Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada hari ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Britih Council dan Kedutaan Besar Inggris.
Perjanjian itu merupakan bentuk kerja sama dari peluncuran program yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas bahasa Inggris di kalangan para guru, murid, sekolah dan perguruan tinggi yang bernaung di bawah organisasi Islam tersebut.
Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menuturkan bahwa, MoU ini merupakan bentuk komitmen Muhammadiyah untuk mengkases dunia, sebab menurutnya, salah satu kunci untuk masuk ke 'pintu yang lebih luas' adalah bahasa Inggris.
Advertisement
"Sekolah-sekolah Muhammadiyah harus mempersiapkan hal tersebut sejak dini, karena dalam Muktamar terakhir disebutkan bahwa salah satu agenda penting kami adalah untuk menjadikan seluruh sekolah Muhammadiyah bertaraf internasional," kata pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah ini di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Ia menambahkan, bahasa Inggris merupakan bahasa utama yang dipakai oleh orang-orang di seluruh dunia. "Apabila Anda mampu berbicara dalam bahasa Inggris dan menguasainya, maka Anda bisa berkelana ke penjuru negeri. Bahkan untuk mengunjungi jazirah Arab sekali pun, karena orang-orang di sana juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, ketimbang bahasa Arab, " ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama British Council, Paul Smith, menjabarkan bahwa program ini diwujudkan dalam rangka untuk terus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris guru-guru Muhammadiyah dan membantu pengembangan materi bahasa Inggris yang interaktif bagi para siswa.
"Bahasa Inggris bukan hanya soal bahasa asing, atau bahasa kedua, tapi juga tentang kemampuan manusia dalam hidup. Mempelajari bahasa Inggris berarti seseorang juga mendapatkan pelajaran dalam hal pemikiran analitis (analytical thinking), kemandirian (self reliance), memahami sistem informasi dan teknologi, kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar, serta kemampuan bekerja dalam kelompok," kata Paul.
Ia melanjutkan, mampu mengajar bahasa Inggris merupakan aset yang sangat bernilai bagi guru-guru bahasa Inggris di Tanah Air. Mereka bisa memberikan konten baru yang menginspirasi, mendalami teknologi, atau memaparkan ide-ide kreatif dan rencana kerja, yang membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan.
"Dan menjadi digital artinya orang-orang dituntut untuk lebih maju di era canggih ini, mengingat masyarakat Indonesia sudah banyak yang melek internet. Seperti yang kita ketahui, bahasa Inggris sudah digunakan oleh orang-orang di banyak negara di dunia. Ini bukan bahasa yang dimiliki oleh sebuah negara saja, tapi juga dimiliki oleh dunia," imbuh Paul.
Sedangkan untuk program peningkatan kapasitas itu terdiri dari tiga "Training of Trainers" atau ToT, yang secara langsung akan dilaksanakan di Jakarta, Surabaya dan Makassar. Selain itu juga ada online ToT yang terbagi dalam tiga edisi, yang dapat disimak melalui EduMu (aplikasi pendidikan digital Muhammadiyah) dan Facebook British Council Indonesia.
Di satu sisi, pada 2 Oktober 2018, British Council bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta telah meluncurkan aplikasi dan laman Learn English yang ada situs web resmi British Council.
Materi yang disuguhkan dalam situs tersebut mencakup pendukung pengajaran bahasa Inggris dan pengembangan pedagogik untuk anak-anak dan orangtua (LearnEnglish Kids), remaja (LearnEnglish Teens), profesional dan mahasiswa (LearnEnglish), juga khusus untuk guru (Teaching English).
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Ada Laboratorium Bahasa
Di satu sisi, Guru Besar Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta, Profesor Bahtiar Effendy, menuturkan bahwa ia ingin program tersebut tak hanya sebatas workshop dan training, tapi juga merambah ke pengadaan laboratorium bahasa.
"Kita tahu bahwa British Council dalam mengembangkan bahasa Inggris sudah banyak, termasuk di Al Azhar University, Kairo. Itu merupakan salah satu pilot proyek British Council yang paling sukses. Saya tidak mau hanya orang-orang Al Azhar yang berhasil di dalam belajar bahasa Inggris dari British Council," tegasnya.
"Murid-murid SD, SMP dan SMA Muhammadiyah, dan mungkin nanti bisa dikembangkan ke mahasiswa, jumlahnya jauh lebih besar daripada mahasiswa Al Azhar. Karena itu, apa yang dilakukan oleh British Council di Al Azhar bisa diterapkan serupa di Muhammadiyah, yaitu mengadakan semacam lab school bahasa Inggris dengan modul dan dosen," ucap Bahtiar.
Sedangkan menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik, bahasa Inggris menjadi salah satu keperluan modern untuk semua anak di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Indonesia, yang dipandang Moazzam sebagai negara berpotensi untuk masa depan, disebut harus bisa berinvestasi dalam bidang sumber daya. Untuk itulah, kemampuan orang Indonesia dalam menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari akan mendorong negeri ini selangkah lebih maju di mata internasional.
"Karena bahasa Inggris di masa kini bukan hanya sekedar bahasa, tapi juga menjadi alat utama untuk berkomunikasi antar bangsa di manapun, di bidang apa pun. Jadi kalau Indonesia mau mendunia di sektor bisnis, pendidikan tinggi, riset, inovasi, kebudayaan, atau apa saja, hal utama yang harus dikuasai adalah komunikasi. Harus bisa bahasa Inggris," Moazzam menyampaikan.
Oleh karena itu, melalui laman Learn English Britsh Council dan aplikasi EduMu, pihaknya menawarkan materi-materi yang bisa diakses secara gratis untuk umum, mulai dari anak, remaja, mahasiswa atau profesional dan khusus untuk guru.
Selain materi online, tersedia juga materi yang disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI), ditayangkan oleh TVRI, dan sebuah surat kabar lokal agar penyebarannya merata di seluruh Indonesia, mengingat tidak semua wilayah di Tanah Air bisa terjamah internet.
Advertisement