Liputan6.com, Sydney - Bila terjadi kebakaran besar di negara-negara di dunia, khususnya yang rawan terjadi kebakaran hutan, umumnya otoritas lokal akan megerahkan mobil pemadam kebakaran dalam jumlah ratusan dan juga helikopter yang membantu menyebarkan air melalui udara.
Namun kali ini, peristiwa unik terjadi di Newcastle, Australia. Sebuah pesawat penumpang jenis Boeing 737 tak lagi bertugas mengangkut orang yang hendak terbang dari satu negara ke negara lain.
Advertisement
Baca Juga
Burung besi yang dikenal sebagai Gaia ini, telah dimodifikasi oleh pihak berwenang setempat agar bisa memadamkan kobaran api dari kebakaran hutan yang melanda di sebuah titik di kota pelabuhan di negara bagian New South Wales.
Ini merupakan pertama kalinya sepanjang sejarah Boeing 737. Rural Fire Service (RFS) atau Dinas Pemadam Kebakaran Daerah Terpencil merupakan pihak yang menggunakan pesawat pelawan si jago merah tersebut.
Mereka berniat untuk menyelamatkan rumah-rumah yang berada di daerah Newcastle dari kobaran api yang mengganas.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh RFS, Gaia terlihat menjatuhkan beberapa muatan di atas dua titik kebakaran di wilayah Hunter pada Kamis, 22 November 2018 waktu Australia, demi membantu kelancaran para petugas damkar yang bekerja di darat.
The 737 Large Air Tanker 'Gaia' has been in action in the Hunter this afternoon - the first time this kind of plane has been used to fight a fire anywhere in the world. It's provided valuable support to firefighters on the ground. #NSWRFS #nswfires #avgeek pic.twitter.com/qHnbcddFpe
— NSW RFS (@NSWRFS) November 22, 2018
Juru bicara RFS, Chris Garlick, menuturkan bahwa RFS senang dengan keefektifan pesawat itu, yang dapat membawa lebih dari 15.000 liter air atau penghambat kobaran api dalam satu muatan tunggal.
"Gaia telah diuji dalam situasi lain untuk menunjukkan kegunaannya. Ini adalah pertama kalinya di dunia, sebuah Boeing 737 digunakan untuk membantu memadamkan kebakaran hutan," kata Garlick, sebagaimana dikutip dari ABC.net.au, Sabtu (24/11/2018).
Gaia adalah salah satu dari empat pesawat berukuran besar yang digunakan oleh RFS selama musim kebakaran pada tahun ini. Pesawat tersebut secara permanen berbasis di New South Wales, Australia.
Jenis Boeing 737 itu, dan dua pesawat pemindai two fixed-wing, telah dibeli oleh RFS seharga AU$ 26,3 juta yang didanai oleh pemerintah New South Wales untuk meningkatkan armada layanan pemadam kebakaran. Sedangkan masing-masing pesawat harganya berkisar AU$ 77 juta.
Garlick menambahkan, setiap pesawat tersebut mempunyai tugas yang berbeda, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
"Karena ukurannya (yang jumbo), Gaia sangat berguna dalam menjatuhkan material lebih lama. Gaia bisa dipakai untuk memadamkan kebakaran semak dan rumput, membuat garis penahanan dan memberikan perlindungan di daerah perkotaan," ungkapnya.
Gaia sebelumnya telah diuji di Amerika Serikat sebelum tiba di Australia. Ini merupakan salah satu dari enam pesawat penumpang Boeing yang diubah menjadi tanker udara oleh perusahaan asal Kanada, Coulson Aviation.
Musim kebakaran di New South Wales umumnya berlangsung dari Oktober hingga April setiap tahunnya.
Meskipun para pejabat mengatakan bahwa kebakaran yang melanda Port Stephens tidak mengancam nyawa, namun api telah melahap lebih dari 3.700 hektar tanah. Bangunan kecil seperti gudang, sejauh ini telah hancur, karena angin kencang memperburuk kobaran api.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pesawat Serupa
Di satu sisi, pesawat komersial yang dimodifikasi juga telah digunakan di tempat lain untuk memerangi kebakaran hutan. Di AS, misalnya, petugas pemadam kebakaran memanfaatkan Boeing untuk melawan api yang merajalela di California.
Kapal tanker udara terbesar di dunia --Boeing 747 yang dirombak menjadi Global SuperTanker-- menjadi pengangkut air raksasa di bagian utara Paradise, kota yang hampir hancur oleh infernos pada musim gugur ini.
Pesawat itu dapat mengirimkan 18.000 galon untuk menghambat api --setara dengan sekitar 16 kapal tanker berukuran normal yang membawa muatan sekitar 1.100 galon, The Denver Post menjelaskan.
Advertisement