Liputan6.com, Madrid - Sebuah laptop terbakar dan meledak di salah satu stasiun Metro (jaringan kereta bawah tanah) Madrid, Spanyol, pada Senin 17 September.
Setidaknya enam orang menderita luka ringan saat asap dari ledakan tersebut memenuhi gerbong kereta, yang dikonfirmasi polisi sebagai kecelakaan, bukan tindak terorisme seperti yang banyak diberitakan di awal via jejaring sosial.
Dikutip dari Independent.co.uk pada Selasa (18/9/2018), perangkat yang meledak itu juga melukai pemiliknya, seorang wanita muda, yang membawanya di dalam tas.
Advertisement
Penumpang lain yang berada di sekitarnya seketika panik, dan mengira insiden itu sebagai serangan terorisme.
Baca Juga
Melihat kepanikan tersebut, beberapa penumpang bergegas menarik tuas rem darurat, yang memberitahu masinis bahwa telah terjadi situasi genting di dalam rangkaian kereta.
Ledakan itu terjadi di dekat distrik Paco de Lucia, tepatnya di Stasiun Principe de Vergara, yang berada di pinggiran selatan kota Madrid.
Para penumpang berebut menyelamatkan diri dengan berlarian sejauh 100 meter, dari peron menuju pintu keluar stasiun yang berada di permukaan tanah.
Gonzalo Casatejada (33), salah seorang penumpang, mengatakan orang-orang berlarian panik, keluar dari gerbong kereta. Mereka mengira sedang ada serangan terorisme di ruang bawah tanah yang padat.
"Orang-orang mulai berlari, mereka mengatakan ada ransel mengeluarkan asap," katanya kepada surat kabar El Pais.
"Kami membuka pintu secara manual, kami telah berdiri selama beberapa menit, tetapi orang-orang semakin takut dan semua orang mulai berlari. Kami khawatir itu adalah sebuah sebuah serangan teroris," lanjut Casatejada bercerita.
Simak video pilihan berikut:
Mengingatkan pada Teror Maut 2004
Pihak berwenang dipanggil ke lokasi kejadian dan segera menyampaikan pernyataan, bahwa polisi nasional Spanyol mengkonfirmasi insiden tersebut bukanlah terir, melainkan murni kecelakaan.
"Sekitar sepuluh orang petugas polisi dikerahkan ke stasiun metro Príncipe de Vergara, menyusul panggila darurat akibat dugaan ledakan kecil," kata pernyataan itu.
"Semua yang terluka telah dievakuasi, dan kompak menyatakan bahwa kericuhan terjadi akibat ledakan dari dalam tas milik salah seorang penumpang wanita," lanjut pernyataan terkait.
Pada tahun 2004, jaringan kereta di kota Madrid mengalami serangan bom teroris, yang menghancurkan empat gerbong, serta menewaskan 192 orang dan melukai sekitar 2.000 lainnya.
Serangan tersebut dinilai sebagai tindakan teror yang paling mematikan, yang pernah terjadi di Spanyol.
Advertisement