Ratusan Imigran Amerika Tengah Tiba di Ibu Kota Meksiko, Kian Dekat ke AS

Ratusan imigran Amerika Tengah yang melakukan perjalanan melalui Meksiko untuk menuju AS, telah tiba di Mexico City pada 5 November 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Nov 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 07:31 WIB
Karavan migran, atau eksodus imigran besar-besaran yang melewati Honduras menuju AS (AP/Moises Castilo)
Karavan migran, atau eksodus imigran besar-besaran yang melewati Honduras menuju AS (AP/Moises Castilo)

Liputan6.com, Mexico City - Gelombang pertama dari konvoi besar imigran Amerika Tengah yang melakukan perjalanan melalui Meksiko untuk menuju Amerika Serikat, telah tiba di Ibu Kota Mexico City pada Senin 5 November 2018.

Sekitar 450 orang, kebanyakan pria dan anak laki-laki, telah diberikan tempat penampungan sementara di sebuah stadion olahraga di Mexico City, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (5/11/2018).

Banyak dari mereka yang tiba di stadion Yesus Martinez Palillo pada hari Minggu 4 November telah berjalan atau menumpang dari negara bagian Veracruz.

"Saya tidak punya apa-apa sekarang. Bahkan kemarin saya berjalan tanpa alas kaki," Kenia Alvarado, 21, mengatakan kepada surat kabar El Universal setelah tiba di stadion.

Pihak berwenang di Mexico City mengatakan mereka telah menyiapkan makanan dan tempat tinggal serta layanan medis dan penasihat hukum untuk para imigran gelombang pertama serta ribuan orang lainnya yang diperkirakan akan tiba dalam beberapa pekan mendatang.

Tangki yang mampu menampung 10.000 liter air minum telah dipasang di stadion, La Jornada melaporkan.

"Ada wanita hamil, banyak anak-anak, orang-orang yang rentan dan kami harus menjamin ruang dan layanan yang mereka butuhkan," kata pemimpin kota Mexico City José Ramón Amieva Gálvez.

Warga Mexico City juga telah menyumbangkan pakaian dan sepatu untuk para imigran, media setempat melaporkan.

Keseluruhan gelombang konvoi imigran, yang dikenal sebagai 'Karavan', berangkat dari Amerika Tengah beberapa pekan lalu dan sekarang telah berjumlah sekitar 5.000 orang. Para imigran mengatakan mereka melarikan diri dari penganiayaan, kemiskinan dan kekerasan di negara asal mereka di Honduras, Guatemala, dan El Salvador.

"Kepala kami terpatri untuk menuju AS, untuk memenuhi impian Amerika," kata Mauricio Mancilla, yang telah melakukan perjalanan dari Honduras utara dengan putranya yang berusia enam tahun. "Kami percaya pada Tuhan bahwa kami akan melakukan ini, apapun situasinya."

 

Simak video pilihan berikut:

Imigran Akan Disambut Kawat Berduri

Halau Imigran, AS Pasang Kawat Berduri di Perbatasan
Tentara AS memasang kawat duri dekat jembatan perbatasan antara AS dengan Meksiko di Donna, Texas, Minggu (4/11). Presiden AS Donald Trump mengatakan kehadiran pasukannya untuk mengantisipasi 'invasi' imigran. (AP Photo/Eric Gay)

Ketika para imigran memimpikan kehidupan baru di Amerika Serikat, namun, bayang-bayang kekerasan menghantui mereka yang bertekad menginjakkan kaki dan mencari suaka di tanah harapan.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pasukan militer telah dikerahkan untuk menghentikan mereka yang hendak melintasi perbatasan AS-Meksiko untuk menuju Negeri Paman Sam. Kawat-kawat berduri juga telah dipasang oleh militer di beberapa titik perbatasan.

Militer juga akan menutup perbatasan AS-Meksiko sepenuhnya dan jika perlu menghentikan paksa para imigran yang bersikukuh menyeberang. Trump juga mengancam akan memotong bantuan ke Guatemala, El Salvador dan Honduras.

Kritikus menuduh Trump mengangkat isu imigran itu untuk mendulang suara dari para pendukungnya menjelang pemilihan paruh waktu AS 2018 (mid-term election) pada Selasa 6 November.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya