7-2-1845: Harta Karun Romawi Berusia 2.000 Tahun Pecah Gara-Gara Ulah Pria Mabuk

Portland Vase yang dipamerkan di British Museum hancur lebur gara-gara ulah pria mabuk.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Feb 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 06:00 WIB
Portland Vase yang dipamerkan di British Museum hancur lebur gara-gara ulah pria mabuk.
Portland Vase yang dipamerkan di British Museum hancur lebur gara-gara ulah pria mabuk (Wikipedia/Public Domain/British Museum)

Liputan6.com, London - Sebuah harta karun berbentuk vas ditemukan di dalam sarkofagus atau peti mati dari batu yang konon menyimpan jasad Kaisar Romawi Alexander Severus dan ibunya di Monte del Grano, dekat Roma, Italia.

Jambangan berwarna biru violet gelap dengan gambar timbul putih itu diberi nama Portland Vase. Relief buatan tangan yang ada di permukaannya menggambarkan pernikahan Peleus dan Thetis dari mitologi Yunani kuno.

Diperkirakan berasal dari tahun 1 hingga 25 Masehi, jambangan tersebut dibuat dari kaca kameo (cameo glass) ala Romawi, yang dipadukan dari kaca dengan warna-warna berbeda.

Vas setinggi 24,5 sentimeter dan lebar 17,7 cm itu beberapa kali berpindah kepemilikan sejak ditemukan pada Abad ke-16 Masehi. Pada 1784, benda bersejarah itu menjadi milik Duchess of Portland, seorang kolektor barang antik yang terkenal.

Dan, pada 1810, Duke of Portland (Adipati Portland) ke-4 meminjamkannya ke British Museum di London untuk dipamerkan di sana. Ia mengira, vas tersebut akan aman berada di sana. Tapi, sang bangsawan ternyata keliru.

Hari itu, 7 Februari 1845, bencana terjadi. Saat jarum jam menunjuk ke pukul 15.45, vas yang tak ternilai harganya itu hancur berkeping-keping, tepatnya 80 menjadi bagian. Pelakunya adalah seorang pengunjung British Museum bernama William Lloyd, yang mengaku sebagai mahasiswa Trinity College, Dublin, Irlandia.

Pria itu konon sedang teler saat bikin onar di museum. Ia dilaporkan mabuk-mabukkan selama pekan sebelumnya. Lloyd melemparkan sebuah patung ke kotak kaca yang menyimpan Portland Vase. Baik wadah maupun barang berharga di dalamnya hancur.

Pelaku segera ditangkap setelahnya dengan tuduhan menyebabkan kerusakan yang disengaja. Tapi, pengacaranya berpendapat bahwa pasal yang digunakan dalam penuntutan berlaku hanya untuk penghancuran benda bernilai tidak lebih dari lima pound sterling.

Akibatnya, terdakwa hanya dihukum karena menghancurkan wadah kaca dan didenda tiga pound sterling.

Seperti dikutip dari The Vintage News, investigasi British Museum menemukan, William Lloyd ternyata bukan nama pelaku sebenarnya.

Nama aslinya adalah William Mulcahy. Dan meski mengaku mahasiswa Trinity College, ia sudah lama menghilang dari kampus tersebut.

Untungnya, Duke of Portland memutuskan untuk tidak mengajukan gugatan atas William Mulcahy alias William Lloyd. Alasannya, sang aristokrat tak mau bikin repot keluarga pelaku yang berlatarbelakang tak punya.

"Ia tak mau keluarga Mulcahy yang tak mampu menderita akibat tindakan bodoh atau kegilaan yang tidak dapat mereka kendalikan," demikian dikutip dari situs On This Day.

Vas yang hancur lebur itu kemudian direkonstruksi pada 1845, meski tak sepenuhnya pulih seperti sedia kala. British Museum kemudian membelinya pada 1945.

Upaya rekonstruksi kembali dilakukan pada 1948 dan 1988 -- dengan menggunakan teknik modern. Portland Vase dari zaman romawi kembali dipamerkan dengan penampakannya yang nyaris utuh.

Selfie Hancurkan Patung Romawi

Saint Michael
Hanya karena sangat berniat melakukan foto selfie, seorang pengunjung museum menghancurkan patung antik yang berasal dari abad 18. (Sumber: Facebook/Nuno Miguel Rodrigues)

Tindakan bodoh yang merusak benda berharga tak hanya terjadi pada masa lalu. Pada 2016 lalu, seorang wisatawan asal Brasil menghancurkan patung Saint Michael yang dipamerkan di National Museum of Ancient Art di Lisbon, Portugal.

Patung yang berasal dari Abad ke-18 itu hancur hanya karena pelaku ingin menghasilkan gambar selfie atau swafoto yang ia harap menguncang decak kagum. Ia yang berjalan mundur menyenggol patung tersebut.

Nuno Miguel Rodrigues, yang mengunjungi museum saat kejadian mengambil foto patung yang sudah dalam kondisi hancur dan memostingnya di Facebook.

"Ini harga mahal yang harus dibayar karena kebijakan menggratiskan tiket museum pada minggu pertama setiap bulan," kata dia seperti dikutip dari express.co.uk.

Para ahli mengatakan, kerusakan yang dialami patung St Michael tak bisa dipulihkan seperti sedia kala.

Selain harta karun berusia hampir 2.000 tahun yang rusak gara-gara ulah orang mabuk, sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada tanggal 7 Februari. Pada 1238, pasukan Mongol membakar kota Vladimir di Rusia. Sementara, pada 2009, kebakaran hutan di Victoria menyebabkan 173 korban jiwa dalam bencana alam terburuk dalam sejarah Australia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya