Liputan6.com, Naypyidaw - Pemerintah India dikabarkan terus memperdalam keterlibatan strategisnya dengan Myanmar, di tengah meningkatnya kekhawatiran pengaruh China di Asia.
Presiden Ram Nath Kovind mengakhiri kunjungan lima hari ke Myanmar pada Jumat 14 Desember lalu, di mana India berusaha menyinergikan prakarsa Akta Timur dan Lingkungan Pertama dengan kebijakan luar negeri "independen, aktif dan non-blok" yang diusung oleh Myanmar.
Kunjungan kepresidenan ke Naypyidaw --yang pertama sejak 2006-- terjadi tidak lama setelah China dan Myanmar menyelesaikan kesepakatan untuk membangun pelabuhan laut di Kyaukpyu di pantai barat negara itu.
Advertisement
Dikutip dari The Straits Times pada Senin (17/12/2018), kesepakatan tersebut memberi China rute alternatif untuk impor energi dari Asia Barat, dan menghindari potensi titik tercekik di Selat Malaka.
Baca Juga
Namun, bagi India, kesepakatan itu dianggap lebih sebagai mimpi buruk keamanan, setelah sebelumnya China membangun "rangkaian mutiara" di Samudera Hindia yang terdiri dari proyek pelabuhan, seperti Gwadar di Pakistan dan Hambantota di Sri Lanka.
India khawatir proyek-proyek di atas akan memungkinkan akses militer lebih besar ke daerah permukimannya yang lebih luas.
Oleh karena itu, India mengejar Myanmar dengan menawarkan untuk mendanai dan bekerja pada proyek-proyek pembangunan, serta meningkatkan konektivitas kedua negara.
Niatan India ini juga mendorong sikap politik yang lebih lunak terhadap Myanmar, terkait peran militer dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap Rohingya.
Selama kunjungannya, Kovind mengaku menghargai upaya Myanmar dalam mencapai perdamaian dan rekonsiliasi nasional di negara bagian Rakhine.
Kovind juga menyerahkan 50 unit rumah prefabrikasi pertama untuk pengungsi Rohingya, yang dibangun di Negara Bagian Rakhine dengan uang dari pemerintah India.
Selain itu, India juga menyatakan dapat memperluas Program Pembangunan Negara Bagian Rakhine, setelah alokasi saat ini sebesar US$ 25 juta (setara Rp 364 miliar) sepenuhnya dilakukan.
"Pengaruh China yang meluas di kawasan Asia memicu penyesuaian baru pada kebijakan luar negeri India," ujar Profesor Swaran Singh dari Sekolah Hubungan Internasional di Jawaharlal Nehru University.
"Ini sulit dilawan, kekuatan dan kecepatan yang dimiliki China, semakin memperluas rekam jejak mereka dalam membangun infrastruktur di Myanmar," lanjutnya.
Simak video pilihan berikut:
Dinilai Penting bagi India
Beijing dan Naypyidaw juga menandatangani nota kesepahaman pada September lalu, untuk mendirikan Koridor Ekonomi China-Myanmar.
China telah membangun jalur kereta ganda yang menghubungkan Kota Kunming di provinsi Yunnan dengan kota-kota di perbatasan Myanmar.
Tidak ingin ketinggalan, India juga meluncurkan berbagai proyek konektivitas, termasuk jalan raya yang menghubungkan India dengan Myanmar dan Thailand, menguji layanan bus antar negara, serta membuka pasar perbatasan.
Kerja sama ini juga turut mengembangkan proyek transportasi multi-moda bertajuk Kaladan, yang menghubungkan Kolkata dan Pelabuhan Sittwe di Negara Bagian Rakhine, lalu kemudian terhubung ke timur laut India melalui jaringan jalan dan sungai.
Myanmar dinilai penting bagi India, karena merupakan satu-satunya gerbang fisik bagi negara itu untuk terhubung dengan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Advertisement