Liputan6.com, Bogota: Beberapa staf pribadi yang dikirim untuk melindungi Presiden Obama pada pertemuan puncak regional di Kolombia terlibat skandal seks. Para agen rahasia Amerika Serikat yang berjumlah 11 orang itu dituduh terlibat kasus dengan pelacur di kota resor Cartagena sebelum kedatangan Obama. Selain itu, staf pribadi, lima tentara AS juga tengah diinterogasi karena diduga ikut terlibat skandal tersebut.Â
Washington Post mengutip Presiden Asosiasi Penegakan Hukum AS, Jon Adler menyatakan sedikitnya satu orang petugas AS telah terlibat dalam skandal seks di Cartagena.
Sementara, seorang mantan reporter dan penulis buku di Badan Rahasia AS menyatakan kepada CNN, skandal tersebut terungkap karena salah satu agen tidak membayar salah seorang pekerja seks yang disewanya. Sehingga, sang pelacur melaporkannya ke pihak berwajib.
"Salah satu agen tidak membayar PSK, sehingga pelacur tersebut melaporkannya ke polisi," katanya.
Akibat skandal ini, mereka dipulangkan ke AS dan digantikan oleh staf lain. Kasus ini mencemarkan nama AS di Kolombia dan sedikit mengganggu berjalannya pertemuan para petinggi negara itu.
Asisten Direktur Dinas Rahasia AS, Paul Morrissey mengatakan akan menindak tegas para pelaku. Menurutnya, sesampainya di AS, mereka akan diberi hukuman berupa penghentian sementara dari pekerjaan. (RZK/Vin)
Washington Post mengutip Presiden Asosiasi Penegakan Hukum AS, Jon Adler menyatakan sedikitnya satu orang petugas AS telah terlibat dalam skandal seks di Cartagena.
Sementara, seorang mantan reporter dan penulis buku di Badan Rahasia AS menyatakan kepada CNN, skandal tersebut terungkap karena salah satu agen tidak membayar salah seorang pekerja seks yang disewanya. Sehingga, sang pelacur melaporkannya ke pihak berwajib.
"Salah satu agen tidak membayar PSK, sehingga pelacur tersebut melaporkannya ke polisi," katanya.
Akibat skandal ini, mereka dipulangkan ke AS dan digantikan oleh staf lain. Kasus ini mencemarkan nama AS di Kolombia dan sedikit mengganggu berjalannya pertemuan para petinggi negara itu.
Asisten Direktur Dinas Rahasia AS, Paul Morrissey mengatakan akan menindak tegas para pelaku. Menurutnya, sesampainya di AS, mereka akan diberi hukuman berupa penghentian sementara dari pekerjaan. (RZK/Vin)