk penghentian permusuhan agar memungkinkan operasi kemanusiaan dan tercapainya penyelesaian politik terkait krisis Suriah.

Para aktivis oposisi Suriah melaporkan penembakan dan serangan udara cukup intens di desa Um al-Mayadeen yang dikuasai pemberontak, beberapa kilometer di sebelah utara perbatasan Naseeb.

Meskipun kelompok pemberontak utama di bagian timur provinsi Daraa telah bersedia menyerahkan senjata, sebagai bagian dari kesepakatan yang dimediasi oleh Rusia, namun beberapa pihak bersumpah untuk melanjutkan pertempuran.

Mereka yang kontra ini, sebagian besar berada di bagian barat provinsi Daraa dan wilayah Quneitra di dekatnya, di mana lokasinya tidak jauh dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

 

Simak video pilihan berikut:

Seruan Terhadap PBB

Markas besar PBB di New York, Amerika Serikat
Markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AP)

Badan bantuan internasional CARE mengatakan kepada The Associated Press pada Minggu, bahwa ribuan pengungsi Suriah telah bertolak kembali dari wilayah perbatasan dengan Yordania.

Mereka dikabarkan pulang ke berbagai kota dan desa yang baru-baru ini menandatangani perjanjian rekonsiliasi dengan pemerintah Suriah.

Namun, masih menurut CARE, terdapat cukup banyak warga Suriah yang masih enggan untuk pulang, karena takut terhadap kemungkinan penahanan atau wajib militer.

CARE mengatakan bahwa "gelombang orang telah pindah ke Daraa barat" dan Quneitra, ketika pasukan pemerintah menguasai daerah-daerah di tenggara negara itu.

"Mereka sangat membutuhkan makanan, tempat tinggal dan air bersih, yang langka dan sangat mahal karena tingginya permintaan di daerah-daerah padat penduduk," jelas salah seorang juru bicara CARE.

Pedersen mengatakan organisasi-organisasi PBB perlu menanggapi populasi di Suriah barat daya, terutama terkait hunian para pengungsi yang kembali dari perbatasan Yordania dan Dataran Tinggi Golan, di mana mereka menyelamatkan diri dari serangan udara dan penembakan dalam beberapa minggu terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya