2 Jam Drama Kepanikan Keluarga Temukan Ular Piton di Toilet

Ketika diperiksa, ternyata benar ada ular piton melingkar di sekitar balok di toilet di Rumah Dewan Perumahan di Eunos, Singapura.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 13:00 WIB
Ular Piton
Ilustrasi Foto Ular Piton (iStockphoto)

Liputan6.com, Singapura - Jeritan seorang wanita membangunkan seluruh penghuni rumah di Rumah Dewan Perumahan di Eunos, Singapura pada pukul 6.45 pagi waktu setempat. Ternyata, suara itu adalah respons dari temuan ular piton sepanjang tiga meter yang berada di dekat si perempuan.

Apa yang terjadi kemudian adalah drama kepanikan selama dua jam, di mana keluarga harus berurusan dengan ular piton sanca batik di rumah mereka sambil menunggu bantuan datang.

Mengingat kejadian itu, yang terjadi pada 30 Desember, warga yang hanya ingin dikenal sebagai Goh, mengatakan istrinya berlari ke kamar mereka untuk membangunkannya.

"Dia mengatakan ada ular besar di toilet. Saya pikir dia melebih-lebihkan atau telah salah mengira ular lain," katanya kepada The New Paper yang dikutip Jumat (11/1/2018).

Tetapi ketika dia memeriksa, ternyata benar ada ular piton melingkar di sekitar balok di toilet.

Goh yang berusia 60 tahun berucap, "Saya tidak bisa berkata-kata. Saya berpikir, 'Bagaimana hewan menakutkan ini masuk ke rumah saya?'"

Pada saat itu, putri dan menantunya juga bangun dan memanggil Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore (AVA) untuk meminta bantuan.

Pada saat yang sama, Goh memanggil Marine Parade Town Council (MPTC).

Dia tertegun ketika diberitahu bahwa dia harus memanggil perusahaan pengendalian hama untuk menangani masalah ini.

"Seluruh keluarga saya panik dan bingung harus berbuat apa. Istri saya berlarian di sekitar rumah kami, dan kami takut ular itu akan memasuki tempat kami berkumpul."

Sementara itu, AVA memberi tahu putrinya bahwa mereka segera mengirim bantuan.

Keluarga itu mencoba menemukan perusahaan pengendalian hama ketika ular piton itu bergerak dan melilitkan dirinya di sekitar pipa pembuangan kotoran.

"Sangat kacau. Banyak perusahaan pengendalian hama tidak bisa menolong, dan beberapa mengatakan mereka tidak bisa menangani piton. Kami benar-benar sudah kehabisan akal," tutur Goh.

Akhirnya, putrinya berhasil mendapat persetujuan bantuan dari sebuah perusahaan. Tetapi ketika karyawannya muncul, dia mengatakan ular itu terlalu besar dan dia harus meminta bala bantuan.

Tim tiba pukul 08.00 pagi dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menangkap ular piton, yang kemudian dilepaskan di daerah berhutan.

Ketika dihubungi, perusahaan pengendalian hama memberi tahu TNP bahwa ular itu panjangnya tiga meter dengan diameter 10 cm.

Juru bicaranya mengatakan keluarga itu diminta keluari rumah karena evakuasi ular adalah operasi yang berbahaya.

Goh, yang membayar 400 dolar Singapura untuk menyingkirkan piton, mengatakan, "Kami merasa benar-benar tak berdaya. Ular itu bisa menggigit kami. Hidup kami bisa dipertaruhkan saat kami berada di dekatnya.

"Jika ini terjadi lagi, kami berharap kami dapat diarahkan, atau mungkin seseorang bisa datang sampai bantuan yang relevan tiba."

Seorang juru bicara MPTC mengatakan kepada TNP bahwa Goh telah menelepon hotline Essential Maintenance Services Unit (EMSU), yang menangani permintaan seperti penyelamatan lift, tenaga listrik dan gangguan pasokan air.

