Jangan Sekali-kali Tahan Bersin, Ini Penjelasan Para Ahli...

Liputan6.com, Jakarta - Terkadang, kita tidak dapat memprediksi kapan bersin akan terjadi. Entah itu saat sedang makan, kumpul dengan teman atau bahkan keluarga. Tetapi ada satu hal yang perlu Anda ingat. Jangan sekali-kali menahan bersin.

Dikutip dari laman Telegraph.co.uk, Selasa (14/8/2018), para ahli mengatakan bahwa ada ancaman besar yang akan Anda alami jika menahan bersin.

Apalagi saat bersin dengan kedua lubang hidung tertutup. Jangan pernah mencobanya, hal ini bahkan bisa membunuhmu.

Dalam satu kasus, ada seorang pria yang tak disebutkan namanya mengalami pecah pada bagian tenggorokan belakang lantaran berusaha menahan bersin.

Pria berusia 34 tahun itu akhirnya dirawat di rumah sakit dan tidak bisa menelan atau berbicara, gara-gara menutup dua lubang hidungnya dengan cara dijepit saat bersin.

Hasil analisa yang dilakukan dokter menemukan bahwa udara dari paru-paru kembali masuk dan menekan otot-otot di sekitar organ itu.

"Menghentikan bersin dengan cara memblokir lubang hidung dan mulut adalah manuver berbahaya, dan harus dihindari," kata Wanding Yang, dokter dari Rumah Sakit Universitas Leicester.

"Ini dapat menyebabkan banyak komplikasi, seperti pneudomediastinum (udara terperangkap di dada antara kedua paru-paru), perforasi membran timpani (perforasi gendang telinga), dan bahkan pecahnya aneurisma serebral (pembuluh darah di otak)," tambahnya.

Dokter mengatakan kondisi pria itu mirip dengan sindrom Boerhaave di mana kerongkongan robek. Menurut ilmuwan MIT, bersin yang sangat kuat biasanya berkekuatan hingga 200 mph.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Berbicara soal bersin, seorang anak perempuan di California boleh lega setelah terserang bersin-bersin selama 6 bulan.

Sebelum penyebab bersin ketahuan, anak bernama Khloe Russell (5) itu bersin setiap 5 menit.

"Sekitar 6 bulan, hidungnya mulai ingusan di satu sisi. Warna lelehan ingusnya hijau sekali dan bau," kata Katelyn Powell, ibu anak tersebut, mengatakan kepada program Eyewitness News di ABC tahun 2016 lalu.

Menurut ibunya, anak itu tidak mengeluhkan sakit apapun, tapi perlu 3 dokter hanya untuk menemukan masalahnya. Semua dokter yang dikunjungi mengatakan bahwa anak itu menderita infeksi sinus dan memberikannya resep antibiotik.

"Setiba di rumah ia melakukan pengobatan selama 10 hari, tapi tidak mujarab. Kami bahkan membawanya ke dokter gigi karena menduga ada yang salah dengan gigi-giginya. Nihil."

Kemudian, misteri itu terpecahkan. Peniti sepanjang 3,8 cm ditemukan sudah kehitaman dan mulai berkarat.

"Benda itu besar juga. Lebih besar daripada hidungnya. Kami khawatir," ujar sang ibu.

Kini kondisinya sudah pulih dan peniti itu telah dikeluarkan.