Liputan6.com, Gaza - Hamas menyatakan akan membebaskan enam sandera Israel yang masih hidup pada Sabtu (22/2/2025) dan empat jenazah sandera pada Kamis (27/2). Langkah ini diduga sebagai imbalan atas diizinkannya mobil rumah (mobile home) dan peralatan konstruksi masuk ke Jalur Gaza yang hancur.
Enam sandera ini merupakan sandera terakhir yang akan dibebaskan di bawah fase pertama gencatan senjata. Kedua pihak yang berperang belum bernegosiasi mengenai fase kedua, di mana Hamas mengatakan bahwa mereka akan membebaskan puluhan sandera lainnya sebagai imbalan atas gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Kepala Biro Politik Hamas Khalil al-Hayya menuturkan bahwa keluarga "Bibas" termasuk di antara empat jenazah yang diserahkan - diyakini merujuk pada Shiri Bibas dan dua putranya yang masih kecil, Ariel dan Kfir, yang bagi banyak orang Israel melambangkan penderitaan para sandera. Demikian seperti dikutip dari AP.
Advertisement
Israel belum mengonfirmasi kematian mereka. Israel telah menyampaikan kekhawatiran mendalam tentang keluarga Bibas, sementara Hamas mengatakan mereka tewas dalam serangan udara Israel pada awal perang. Yarden Bibas, suami dan ayah, diculik secara terpisah dan dibebaskan bulan ini.
Kfir, yang berusia 9 bulan saat itu, adalah sandera termuda yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang terbaru saat ini.
Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan, mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui untuk mengizinkan mobil rumah dan peralatan konstruksi yang telah diminta lama untuk masuk ke Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pembebasan sandera.
Hamas minggu lalu mengancam akan menunda pembebasan, menyebutkan penolakan untuk mengizinkan masuknya mobil rumah dan peralatan berat di antara pelanggaran truce lainnya.
Israel sendiri diperkirakan akan terus membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk banyak yang menjalani hukuman seumur hidup karena serangan mematikan, sebagai imbalan atas pembebasan sandera. Lainnya ditahan tanpa dakwaan. Selama fase pertama, Israel juga akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang diculik dari Jalur Gaza sejak perang terbaru dimulai.
Gagasan Kontroversial Trump
Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari telah menghentikan pertempuran paling mematikan antara Israel dan Hamas, memungkinkan masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan ratusan ribu orang Palestina kembali ke rumah mereka seiring dengan mundurnya pasukan Israel dari sebagian besar wilayah tersebut.
Israel dan Hamas menandai 500 hari perang pada Senin (17/2).
Tantangan besar masih ada. Pemerintah Israel mengatakan ingin menghilangkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Faktanya, Hamas telah dengan cepat merebut kembali kendali atas wilayah kantong ini selama gencatan senjata, meskipun kehilangan para pemimpin dan banyak pejuang.
Selain itu, gagasan Presiden Donald Trump untuk secara permanen mengusir warga Palestina di Jalur Gaza agar Amerika Serikat (AS) dapat membangun kembali wilayah tersebut telah ditolak oleh dunia Arab dan rakyat Palestina, yang mengatakan mereka ingin tetap tinggal di tanah air mereka.
Mesir dilaporkan sedang bekerja pada rencana tandingan untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa memindahkan warga Palestina.
Advertisement