Dia mengatakan AVA adalah otoritas yang tepat untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan gangguan hewan.

Juru bicara itu mengakui bahwa agen layanan pelanggan EMSU "bisa melakukan lebih baik dengan memberikan lebih banyak informasi untuk lebih membantu penduduk dalam situasi itu".

"Kami bekerja sama dengan penyedia layanan untuk meningkatkan proses ini," tambah juru bicara MPTC.

Seorang juru bicara AVA mengatakan, pihaknya segera menanggapi penampakan ular piton itu, dan sedang dalam perjalanan ke rumah Goh ketika putrinya menelepon untuk mengatakan bahwa ular itu telah ditangkap.

Wakil Kepala Eksekutif Animal Concerns Research & Education Society (Acres), Kalai Vanan mengatakan kepada TNP bahwa pemilik rumah harus menghindari menelepon perusahaan pengontrol hama karena ada kasus-kasus hewan liar, seperti ular, dibunuh atau dilukai karena penanganan yang tidak tepat.

"Menghubungi perusahaan pengontrol hama untuk menangani mereka mengirimkan sinyal yang salah bahwa hewan-hewan ini hama ... Ular adalah hewan liar yang dilindungi oleh hukum," tambah Vanan.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:


Insiden Serupa

Ular Piton
Ilustrasi Foto Ular Piton (iStockphoto)

Kasus serupa pernah terjadi di Australia. Kala itu seorang ahli penangkap ular asal Townsville, sebelah timur laut Queensland, Elliot Budd, mendapat panggilan ke sebuah rumah di daerah pegunungan Stewart.

Gara-garanya sekelompok pedagang menemukan ular piton besar di dalam toilet rumah mereka.

"Kira-kira ular itu sepanjang 3 meter, ini ular terbesar yang pernah saya tangkap. Mereka (penghuni rumah) tidak memberikan detail kepada saya sebelumnya, jadi saya tidak mengira kalau ular tersebut berada di toilet," kata Budd seperti dilansir dari Daily Mail, Senin 7 September 2015.

Si reptil jumbo raksasa dilaporkan sempat melarikan diri ke dalam pipa toilet.

"Dia sangat besar dan kuat. Saat dia masuk ke dalam pipa, saya tidak dapat menariknya keluar," ujar Budd.

Budd kemudian meminta kepada salah satu pedagang tersebut untuk membongkar toilet, agar dia dapat dengan mudah menangkap reptil ganas itu.

"Kami membongkar toilet dan bisa lebih menjangkaunya, tetapi ular itu sangat kuat. Sampai akhirnya bagian kepalanya mencuat keluar dan saya terus berusaha menariknya keluar," papar Budd.

Lokasi rumah si pedagang yang memiliki banyak semak-semak di bagian belakang memudahkan Budd untuk melepaskan hewan reptil itu. Ia berasumsi bahwa ular tersebut sengaja masuk ke dalam toilet karena cuaca di luar yang sangat panas.

"Pada bulan-bulan ini cuaca sangat kering dan tidak ada banyak air di daerah sini, ular itu membutuhkan minum," katanya.

Dua hari yang lalu, seorang rekan Budd juga sempat menarik ular sepanjang 2,3 meter keluar dari toilet. Chris Devin, ahli penangkap ular lainnya, mendapat telepon dari seorang pria di Kelso yang menemukan seekor ular di dalam toiletnya.

Atas peristiwa ini, Budd pun memperingati warga Queensland bahwa mereka memang akan sering menemukan ular di musim seperti ini. Terlebih saat ini juga merupakan musim kawin reptil jenis itu.

"Saya tidak bilang jika beberapa ular bersifat agresif, yang lainnya bersifat defensif. Pada umumnya ular-ular juga ingin pergi dari lingkungan kalian berada. Mereka hanya akan aktif jika Anda menyakiti mereka, sama seperti hewan-hewan lainnya," katanya.

Berkaca pada peristiwa itu, ada baiknya periksa terlebih dahulu sebelum menggunakan toilet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya