Pertemuan Rahasia Taliban dan Pejabat AS di Qatar, Berdamai?

Sebuah sumber menyebut bahwa para pemimpin utama Taliban telah bertemu secara rahasia dengan pejabat senior AS di Qatar. Mereka siap berdamai?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Jul 2018, 11:35 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 11:35 WIB
Ilsutrasi kota Doha, ibu kota Qatar (AP/Kamran Jebreilli)
Ilsutrasi kota Doha, ibu kota Qatar (AP/Kamran Jebreilli)

Liputan6.com, Doha - Beberapa sumber dari dalam kelompok Taliban mengatakan bahwa para pemimpin utamanya telah melakukan pertemuan secara rahasia dengan pejabat senior Amerika Serikat (AS) di Kota Doha, Qatar, pada pekan lalu.

Pembicaraan tatap muka dengan Alice Wells, asisten deputi menteri di Kementerian Luar Negeri AS, disebut oleh sumber terkait bersifat "sangat penting".

Dikutip dari BBC, Selasa (31/7/2018), kabar tentang pertemuan rahasia itu disebut mengikuti arahan dari pemerintahan Presiden Donald Trump kepada para diplomat AS, untuk berbicara langsung dengan kelompok militan Afghanistan itu.

Taliban telah lama mengatakan bahwa hanya dengan AS mereka akan mendiskusikan perdamaian.

Pembicaraan langsung dengan gerilyawan, tanpa kehadiran pejabat Afghanistan, menandai perubahan besar dalam kebijakan Washington dalam upaya mengakhiri perang terpanjang bagi Negeri Paman Sam itu.

Pembicaraan rahasia itu merupakan kabar damai terbaru tentang konflik AS-Taliban pasca-gencatan senjata selama tiga hari pada perayaan Idul Fitri, pertengahan Juni lalu. Sejak saat itu, telah terjadi beberapa serangan, termasuk salah satunya di pos pemeriksaan tentara di Provinsi Badghis.

Kabar tentang pertemuan antara pejabat kedua belah pihak pertama kali dilaporkan harian Wall Street Journal. Hal tersebut dibenarkan oleh dua sumber senior Taliban kepada perwakilan kantor berita BBC di Kabul, awal pekan ini. Mereka mengatakan pihaknya diwakili oleh enam delegasi yang dipimpin oleh Abbas Stanikzai, pemimpin kantor politik kelompok itu di Doha.

Salah satu pejabat Taliban menggambarkan perundingan itu sebagai diskusi "awal" untuk membentuk saluran komunikasi antara kelompok itu dan pejabat senior AS, menjelang pertemuan lebih lanjut di masa depan.

Pejabat lainnya mengatakan, "Kami sepakat untuk segera bertemu kembali, dan menyelesaikan konflik Afghanistan melalui dialog".

Sebaliknya, pihak Kemenlu AS mengonfirmasi bahwa Alice Wells yang berasal dari Biro Asia Selatan dan Asia Tengah, telah berada di Qatar pada pekan lalu untuk bertemu pejabat pemerintah Afghanistan, dan berbicara tentang proses perdamaian di negara itu.

Akan tetapi, pihak Negeri Paman Sam tidak menyebut atau membenarkan kabar tentang pertemuan dengan pihak Taliban.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Perang Terpanjang AS di Era Modern

Pasukan Taliban
Pasukan Taliban (AP)

Ada laporan bahwa dua pertemuan lain telah terjadi antara pihak Amerika Serikat dan Taliban, tetapi hal tersebut tidak bisa dikonfirmasi lebih lanjut.

Taliban dilaporkan telah bersikeras bahwa tidak ada pejabat Afghanistan yang hadir pada pertemuan dengan Wells, di mana AS sebelumnya menegaskan bahwa para pejabat negara itu harus menjadi bagian dari pembicaraan damai.

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 usai serangan 11 September. Mereka lalu mengusir Taliban dari kekuasaan di negara itu, yang kemudian berubah menjadi konflik berkepanjangan selama hampir 17 tahun, hingga saat ini.

Kini, Presiden Donald Trump kembali menyampaikan komitmen AS untuk melakukan strategi perang baru pada tahun lalu. Salah satunya meningkatkan serangan udara terhadap kelompok militan, guna memaksa mereka ke meja perundingan.

Upaya pembicaraan sebelumnya yang direncakan berlangsung di Doha pada 2013, gagal karena Presiden Afghaniston Hamid Karzai marah melihat bendera Taliban berkibar di luar kantor perwakilan baru negara itu di Qatar.

Amarah pemimpin Afghanistan juga memuncak karena di waktu bersamaan, Taliban menggunakan nama negara Islam yang mereka dirikan ketika berkuasa pada 1990-an, yakni Imarah Islam Afghanistan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya