Mantan Korban Perbudakan Seksual ISIS Raih Nobel Perdamaian 2018

Dua orang aktivis, Nadia Murad dan Danis Mukwege, meraih Nobel Perdamaian 2018 atas komitmen dalam menyuarakan hak-hak korban perkosaan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 05 Okt 2018, 17:49 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 17:49 WIB
Peraih Nobel Perdamaian 2018, Nadia Murad dan Danis Mukwege (AFP)
Peraih Nobel Perdamaian 2018, Nadia Murad dan Danis Mukwege (AFP)

Liputan6.com, Oslo - Pengumuman mengejutkan kembali disampaikan oleh Komite Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia. Kali ini, peraih penghargaan bergengsi di isu kemanusiaan dan HAM itu jatuh kepada Nadia Murad dan Danis Mukwege, dua orang aktivis yang dikenal giat mengkampanyekan aksi lawan perkosaan.

Nadia Murad adalah seorang wanita keturunan etnis Yazidi yang disiksa dan menjadi korban perbudakan seksual oleh militan ISIS, dan kemudian menjadi wajah kampanye untuk membebaskan kaum Hawa yang senasib dengan dirinya.

Dikutip dari BBC pada Jumat (5/10/2018), Murad menjadi aktivis untuk orang-orang Yazidi setelah melarikan diri dari ISIS pada November 2014. Kini ia giat berkampanye untuk membantu mengakhiri perdagangan manusia, terutama yang terkait kekerasan seksual pada wanita.

Pada tahun 2016, Murad didaulat sebagai duta besar PBB. Ia mendesak Inggris untuk mengikuti jejak Jerman dalam mengizinkan para pengungsi dari komunitas Yazidi ke negaranya.

Dia berkata: "Mereka yang telah kehilangan nyawa, kehilangan segalanya, ini (izin suaka) akan benar-benar menyelamatkan mereka dan memberi kehidupan baru, jika Inggris berkenan melakukan itu."

Pada tahun 2015, Jerman membuka pintunya bagi lebih dari 1.000 wanita dan anak-anak Yazidi yang berhasil melarikan diri dari ISIS, menawarkan perawatan fisik dan emosional untuk mengobati kekerasan seskual yang mereka alami saat disekap.

Awal pekan ini hadiah Nobel untuk fisika diberikan kepada Donna Strickland, yang menjadi pemenang wanita ketiga dari penghargaan tersebut, dan yang pertama dalam 55 tahun terakhir.

Sementara itu, hadiah Nobel untuk pengobatan diberikan kepada dua ilmuwan --Profesor James P Allison dari AS dan Profesor Tasuku Honjo dari Jepang-- yang menemukan cara melawan kanker menggunakan sistem kekebalan tubuh.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Danis Mukwege Merawat Puluhan Ribu Korban Perkosaan

Pemerkosaan dan Kejahatan Seksual
Ilustrasi Foto Pemerkosaan dan Kejahatan Seksual (iStockphoto)

Adapun Danis Mukwege adalah seorang ginekolog asal Republik Demokratik Kongo yang, bersama dengan rekan-rekannya, telah merawat puluhan ribu korban perkosaan.

Sekitar 331 individu dan organisasi telah dinominasikan dalam penghargaan Nobel Perdamaian yang bergengsi itu.

"Kedua pemenang yang diumumkan pada Jumat siang (petang WIB) meraih penghargaan karena upaya mereka mengakhiri kekerasan seksual sebagai senjata perang," kata Berit Reiss-Andersen, ketua komite Nobel.

"Mereka memberikan kontribusi penting untuk memusatkan perhatian pada, dan memberantas, kejahatan perang seperti itu," lanjut Reiss-Andersen menambahkan.

Mukwege dan rekan-rekannya di Kongo dikatakan telah merawat sekitar 30.000 korban perkosaan, mengembangkan keahlian dalam perawatan luka seksual serius, yang banyak dibutuhkan wanita di kondisi perang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya