Puji Kesuksesan Rudal Hipersonik, Putin: Rusia Aman Beberapa Dekade Mendatang

Presiden Rusia Vladimir Putin yakin senjata hipersonik mampu melindungi negaranya hingga beberapa dekade mendatang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 27 Des 2018, 11:33 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 11:33 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin menguji coba senapan sniper saat mengunjungi pameran Kalashnikov Concern di Patriot Park, luar Moskow, Rabu (19/9). Tembakan Putin menghantam target yang jaraknya 600 meter. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool via AP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengawasi uji coba rudal hipersonik baru, menyatakan bahwa senjata itu tidak mungkin untuk dicegat, dan akan menjamin keamanan negara itu selama beberapa dekade mendatang.

Berbicara kepada petinggi militer Rusia pada Rabu 26 Desember, setelah menonton siaran langsung peluncuran sistem Avangard dari ruang kontrol kementerian pertahanan Rusia, Putin mengatakan tes itu "sukses besar", dan menjadi "hadiah Tahun Baru yang sangat baik untuk bangsa".

Menurut Kremlin, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (27/12/2018), rudal diluncurkan dari pangkalan Dombarovskiy di Pegunungan Ural selatan, dan mencapai sasarannya di lokasi uji coba di Kamchatka, sekitar 6.000 kilometer jauhnya.

"Sistem Avangard tidak bisa dicegat oleh segala kemungkinan pertahanan rudal yang ada saat ini," kata Putin bangga.

Presiden Rusia juga menambahkan bahwa senjata baru tersebut akan mulai beroperasi tahun depan, bersama Pasukan Rudal Strategis militer negara itu.

Rudal hipersonik adalah satu di antara berbagai senjata nuklir baru yang dipamerkan Putin pada Maret lalu, di mana dia mengatakan bahwa Rusia harus mewujudkannya sebagai tanggapan terhadap pengembangan sistem pertahanan rudal AS.

Ketika pertama kali mempresentasikannya, Putin mengatakan sistem rudal baru memiliki jangkauan antarbenua dan dapat terbang di atmosfer dengan kecepatan 20 kali kecepatan suara, melewati pertahanan rudal musuh.

Dia menekankan bahwa tidak ada negara lain saat ini yang memiliki senjata hipersonik serupa, atau lebih kuat.

Putin mengatakan bahwa Avangard dirancang menggunakan bahan komposit baru untuk menahan suhu hingga 2.000 derajat Celcius, yang berasal dari penerbangan melalui atmosfer dengan kecepatan hipersonik.

 

Simak video pilihan  berikut: 

 

Ancaman Perang Nuklir

Serangkaian Senjata Nuklir Terbaru Rusia Diuji Coba
Peluncuran rudal jelajah antarbenua bertenaga nuklir Rusia terbaru saat uji coba. Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa persenjataan mereka tidak dapat dicegat oleh musuh. (RU-RTR Russian Television via AP)

Sementara itu, Vladimir Putin memperingatkan untuk tidak mengabaikan ancaman perang nuklir, menyusul penarikan Amerika Serikat (AS) dari perjanjian senjata nuklir internasional, belum lama ini.

Berbicara pada konferensi pers tahunannya, Putin diminta oleh seorang jurnalis untuk mengomentari tentang ancaman perang nuklir atau perang dunia ketiga.

"Bahaya dari ancaman tersebut tengah diabaikan," kata Putin kepada lebih dari seribu wartawan dalam sesi tanya jawab akhir tahun, sebagaimana dikutip dari CNBC, pekan lalu.

"Kita memiliki kecenderungan untuk meremehkan situasi saat ini. Ada bahaya, ada risiko dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa risiko itu? Pertama dan terutama, runtuhnya sistem kontrol senjata internasional, yang membuat gencar perlombaan senjata," ujar Putin menegaskan.

Berbicara pada konferensi pers tahunannya, Vladimir Putin mengatakan sulit untuk memprediksi apa konsekuensi penarikan AS dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF), yang disepakati pada 1987 silam.

Perjanjian tersebut melarang Rusia dan AS untuk memiliki, memproduksi atau menguji terbang rudal jelajah darat yang memiliki kisaran tempuh sejauh 500 hingga 5.500 kilometer.

Selain itu, Putin juga menyatakan bahwa eskalasi ketegangan dapat menyebabkan munculnya perang yang seharusnya tidak terjadi.

"Sekarang mereka membuat satu langkah lagi dengan menarik diri dari perjanjian INF. Sulit membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya