PM Jacinda Ardern: Penembakan Masjid Christchurch Hari Terkelam Selandia Baru

PM Jacinda Ardern mengatakan, kasus penembakan di Christchurch merupakan salah satu hari terkelam Selandia Baru.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Mar 2019, 13:22 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 13:22 WIB
Jacinda Ardern
Jacinda Ardern (AP Photo/Nick Perry)

Liputan6.com, Wellington - Perdana Menteri Selandia Baru telah memberikan pidato singkat menanggapi penembakan di masjid di Christchurch dan Linwood yang kabarnya telah menewaskan beberapa orang dan melukai sejumlah lainnya.

PM Jacinda Ardern mengatakan insiden itu adalah "salah satu hari paling kelam di Selandia Baru" dan bahwa para korban telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru rumah mereka. "Mereka adalah kita," katanya.

Ini komentarnya, seperti dilansir The Guardian, Jumat (15/3/2019):

"Walaupun saya tidak dapat memberikan konfirmasi pada tahap ini mengenai korban, yang dapat saya katakan saat ini jelas salah satu hari paling kelam di Selandia Baru.

Jelas, apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Banyak dari mereka yang akan terkena dampak langsung dari penembakan ini mungkin adalah migran ke Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini. Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru rumah mereka, dan itu adalah rumah mereka.

Mereka adalah kita. Orang yang telah melanggengkan kekerasan terhadap kita tak punya tempat di Selandia Baru. Tidak ada tempat di Selandia Baru untuk tindakan kekerasan ekstrem dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang jelas seperti tindakan ini (salah satunya).

Untuk saat ini saya dan semua warga Selandia Baru ada bersama mereka yang terdampak, dan juga untuk keluarga mereka.

Aku berduka untuk orang-orang di Christchurch terkait insiden penembakan ini.

Saran dari polisi adalah bahwa orang tetap di dalam ruangan. Saya mengakui bahwa itu mungkin berarti beberapa keluarga terpisah, tetapi tolong terus dengarkan informasi yang berkaitan dari Kepolisian Selandia Baru.

Tapi seperti yang saya katakan, harap tetap berada di tempat aman. Kami masih berpotensi menghadapi situasi yang berkembang. Dan lagi, seperti yang saya katakan, di beberapa situs. Yakinlah, polisi secara aktif berjaga. Rumah Sakit Christchurch didedikasikan untuk merawat mereka para korban yang tiba di rumah sakit saat itu.

Segera saya menuju Wellington. Bertemu dengan pihak terkait segera setelah saya mendarat. Harapan saya begitu tiba dan diberi pengarahan, saya berniat berbicara lagi secara terbuka. Saya dengan senang hati menjawab pertanyaan."

Sejauh ini polisi Selandia Baru memperingatkan penduduk Kota Christchurch untuk tetap di dalam rumah dan bangunan, serta diminta segera menelepon layanan darurat 111 jika melihat perilaku dan hal mencurigakan di sekitar mereka.

 

Simak video pilihan berikut:

Indonesia Mengecam Keras Penembakan di Masjid Christchurch

Penembakan di Masjid Selandia Baru
Warga menunggu dekat lokasi penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Polisi masih menyisir lokasi kejadian dan mengosokan seluruh ruas jalan Deans Avenue. (AP Photo/Mark Baker)

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri RI, mengecam keras dua penembakan di Masjid Al Nooor, Christchurch dan Linwood, Selandia Baru yang terjadi pada Jumat 15 Maret 2019 pukul 13.40 waktu setempat, tepat ketika ibadah salat Jumat tengah berlangsung.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia (juga) menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban," lanjut pernyataan resmi dari Kemlu RI yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/3/2019).

Kemlu menjelaskan, KBRI Wellington terus memantau perkembangan situasi dan telah mengirimkan tim ke Christchurch untuk berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan Pelajar Indonesia setempat.

"Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut," kata Kemlu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan di lokasi terpisah bahwa ada enam WNI yang berada di lokasi penembakan.

"Informasi yang kita kumpulkan, informasi awal terdapat 6 warga negara Indonesia yang berda di masjid tersebut," kata Retno di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat 15 Maret 2019.

Tiga warga negara Indonesia kata Retno berhasil melarikan diri. Dan pihaknya saat ini sedang mencari kembali tiga warga negara Indonesia yang lain.

"Kita sedang mencari tiga warga negara Indonesia yang lainnya, dapat saya sampaikan di Christchurch ada sekitar 330 WNI, 130 di antaranya adalah pelajar itu mendengar ada insiden penembakan tersebut. KBRI sudah menerjunkan tim protokol konsuler," papar Menlu.

Retno menjelaskan pihaknya sudah berada di sana. Terkait pelaku dan motifnya seperti apa, Retno pun belum memperoleh info lebih lanjut. Dia pun berharap dapat secepatnya menghubungi tiga WNI yang belum ditemui dalam insiden penembakan Christchurch dan Linwood.

"Sampai sekarang belum diperoleh informasi dan mudah-mudahan kita berdoa, agar kita bisa mengontak tiga warga negara Indonesia yang lainnya," kata Retno.

"Yang penting adalah mesin perlindungan (WNI) jalan, dan tim dari KBRI Wellington sudah ada di tempat," tambah Retno.

Pemerintah RI juga mengimbau agar WNI di Selandia Baru, terutama di Christchurch dan Linwood untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Wellington, +64211950980 dan +64 22 3812 065.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya