Kawat Berduri Sambut Imigran Amerika Tengah di Perbatasan AS

Militer AS memasang kawat berduri di perbatasan AS-Meksiko untuk menghalau imigran Amerika Tengah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Nov 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 07:00 WIB
Perjuangan Imigran Honduras untuk Tiba di Amerika Serikat
Rombongan imigran Honduras berjalan kaki menuju Amerika Serikat di negara bagian Chiapas, Meksiko, 21 Oktober 2018. Rata-rata para imigran melarikan diri karena kondisi di Honduras sudah tidak aman. (Pedro Pardo/AFP)

Liputan6.com, Texas - Tentara dan otoritas Amerika Serikat telah memasang pagar kawat berduri di perbatasan AS-Meksiko di sepanjang Sungai Rio Grande, Texas, pada akhir pekan lalu. Pemasangan kawat berduri itu dilakukan ketika hampir sekitar 5.000 imigran dari Amerika Tengah melakukan perjalanan melalui Meksiko untuk menginjakkan kaki dan mencari suaka di AS.

Kementerian Pertahanan AS mengatakan kepada The New York Post bahwa pasukan itu meletakkan pagar sekitar 1.000 kaki (304,8 meter) di bawah Jembatan Internasional McAllen-Hidalgo, jalur perlintasan AS-Meksiko.

Sementara itu, seorang juru bicara US Customs and Border Patrol (Patroli Bea Cukai dan Perbatasan AS) mengatakan bahwa pagar berduri adalah bagian dari "persiapan yang diperlukan" bagi imigran yang mendekati AS, demikian seperti dikutip dari The Hill, Selasa (6/11/2018).

 

Tentara AS mengawasi sekitar dari balik barikade kawat duri dekat Jembatan Internasional AS-Meksiko di Donna, Texas,Minggu (4/11). Sebagian besar dari para imigran mengatakan berencana mengajukan permohonan suaka di AS. (AP Photo/Eric Gay)

Mengomentari pemasangan kawat berduri itu, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata AS, Presiden Donald Trump mengatakan dalam sebuah kampanye publik jelang pemilu paruh waktu (mid-term election):

"Anda semua melihat kawat berduri telah dipasang. Sekarang kita punya kawat berduri. Karena Anda tahu apa? Kami tidak akan membiarkan orang-orang ini menyerbu negara kami," kata Trump di hadapan massa pendukung Partai Republik AS di Georgia.

"Saya telah melihat kawat berduri yang indah itu terpasang. Pemandangan indah," tambahnya.

 

Kawat duri terpasang di tepian Sungai Rio Grande, Jembatan Internasional McAllen-Hidalgo, perbatasan AS-Meksiko, Texas, Sabtu (3/11). AS mengerahkan senjata, helikopter, pesawat, barikade, dan kawat duri sepanjang berkilo-kilometer. (AP Photo/Eric Gay)

Di samping pemasangan kawat berduri pada pekan ini, minggu lalu, Trump telah mengerahkan 5.200 pasukan AS ke perbatasan AS-Meksiko. Sekitar 900 di antaranya telah tiba, menurut laporan The New York Post.

Trump mengatakan bahwa pasukan militer dikerahkan untuk menghentikan mereka yang hendak melintasi perbatasan AS-Meksiko untuk menuju Negeri Paman Sam.

Militer juga akan menutup perbatasan AS-Meksiko sepenuhnya dan jika perlu menghentikan paksa para imigran yang bersikukuh menyeberang.

Kritikus menuduh Trump mengangkat isu imigran itu untuk mendulang suara dari para pendukungnya menjelang pemilihan paruh waktu AS 2018 pada Selasa 6 November.

 

Simak video pilihan berikut:

Donald Trump Desak Rombongan Imigran Pulang ke Negaranya

Karavan migran, atau eksodus imigran besar-besaran yang melewati Honduras menuju AS (AP/Moises Castilo)
Karavan migran, atau eksodus imigran besar-besaran yang melewati Honduras menuju AS (AP/Moises Castilo)

Di saat rombongan imigran dari Amerika Tengah terus berjalan kaki menuju perbatasan utara Meksiko, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trumpmenyebut hal tersebut sebagai kondisi darurat nasional. 

Lebih dari 2.000 anggota Garda Nasional telah dikerahkan ke kawasan perbatasan itu.

Dikutip dari VOA Indonesia, Donald Trump memperingatkan bahwa ia tidak main-main dalam mengerahkan pasukan militer ke perbatasan, untuk mencegah rombongan berjuluk Karavan itu memasuki Amerika Serikat.

"Saya mengerahkan militer untuk situasi Darurat Nasional ini. Mereka akan dihentikan!" cuit Trump di Twitter.

Trump juga sependapat dengan seorang petinggi serikat pekerja patroli perbatasan, bahwa kalangan Demokrat yang harus dipersalahkan dalam kasus romobongan imigran yang ingin meminta perlindungan di Amerika Serikat.

Donald Trump telah mengecam Honduras, El Salvador dan Guatemala karena tidak mencegah warga mereka pergi ke Amerika Serikat.

Ia juga mengatakan akan mulai memotong atau mengurangi bantuan asing bagi negara-negara di atas, dan pekan lalu mengancam akan menggunakan pasukan militer untuk menutup perbatasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya