Liputan6.com, Manila - Otoritas di Filipina masih terus menghitung jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat Topan Mangkhut, yang menghantam bagian utara Pulau Luzon --pulau utama di negara itu-- pada Sabtu 17 September 2018.
Disebutkan bahwa sedikitnya 14 orang tewas, namun karena banyak akses jalan yang terblokir, diperkirakan dampak sebenarnya bisa lebih besar. Selain itu, kerusakan lahan yang luas dikhawatirkan terjadi di provinsi Cagayan, yang merupakan salah satu lumbung pertanian nasional Filipina.
Dikutip dari BBC pada Minggu (16/9/2018), badai yang membawa serta hujan deras sepanjang 900 kilometer dan angin kencang itu, kini mengarah ke barat laut, melewati Laut China selatan, sebagian Hong Kong, dan kemungkinan besar mendarat di Tiongkok Selatan.
Advertisement
Baca Juga
Topan Mangkhut dilaporkan membuat pendaratan utamanya di kota Baggao, di timur laut Pulau Luzon, pada hari Sabtu sekitar pukul 01:40 waktu setempat, dan baru benar-benar menghilang hampir 20 jam setelahnya.
Awalnya topan super itu diperkirakan menjadi badai terkuat di tahun 2018, namun kehilangan sebagian kekuatannya saat menyentuh daratan. Sebanyak lima juta orang berada di wilayah dilewati oleh jalur badai ini, dan sebagain besar dari mereka telah mengungsi di beberapa lokasi penampungan sementara yang aman.
Hampir semua bangunan di kota Tuguegarao, ibukota provinsi Cagayan, dilaporkan rusak parah, namun belum ada informasi tambahan mengenai korban jiwa dan luka.
Francis Tolentino, penasihat politik untuk Presiden Rodrigo Duterte, mengatakan turut terjadi kerusakan lahan pertanian yang cukup luas di provinsi Cagayan.
Ia memperkirakan hanya seperlima hasil panen yang berhasil diselamatkan, sehingga hal itu mengancam pasokan bahan pangan pokok di Filipina, seperti beras dan jagung.
Sementara itu, menurut ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon, negara trsebut belum aman dari bahaya. Ia berkata: "Setelah angin disertai hujan, kini kamu harus menghadapi risiko banjir yang membuat terputusnya banyak akses jalan."
Ditambahkan oleh Gordon bahwa Filipina sejatinya rutin mengalami musim topan, namun jarang sekali hingga yang berkekuatan seperti Mangkhut.
Simak video pilihan berikut:
Hong Kong Bersiaga
Hantaman Topan Mangkhut terjadi pada Sabtu itu disebut membangkitkan memori tentang bencana alam mematikan yang menjadi rekor nasional, Topan Super Haiyan, di mana menewaskan lebih dari 7.000 orang pada tahun 2013.
Namun, prosedur persiapan dan evakuasi telah diperbaiki sejak saat itu, seperti peringatan dikeluarkan lebih dini, perjalanan dibatasi, sekolah ditutup dan tentara diwajibkan bersiaga terlebih dahulu.
Di lain pihak, Topan Mangkhut disebut masih memiliki kekuatan besar dalam perjalanan menuju China Selatan, di mana kecepaatn anginnya diperkirakan mencapai 145 kilometer per jam.
Topan Mangkhut diperkirakan akan melewati Hong Kong --tetapi tidak sepenuhnya melintas-- sekitar pukul 16.00 waktu setempat pada Minggu ini
Pihak berwenang di sana telah meningkatkan tingkat peringatan mereka ke sinyal sembilan, yang berarti warga harus tinggal di dalam rumah untuk menghindari puing-puing berterbangan.
Antoine Li, seorang pejabat pemerintah di sebuah pusat darurat di desa nelayan Tai O di Pulau Lantau Hong Kong, mengatakan warga tidak boleh meremehkan badai itu.
Sebagian besar toko dan layanan publik tutup di Hong Kong, dan lebih dari 500 penerbangan telah dibatalkan di bandara internasionalnya.
Topan Mangkhut diperkirakan akan melemah menjadi depresi tropis pada hari Selasa mendatang.
Advertisement