Liputan6.com, Bayreuth - Jasad mahasiswi Indonesia berinisial SPDP yang tewas akibat tenggelam saat berenang di Danau Trebgas Badesse, Bayreuth, Bavaria, Jerman masih dalam proses otopsi.
Menurut Duta Besar RI untuk Jerman Arief Havas Oegroseno, kepulangan jenazah korban ke Indonesia masih dalam proses.
"Secara umum kita masih perlu surat dari polisi Jerman karena korban meninggal tidak wajar," ujar Dubes Arief Havas Oegroseno kepada Liputan6.com, Selasa (14/8/2018).
Advertisement
Sementara itu, dari keterangan KJRI Frankfurt lewat rilisnya, tanggal 13 Agustus kemarin jenazah SPDP masih dalam proses otopsi.
Baca Juga
Dalam kasus kematian ini, KJRI Frankfurt terus berkoordinasi dengan otoritas Jerman, seperti pihak Kepolisian, Kantor Catatan Sipil, dan rumah duka.
Belum dijelaskan secara pasti, kapan jenazah korban dapat dipulangkan. KJRI Frankfurt juga telah berkoordinasi dengan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemlu perihal proses pemulangan jenazah kepada pihak keluarga di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan BHI Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan keprihatinannya soal kematian WNI di Jerman.
"Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami ikut merasakan kesedihan keluarga," ujar Lalu Muhammad Iqbal.
"Kami pastikan kami akan bantu keluarga sesuai kebutuhannya. Kalau keluarga mampu biayai pemulangan, kami akan bantu seluruh aspek administratifnya, termasuk penanganan di bandara. Tapi kalau keluarga tidak mampu biayai pemulangan jenazah, tentu kami akan bantu membiayai penulangannya. Percayalah Perwakilan kita di Jerman pasti akan lakukan yang terbaik," tambah Iqbal.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kendala Pemulangan Jenazah
Kepulangan jenazah mahasiswi asal Malang, Shinta Putri Dina Pertiwi, yang meninggal tenggelam di Danau Trebgas, Badesse, Bavaria, Jerman, menemui kendala.
"Kami sebelumnya diberitahu jika kepulangan Shinta ditanggung oleh negara, tapi Senin siang dikabari kalau biaya kepulangan tidak ditanggung," kata ibu Shinta, Ummi Salamah kepada TIMES Indonesia.
Informasi tersebut cukup mengagetkan pihak keluarga. Sebab, pihak sebelumnya sempat diberi harapan oleh Kemenlu kalau biaya kepulangan ditanggung negara dan kepastian bahwa jenazah Shinta akan tiba pada Jumat pekan ini.
Ia mengatakan, sebenarnya pihak Kemenlu bisa saja membiayai pemulangan jenazah. Namun, syaratnya harus menyertakan surat keterangan tidak mampu.
Hal itu pun langsung ditolak pihak keluarga karena ia merasa mampu. Ummi menyebutkan tidak ingin 'menipu' negara dengan alasan tidak mampu padahal mampu.
"Saya sebetulnya bisa, hanya saja kabar ini mendadak. Padahal, sebelumnya saya baru saja kirim uang ke Shinta senilai 8 ribu Euro. Itu sekitar Rp 150 juta," katanya.
Oleh sebab itu, pihak keluarga pun membuka donasi di kitabisa.com daripada harus membuat surat pernyataan tidak mampu. Donasi itu dibuat oleh anak ketiganya yaitu Helmy.
Advertisement