Ilmuwan: Alien Kemungkinan Besar Pernah Hidup di Bulan

Sebuah penelitian terbaru berhasil memberikan bukti tambahan tentang kemungkinan alien atau makhluk asing hidup di Bulan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 24 Jul 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 21:00 WIB
Ilmuwan: Jika Bumi Hancur, Bulan Bakal Jadi Pemukiman Manusia
Sebuah teori menyingkap bahwa Bulan bisa menjadi tempat tinggal manusia di luar angkasa jika Bumi kelak akan hancur. (NASA)

Liputan6.com, London - Bulan mungkin pernah menjadi rumah bagi alien atau makhluk asing, begitu kata peneliti dalam sebuah hasil studi ilmiah terbaru.

Peneliti menduga bahwa ledakan meteorit di Bulan, menciptakan atmosfer yang jauh lebih layak huni dibandingkan kondisi saat ini, meski hanya dalam waktu singkat.

Mengutip laporan Independent.co.uk pada Selasa (24/7/2018), dua orang peneliti senior tentang planet, mengatakan bahwa kehidupan sederhana di Bulan kemungkinan terjadi sekitar empat miliar tahun lalu.

Klaim peneliti juga menyebut kondisi yang sama, mungkin telah terjadi selama puncak aktivitas vulkanik pada 3,5 miliar tahun yang lalu.

Selama waktu itu, Bulan memuntahkan sejumlah besar gas yang sangat panas, termasuk uap air. Gas-gas itu mungkin terbentuk menjadi cairan di permukaan, serta menciptakan atmosfer yang dapat mendukung kehidupan di sana.

"Jika cairan dan atmosfer yang signifikan eksis di Bulan dalam jangka waktu lama, kami duga permukaannya bisa dihuni sementara," kata Dirk Schulze-Makuch, astrobiolog di Washington State University, yang menulis makalah dengan Ian Crawford, seorang profesor ilmu planet dan astrobiologi di University of London.

Kedua peneliti juga menyebut Bulan diselimuti oleh medan magnet, di mana mampu menyimpan sisa bentuk kehidupan di sana, aman dari paparan langsung Matahari yang mematikan.

Hal itu diperkuat dengan sejarah Bumi yang terbentuk sekitar 3,8 miliar tahun silam, dalam bentuk cyanobacteria di masa awalnya.

Selama waktu itu, tata surya adalah tempat yang sangat bergejolak, di mana sering terjadi dampak ledakam meterorit, yang memungkinkan beberapa kehidupan bisa dibawa ke luar Bumi, termasuk Bulan.

"Sebenarnya ada mikroba yang berkembang di kolam air di Bulan, bahkan sampai permukaannya menjadi kering dan mati seperti saat ini," kata Schulze-Makuch.

Para peneliti sekarang berharap spekulasi itu akan mendorong NASA dan lembaga ruang angkasa lainnya untuk lebih agresif melakukan "program eksplorasi bulan di masa depan".

 

Simak video pilihan berikut:

Kondisi yang Masih Asing untuk Makhluk Hidup

Mengintip Lebih Dekat Tekstur Permukaan Bulan
Foto-foto permukaan Bulan itu diklaim beberapa pihak menjadi foto paling 'jernih' yang diperlihatkan oleh Badan Antariksa Tiongkok, (CNSA)

Di lain pihak, hasil studi ilmiah yang pernah dilakukan oleh kelompok ilmuwan antariksa di Tech University of Dresden, Jerman, menyebut bahwa satu hal penting yang dibutuhkan makhluk hidup untuk bertahan adalah air.

Meskipun ada cairan yang ditemukan di Bulan, menurut peneliti, kemungkinan tidak akan cukup memenuhi kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Disebutkan pula hal lain yang penting bagi eksistensi makhluk hidup adalah atmosfer khusus.

Di Bumi, terdapat atmosfer yang mendorong terjadinya cuaca, iklim, dan gravitasi, sehingga memberikan kesempatan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri.

Adapun di Bulan, karena tidak memiliki atmosfer khusus, maka hal yang dirasakan adalah perbedaan panas dan dingin secara drastis dan tidak menentu.

Selain itu, disebutkan pula bahwa Bulan hanya memiliki sekitar seperenam gravitasi Bumi, jumlah yang tidak sesuai dengan rasio massa tubuh makhluk hidup di Bumi.

Meski begitu, teknologi masih memberikan peluang besar untuk mempelajari kondisi Bulan secara lebih lanjut, pungkas peneliti terkait.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya